Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sufi

Mengaku Bertemu Nabi Dalam Keadaan Sadar, Apakah Kemusyrikan?

Simak uraian Ust.  Dr. Ariful Bahri, Lc., M.A  berikut : Mengaku Bertemu Nabi Dalam Keadaan Sadar, Apakah Kemusyrikan?  Perlu diketahui bahwa ada dua masalah yang berkaitan dengan hal ini, yaitu masalah bertemu Rasulullah di dalam mimpi, dan bertemu beliau dalam keadaan sadar setelah beliau wafat.  Pertama: Bertemu Rasulullah di dalam mimpi  Hal ini mungkin terjadi, dan tidak ada perselisihan di antara Ulama. Berdasarkan hadits berikut ini:   نْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَمَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ  Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh dia telah melihatku. Karena sesungguhnya syaithan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja...

Wihdatul Wujud

Simak full video :  https://youtu.be/ WIHDATUL WUJUD Oleh : Ustadz Muhammad Ashim bin Musthafa Hakikat Keyakinan Wihdatul Wujud dan Pelopornya Keyakinan wihdatul wujud, merupakan pemahaman ilhadiyah (kufriyah) yang muncul setelah dipenuhi dengan keyakinan hulul. Yaitu, dalam istilah Jawa disebut manunggaling kawula lan gusti. Artinya, bersatunya makhluk dengan Tuhan, pada sebagian makhluk. Tidak ada keterpisahan antara keduanya. Muaranya,  segala yang ada merupakan penjelmaan Allah Azza wa Jalla . Tidak ada wujud selain wujud Allah. Hingga akhirnya berpandangan, tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini, kecuali Allah. Pemikiran sesat seperti ini, tidak lain kecuali berasal dari keyakinan Budha dan kaum Majusi.[1] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, bahwa mereka (orang-orang yang berkeyakinan dengan aqidah wihdatul wujud) telah melakukan ilhad (penyimpangan) dalam tiga prinsip keimanan (iman kepada Allah, RasulNya dan hari Akhirat). Menurut Syaikhul Is...

Mengenal Sufi Syiah Tarekat Bektashi di Albania

Gambar
Pimpinan komunitas Bektashi Albania, Edmond Brahimaj, Baba Mondi, saat berkunjung ke Jerman pada Mei 2022.Foto: Angjelina Verbica Mengenal Sufi Syiah Tarekat Bektashi di Albania  Ada keragaman agama dan toleransi di Albania. Setengah dari populasinya adalah muslim Sunni. Namun, ada pula aliran sufi Syiah tarekat Bektashi, yang berpusat di Tirana, Albania.  Para penganut Bektashi ini sama sekali tidak sesuai dengan gambaran klise Barat tentang muslim. Ini adalah aliran sufi Syiah yang telah turut membentuk kehidupan dan budaya Albania di Eropa Tenggara selama berabad-abad.  Di Albania yang multiagama saat ini, lebih dari separuh penduduknya adalah penganut agama Islam, selain itu ada juga Kristen Ortodoks dan Katolik.  Umat ​​​​muslim di negara ini terbagi menjadi mayoritas muslim Sunni dan Bektashi, yang secara ideologis terkait dengan aliran Alevi di Turki.  Tarekat sufi menonjol dalam kepercayaan ini karena beberapa hal unik yang membuat pengikutnya tampak het...

Cerita khurafat sufi : Syekh Piyobang, Ulama "Cukur Sebelah"

Simak video brikut :  Cerita Khurafat Kiyai Idrus Ramli, kiyai tarekat sufi  Cerita khurafat sufi  : Syekh Piyobang, Ulama "Cukur Sebelah"  Banyak cerita heroik para ulama besar saat menyebarkan Islam di Sumatera Barat. Sebut saja kisah Syekh Piyobang. Cerita tentang ulama ini terkait dengan ‘Gaek Cukua Sabalah’ (orang tua yang belum selesai bercukur rambut).  Penelusuran VIVAnews, kisah ini  beredar pada semua umur, dan menyebar tak di satu tempat. Seorang ibu separuh baya, mengaku telah mendengar cerita ‘Gaek Cukua Sabalah’ sejak masih duduk di kelas 3 Pendidikan Guru Agama, Sawahlunto, Sumatera Barat.  Guru saya, Pak Azhar, yang menceritakannya,” ujar Zur, 54 tahun, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Belimbing Permai. Kisah yang dikenang Zur, Syekh Piyobang adalah ulama berilmu tinggi, dan memiliki karomah. Dari sejumlah literatur, bersama dua temannya, Haji Miskin dan Haji Sumanik, Syekh Piyobang dikenal sebagai ulama pembaru. Di aba...

