Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

AWAS KEMATIAN MENDADAK !

Simak video berikut : MATI MENDADAK Oleh : Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA Hafidzahullah AWAS KEMATIAN MENDADAK ! Oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari Kita berada di akhir zaman, banyak terjadi kematian mendadak, memang itu merupakan salah satu tanda-tanda hari kiamat. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits : عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak."[1] KENYATAAN DI HADAPAN KITA Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tersebut pada zaman ini benar-benar su

BAHAYA MENOLAK KEBENARAN

Simak video berikut :  BAHAYA MENOLAK KEBENARAN Oleh : Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA Hafidzahullah Sumber video : https://www.facebook. com JANGAN MENOLAK KEBENARAN Oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari Kebenaran mutlak datang hanya dari Allah Azza wa Jalla . Oleh karena itu, al-haq tidak diambil kecuali dengan petunjuk kitab Allah Azza wa Jalla dan Sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dan sepantasnya orang-orang yang sudah menerima al-haq, hendaknya mereka menerima dan mengikutinya. Allah Azza wa Jalla telah memuji orang-orang yang beriman karena mereka mengkuti al-haq dalam firmannya: أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَىٰ ۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari rabbmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, [a-Ra’d/13:19] Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata tentang makna aya

Kecerdasan Imam Ahmad Menjawab Tuduhan Al-Quran Sebagai Makhluk

Sumber video :  https://youtu.be/EvqFdl7S5Zo Kecerdasan Imam Ahmad Menjawab Tuduhan Al-Quran Sebagai Makhluk Imam Ahmad bin Hanbal hidup di Zaman yang pada saat itu kelompok Mu’tazilah sedang gencar-gencarnya menyuarakan bahwa al-Quran disebut Kalamullah adalah Makhluk. Sedangkan makhluk bersifat  Hadits  (baru) bukan  Qadim . ----- Kaum Muktazilah mendapat angin segar dan dimanja oleh Khalifah Al-Makmun hingga menjadikannya mazhab resmi negara, dan memaksa lawan ideologisnya untuk mengakui “Al-Qur’an sebagai makhluk”. Imam Ahmad bin Hanbal mengasingkan diri dari semua perdebatan di masanya, dan memilih hidup seperti salaf, meniru gaya hidup mereka. Sehingga kalangan salafi yang ada saat ini mengaku bahwa dia pengikut Imam Ahmad namun fakta mengatakan sebaliknya. Orang pertama yang mengatakan Al-Quran makhluk adalah Al-Ja’ad bin Dirham. Di masa Harun Ar Rasyid (193 H) belum ada kegairahan untuk mengadopsi pemikiran ini. Baru pada masa Al-Makmun (218 H) pemikiran ini diadopsi karen

Al-Quran Kalamullah Dan Bukan Makhluk

Dalil Al-Qur’an adalah Kalamullah Firman Allah  Ta’ala : وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah (Al-Qur’an), kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”  (At-Taubah: 6). Sisi Pendalilan: Yang dimaksud dengan Kalamullah di dalam ayat ini adalah Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan Ibnu Katsir  rahimahullah  dalam Tafsirnya. Dalam Ayat ini, kata “Kalam/Firman” disandarkan kepada kata “Allah”, sedangkan Kalam (firman)  bukanlah  sesuatu yang berdiri sendiri yang terpisah dari diri Allah seperti makhluk, akan tetapi sesuatu yang ada pada Allah sebagai sifat bagi-Nya, dengan demikian Kalamullah (Al-Qur’an) dalam ayat ini, bukanlah makhluk. Allah  Ta’ala

ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..? ATAUKAH SEBALIKNYA..?!

ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..? ATAUKAH SEBALIKNYA..?! (Studi banding antara aqidah tokoh syi’ah: Al-Khumaini dan aqidah kaum sufi: At-Tijaani, Alwi Al-Maaliki, Habib Al-Jufri, dan Habib Munzir) Sungguh kita menemukan permusuhan yang sangat sengit dari kaum syi’ah dan aswaja imitasi (baca: sufi) terhadap aswaja asli (baca: salafy atau yang dinamakan oleh kaum sufi sebagai wahabi). Seakan-akan musuh mereka hanyalah kaum wahabi. Ada apa gerangan antara Syi’ah dan Aswaja, kenapa sama-sama bersepakat memusuhi kaum wahabi..??!! Rahasianya adalah adanya kesamaan antara dua kelompok ini, terutama dalam peribadatan kepada penghuni kuburan dan para wali !!! Tidak heran jika SYI’AH & ASWAJA SUFI: Sama-sama hobi meninggikan kuburan…??!! Sama-sama hobi beribadah di kuburan…??!! Sama-sama hobi meminta dan beristighotsah kepada penghuni kuburan..??!! Sama-sama hobi mencari barokah dari pasir yang ada dikuburan para wali?? Sama-sama berlindung di balik topeng “cinta kepada Ahlul Bait…”, atau

