Postingan

Menampilkan postingan dengan label Akhlak

SIAPA KELUARGA YANG WAJIB DIJAGA SILATURAHMINYA ?

SIAPA KELUARGA YANG WAJIB DIJAGA SILATURAHMINYA ? Oleh : Ustadz Ahmad Anshori, Lc Silaturahmi adalah ibadah yang besar pahalanya. Banyak ayat dan hadis yang secara gamblang menjelaskan keutamaannya. Sehingga silaturahmi bukan hanya suatu tindakan sosial saja, tapi seorang muslim bisa beribadah kepada Thannya; Allah azza wa jalla dengan cara bersilaturahim kepada kerabatnya. Diantara motivasi menyambung silaturahmi dalam Al-Quran, ada dalam surat Ar-Ra’d ayat 21 Allah ta’ala berfirman,  وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ  Orang-orang yang menjaga hubungan kepada siapa saja yang Allah perintahkan dijaga hubungannya. Mereka takut kepada Tuhannya, takut kepada hisab yang buruk. Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa yang dimaksud menjaga hubungan kepada siapa saja yang Allah perintahkan, adalah perintah luas maknanya, bukannya kerabat, bahkan menjaga hubungan baik kepada Allah dan R...

Hukum permusuhan antara saudara kandung

Gambar
Dalil tentang syar'iat silaturahim ” مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ  لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ “ Artinya: “Tidak ada dosa yang Allah Subhana wa Ta'ala lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahim” (HR Tirmidzi) ” إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ “ Artinya: “Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahim” (HR Ahmad) ” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “ Artinya:“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim” إَنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ...

BERLEMAH LEMBUT KEPADA KEDUA ORANGTUA

Gambar
Tersayat sekali hati ini melihat anak yg tega menyerahkan orangtuanya ke Panti Lansia dan rela menandatangani konsekwensi yang harus diterima, yaitu "Menyerahkan secara total", artinya jika nanti orangtuanya wafat maka si anak tidak harus diberi tau. Allah yaa Rabb ... Jagalah orang tua kami ... Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sedari kecil ... Panjangkan masa" kami untuk selalu bersamanya ... Membahagiakannya ... Mampukan kami untuk bisa merawatnya hingga nyawa tak lagi membersamai raganya ... Sungguh, seluruh kebaikan kami jika dikumpulkan belum sanggup tuk membayar setetes air susunya yg telah menjadi darah daging kami ... Orangtua kamilah yg paling berhak mendapatkan kasih sayang kami, cinta kasih kami, perlindungan kami dan doa" kami hingga akhir hayat ... اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا ... (Tulisan Seseorang Semoga Allah Menjaganya)  BERLEMAH LEMBUT KEPADA KEDUA ORANGTUA Salah satu perkara pe...

PENYAKIT SOMBONG

PENYAKIT SOMBONG Bismillah Kesombongan merupakan kekhususan dari kekhususan yang dimiliki oleh Dzat yang Maha Perkasa, Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:  قَالَ اللَّهُ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا أَدْخَلْتُهُ جَهَنَّمَ "Allah azza wa jalla berfirman: 'Kesombongan adalah jubahKu, sedangkan keagungan adalah pakaianKu, maka barangsiapa yang mencabut salah satunya dariKu, maka akan Aku lemparkan ia kedalam neraka".  (HR Muslim 2620, Abu Dawud 4090) Orang-orang yang sombong adalah seburuk-buruk makhluk disisi Allah, dan mereka akan dikumpulkan kelak pada hari kiamat dengan membawa kerendahan dan kehinaan diwajah-wajah mereka. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala: ﴿ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسۡوَدَّةٌۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّم...

Hukum Istihza’ Bid Din (Memperolok-olok Agama)

HUKUM ISTIHZA’ BID DIN (MEMPEROLOK-OLOK AGAMA) Oleh : Ustadz Abu Ihsan Al Atsary Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitabNya: يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بَمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللهَ مُخْرِجُ مَاتَحْذَرُونَ Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. [at-Taubah/9 : 64]. وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”. [at Taubah/9 : 65]. لاَتَعْتَذ...

Jauh-Jauh Cari Stoicism, di Islam Sudah Ada!

Jauh-Jauh Cari Stoicism, di Islam Sudah Ada!  Oleh : Muthia D. Santika (Psikolog)   Stoicism atau stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang fokus pada bagaimana memunculkan kebahagiaan dalam diri manusia. Filosofi stoic berevolusi dari waktu ke waktu. Yang pada kelahirannya fokus pada logika dan fisik, kini beralih ke hal-hal yang bersifat psikis seperti ketenangan dan kesejahteraan. Sehingga para stoic (penganut filosofi stoicism) tidak hanya membenarkan ide-ide filosofisnya saja namun juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.   Prinsip utama filsafat ini diantaranya adalah:  1. Memisahkan antara apa-apa dalam kehidupan ini yang tidak dapat dikendalikan dan apa-apa dalam kehidupan yang bisa dikendalikan. Yang kemudian menjadi ruang bagi manusia untuk memilih. Karena ada banyak hal dalam kehidupan yang ada di luar kendali manusia, maka jika manusia mengkhawatirkan hal tersebut akan menyebabkan kehidupan yang kurang produktif, tidak rasional...