RUSAKNYA AQIDAH TOKOH-TOKOH SUFIYYAH YANG MEYAKINI ADANYA WALI MAJDZUB (WALI GILA DAN TIDAK WARAS)

Gambar
RUSAKNYA AQIDAH TOKOH-TOKOH SUFIYYAH YANG MEYAKINI ADANYA WALI MAJDZUB (WALI GILA DAN TIDAK WARAS) Keyakinan sesat ini semakin disemarakkan oleh tokoh-tokoh Sufi seperti Ust. Abdul Somad, Buya Yahya, Buya Ar-Razi Hasyim hadahumullah dan tokoh-tokoh Sufi lainnya. Lihat bukti videonya diatas..! Sungguh terlalu banyak keanehan-keanehan Kaum sufiyyah yang disebabkan kegemaran mereka membuat-buat ajaran-ajaran dan amalan-amalan baru dalam agama ini. Salah satunya keanehan mereka yang meyakini orang gila dan tidak waras sebagai wali yang sama sekali tidak memiliki kriteria para wali sebagaimana yang disebutkan oleh Allah subhanahu wata'ala di dalam al-qur'an tentang kriteria mereka. أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ "Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, jaminan masuk surga (yaitu) ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MEREKA SELALU ...

DERAJAT HADIS TENTANG KALIMAT SYAHADAT TERTULIS DI TIANG ARASY

Ustadz Prof. H. Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., Ph.D., Datuk Seri Ulama Setia Negara ( Ustadz sufi Bertarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ), obral hadis palsu ? Simak video berikut : DERAJAT HADIS TENTANG KALIMAT SYAHADAT TERTULIS DI TIANG ARASY  Oleh : Lukmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.  PERTANYAAN:  Bagaimana status hadis tentang Nabi Adam عليه السلم yg melihat tulisan di surga lafaz الله  dan  محمد dalam bentuk syahadat lalu Nabi Adam bertanya, “Siapa orang yang berdampingan dengan engkau ya Rabb?” Kurang lebihnya seperti itu.   JAWABAN : Barangkali hadis yang ditanyakan redaksinya adalah  لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ، قَالَ: يَا رَبِّ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لَمَا غَفَرْتَ لِي، فَقَالَ اللهُ: يَا آدَمُ، وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أَخْلُقْهُ؟ قَالَ: يَا رَبِّ، لِأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيَدِكَ، وَنَفَخْتُ فيَّ مِنْ رُوْحِكَ، رَفَعْتُ رَأْسِي، فَرَأَيْتُ عَلَى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا: لَا إِلَهَ إِلَّا الل...

Fes Disebut Kota Spritual Maroko

Kota Fes Morocco yang digelar Kota Madinah Idrisiah, kerana, dipenuhi oleh Masa Keturunan Baginda Nabi SAW dari jalur Saidina Hasan.  3 Alasan Fes Disebut Kota Spritual Maroko Fes lebih dikenal sebagai kota spiritual dan budaya di Maroko. Kota eksotik ini dibangun oleh Raja Idris I pada 789 M. Putranya, Idris II, melanjutkan pembangunan kota ini hingga 810 M.  Fez lama disesaki rumah-rumah atau bangunan yang  berimpitan. Lazimnya kota-kota tua di Arab, Fes lama juga dikelilingi tembok tinggi, sekitar lima meter, dengan beberapa buah pintu masuk. Kota lama yang dikenal pula dengan nama Fez Al Bali hanya bisa dimasuki dengan jalan kaki atau naik sepeda. Tak ada akses untuk kendaraan roda empat di sini. Toko-toko, sekolah, rumah penduduk, dan restoran saling berhadapan, hanya dipisahkan oleh jalan sempit selebar dua meter saja. Konon, sejak 1.000 tahun silam, beginilah wujud Kota Fes, tak berubah sama sekali.    Berpenduduk hampir satu juta jiwa (menurut sensus 200...

Tawasul Syar’i vs Tawasul Syirik

Sumber video :  https://youtube.com/shorts/ Tawasul Syar’i vs Tawasul Syirik  Tawasul artinya mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk rasul-Nya, dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhoi-Nya. Atau dengan kata lain seseorang melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya.  Namun, sebagian kaum muslimin salah dalam memahami tawasul. Mereka bertawasul dengan orang-orang shalih dan wali yang sudah mati. Inilah yang mereka anggap sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah. Padahal hal tersebut dapat menjerumuskan mereka ke lembah kesyirikan.  Tawasul yang Diperbolehkan  Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah. Perlu diketahui bahwa tawasul dibagi menjadi dua yaitu tawasul syar’i dan tawasul bid’i.  Tawasul syar’i adalah tawasul yang ditetapkan oleh syariat, yakni yang memiliki dalil dari Al Qur’an dan Hadits Nabawi. Maksudnya mengambil wasila...