BEBERAPA KESAMAAN ANTARA AGAMA SYI’AH DENGAN THARIKAT SUFIYYAH

Kesamaan Antara Agama Syi’ah Dengan Tharikat Sufiyyah BEBERAPA KESAMAAN ANTARA AGAMA SYI’AH DENGAN THARIKAT SUFIYYAH Siapapun yang mengetahui hakikat tasawwuf (Sufi) dan tasyayyu’ (Syi’ah), ia akan mendapatkan keduanya seperti pinang dibelah dua. Keduanya berasal dari sumber yang sama, dan memiliki tujuan yang sama. Oleh karena itu, kedua firqah ini memiliki kesamaan dalam pemikiran dan aqidah. Di antara persamaan dua golongan tersebut,  ialah: Pertama. Kaum Syi’ah mengaku memiliki ilmu khusus yang tidak dipunyai kaum muslimin selain mereka. Mereka menisbatkan kedustaan ini kepada Ahlul bait dengan seenak perutnya. Mereka juga mengklaim memiliki mushaf (Al-Qur`ân) tersendiri, yang mereka sebut Mushaf Fathimah. Menurut keyakinan mereka, mushaf ini memiliki kelebihan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan Al-Qur`ân yang ada di tangan kaum muslimin.[1] Mereka menganggap Muhammad diutus dengan tanzil, sedangkan Ali diutus dengan takwil.[2] Demikian pula orang-orang Sufi, mereka

Penamaan Salafiyyah/Salafy bukan bid’ah (Inovasi baru dalam Dien)

Memang kta kita tidak perlu menyebut diri golongan atau kelompok dan atau group "Salafi", tapi dalam rangka membedakan pemahaman atau manhaj dan dalam rangka memilih guru (ustadz) perlu penamaan. Simak vedeo berikut :  (1) KEUTAMAAN MEMBEDAKAN ANTARA ULAMA YANG LURUS DAN ULAMA YANG SESAT.  Sumber vedeo : https://youtu.be/LnZkgpwePyg (2) DIANTARA USHUL SALAFIYAH  MEMBELA AHLUSSUNNAH DAN AHLINYA SERTA RUDUD YANG SHAHIH.  Oleh : Syaikh Prof. Sulaiman Arruhaili حفظه الله  Sumber video :  https://youtu.be/zQcruAxthJU Penamaan Salafiyyah/Salafy bukan bid’ah (Inovasi baru dalam Dien) Telah banyak dan sering kali tersebar penyebutan nama Salafiyyah dan kata-kata “Salafy”, yang datang dari orang-orang yang jujur, dan memahami berdasarkan pengetahuan/pengalaman mereka. Tapi di waktu lain muncul informasi dari syaithan yang ada dari kebanyakan manusia, yang ingin menyingkirkan dakwah yang benar (Islamiyyah), mengaburkannya, dan menggantinya dengan seruan bid’ah/inovasi baru dan halusin

PERTARUNGAN MAUT ITU BERADA DI ANTARA USIA 60 TAHUN HINGGA 70 TAHUN

PERTARUNGAN MAUT ITU BERADA DI ANTARA USIA 60 TAHUN HINGGA 70 TAHUN Tidak banyak orang yg hidup hingga mencapai usia 60 tahun. Jika kita mencapainya maka waspadalah, karena inilah saat yang menentukan akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yg baik (husnul khatimah) atau akhir yg buruk (su'ul khatimah). Allah SWT telah mengingatkan manusia yg telah berumur 40 tahun (dalam Surat Al-Ahqaaf 15). Allah juga mengingatkan hamba-Nya yg mencapai usia 60 tahun sebagaimana tersirat dalam firman-Nya berikut ini : "Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yg sholih berlainan dengan yg telah kami kerjakan'. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yg cukup untuk berfikir bagi orang yg mau berfikir, dan (apakah tidak ) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yg zhalim seorang penolong pun.". (QS Fathir 35:37). Sahabat Ali, Ibnu Abbas

Tanpa Tauhid, Amal Ibadah Tidak akan Bernilai

Tanpa Tauhid, Amal Ibadah Tidak akan Bernilai Sumber video :  https://www.youtube.com/embed/MfmGRW1JDO8 Tauhid Cabang Keimanan Paling Tinggi : Tauhid Cabang Keimanan Paling Tinggi. Adapun cabang-cabang keimanan yang lainnya tidak akan diterima kecuali setelah sahnya cabang keimanan yang paling tinggi tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ  “Iman itu lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah perkataan ‘laa ilaaha illallah’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah]. Sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim no. 162) An-Nawawi rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits tersebut, وَقَدْ نَبَّهَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّم

SUMPAH IBLIS UNTUK MENGGODA BANI ADAM

Simak video berikut : SUMPAH IBLIS UNTUK MENYESATKAN MANUSIA Oleh : Ustadz Tanthawi Abu Muhammad Hafidzahullah SUMPAH IBLIS UNTUK MENGGODA BANI ADAM Oleh : Ustadz Al-Ustadz Qomar Suaidi Sumpah Iblis Untuk Menggoda Bani Adam Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al-A’raf : 16-17) Di dalam ayat ini Allah Ta’ala mengisahkan tentang Iblis yang bersumpah untuk menyesatkan Bani Adam dari jalan yang lurus sekuat tenaga dengan berbagai cara dan dari segala arah dengan berbagai taktik dan strategi. Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ighosatul Lahfan menjelaskan : Jalan yang dilalui oleh insan ada empat, (tidak lebih) ia terkadang arah depan dan arah belakang di jalan manapun ia lalui, ia akan menjumpai syaithan mengintai. Bila menemp