Dosa Mengolok-olok Ajaran Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

Dosa Mengolok-olok Ajaran Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  Segala puji bagi Allah Tabarakallah wa Ta'ala yang telah menetapkan hukum yang sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. Seringkali kita saksikan begitu mudahnya sebagian orang mengolok-ngolok saudaranya yang ingin menjalankan syaria’t Islam, membela Al Qur'an dan memegang teguh ajaran agama Allah Tabarakallah wa Ta'ala (Islam). Seharusnya setiap muslim tahu bahwa perbuatan seperti ini bukanlah dosa biasa.  Allah Tabarakallah wa Ta’ala berfirman, وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah ...

KESAKSIAN BAGI JENAZAH

Gambar
KESAKSIAN BAGI JENAZAH  Kisah sahabat mulia Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu ini dituturkan seorang tabi'i Abul Aswad Ad-Duali,  قَدِمْتُ المَدِينَةَ وَقَدْ وَقَعَ بِهَا مَرَضٌ، فَجَلَسْتُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فَمَرَّتْ بِهِمْ جَنَازَةٌ، فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: وَجَبَتْ، ثُمَّ مُرَّ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: وَجَبَتْ، ثُمَّ مُرَّ بِالثَّالِثَةِ فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا شَرًّا، فَقَالَ: وَجَبَتْ، فَقَالَ أَبُو الأسْوَدِ: فَقُلتُ: وَمَا وَجَبَتْ يَا أَمِيْرَ المُؤْمِنِينَ؟ قَالَ: قُلتُ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أيُّمَا مُسْلِمٍ، شَهِدَ لَهُ أرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ، أدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ فَقُلْنَا: وثَلَاثَةٌ، قَالَ: وثَلَاثَةٌ فَقُلْنَا: واثْنَانِ، قَالَ: واثْنَانِ ثُمَّ لَمْ نَسْأَلْهُ عَنِ الوَاحِدِ.  Saya tiba di Kota Madinah. Saat itu di Kota Madinah tengah terjadi penyebaran penyakit. Saya duduk meng...

Jangan Bawa Bawa Agama

Simak video berikut : Hei, Jangan Bawa Bawa Agama di Grup WA. Oleh Ustadz : DR.Syafiq Basalamah.Lc.MA Hafidzahullah  Jangan Bawa Bawa Agama  Lo, agama itu harus dibawa dan selalu melekat kemanapun anda pergi.  Jangan sampai anda menjadi orang atheis alias tak beragama di saat anda sedang di kantor, atau di pasar, atau di tempat kerja anda.  Terapkan nilai nilai agama anda dimana pun anda berada, agar anda menjadi manusia yang terhormat dan mulia lagi berakhlaq mulia di manapun anda berada.  Kawan! tahukah anda bahwa yang membedakan manusia dari hewan adalah adanya nilai nilai agama dalam setiap sendi kehidupan anda?  Dahulu Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya adalah orang orang cerdas, bahkan sebagai kepala sukunya, namun karena mereka menolak agama Allah maka disamakan dengan hewan, yang hanya berorientasi pada menuruti nafsunya, makan, minum, melampiaskan seks, tidur, bangun layaknya hewan.  وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُ...

Orang Tua Nabi Muhammad di Masa Fatrah dan Siapa Ahlul Fatrah?

Orang Tua Nabi Muhammad di Masa Fatrah dan Siapa Ahlul Fatrah?  Bagaimana jika ada yang meninggal di masa fatrah (masa kosong di antara dua nabi) seperti orang tua nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa ada seseorang yang bertanya,  يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيْنَ أَبِي؟  “Wahai Rasulullah di mana tempat kembali bapakku?”  فِي النَّارِ  “Di neraka.”  Ketika orang tersebut berpaling, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya lantas berkata,  إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّار  “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim, no. 203)  Dari hadits di atas kita bisa mengambil beberapa faedah yang kami sarikan dari penjelasan Imam Nawawi:  1- Siapa saja yang mati dalam keadaan kafir, maka ia berada di neraka dan tak bermanfaat hubungan keluarga dekat.  2- Dalam hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa siapa yang mati pada masa fatrah (masa kosong di antara dua nabi) dan s...

UNTUKMU KU KIRIM ALFATIHAH !

Simak uraian Ust. Farhan Abu Furaihan di video berikut : UNTUKMU KU KIRIM ALFATIHAH ! Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi Pada suatu acara, seorang tokoh dengan serius mengatakan: “Sebelum acara ini kita mulai, marilah kita membukanya dengan bacaan al-Fatihah..” Serempak, para hadirin pun tunduk dan khusyuk membacanya bersama-sama. Di penghujung acara, seorang tokoh diminta menutup acara dengan doa, maka dia pun menghadiahkan doanya untuk para wali yang telah meninggal dunia, lalu mengatakan: “Al-Fatihah ala hadhroti syaikhina wa waliyyina..” Kasus-kasus serupa mungkin sering kita jumpai dimasyarakat. Namun, pernahkah kita berfikir bahwa semua itu adalah tata cara beragama yang tidak ada contohnya dan diingkari oleh para ulama?! Marilah kita kaji bersama masalah ini dengan lapang dada. Teks Hadits الْفَا تِحَةُ لِمَا قُرِ ئَتْ لَهُ Al-Faatihatu limaa quriat lahu “Al-Fatihah itu sesuai untuk apa yang dibaca.” TIDAK ADA ASALNYA. Yakni dengan lafadz ini, demikian juga k...