Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sufi

Perkataan Ulama Tentang Sufi

Gambar
Baca artikel terkait berikut : Betulkah Buya Hamka Pengikut Tarekat Qadiriah wa Naqsyabandiyah? Meluruskan Fitnah Terhadap Buya Hamka Soal Tahlilan dan Dibaiat Abah Ano Perkataan Ulama Tentang Sufi  Celaan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah terhadap shufiyah  Shufiyah bukanlah pengikut Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah. Di antara buktinya adalah banyaknya celaan dari Al-Imam Asy-Syafi’i dan lainnya terhadap mereka.  Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”  Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah juga mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.”  Beliau juga berkata, “Azas (dasar shufiyah) adalah malas.” (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i rahimahullah hal. 13-15)  Beli...

Kisah fiktif : Syekh Abu Yazid Al-Busthomi berguru pada anjing

Gambar
Kisah fiktif : Syekh Abu Yazid Al-Busthomi berguru pada anjing Ada kisah yang viral dan yang lebih menarik, yakni kisah sufi moderat, Syekh Abu Yazid Al-Busthomi. Suatu ketika beliau berjalan sendiri di malam hari. Lalu beliau melihat seekor anjing berjalan lurus ke arahnya. Ketika anjing itu menghampiri beliau, Abu Yazid mengangkat jubahnya khawatir tersentuh anjing yang katanya najis itu. Anjing itupun berhenti dan memandangnya.     Entah bagaima Abu Yazid mendengar anjing itu berbicara kepadanya. ‘‘Tubuhku kering dan tidak akan menyebabkan najis kepadamu, kalaupun terkena najis, cukup dibilas tujuh kali dengan air dan tanah, maka najis ditubuhmu akan hilang. Tapi jika engkau mengangkat jubahmu karena menganggap dirimu lebih mulia, lalu menganggapku anjing yang hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walaupun engkau membasuhnya dengan tujuh samudera lautan’’.     Mendengar itu, Abu Yazid tersentak dan meminta maaf kepada anjing ters...

Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin

Sumber video :  https://youtu.be/Jz_zMNfCRH0?si=gQlzphp5bDbm1vsW Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin  DR. Usamah bin Abdul Hamid dalam sebuah artikelnya menyebutkan bahwa Imam al-Ghazali suatu waktu hendak berkunjung ke Marakesh (pusat pemerintahan Murobithin kala itu). Namun, ia menunda dan membatalkan kunjungannya itu. Mengapa?  Sebab, Yusuf bin Tasyifin menyambanginya di perjalanan, ketika baru sampai Iskandariah. Ini adalah bukti akan adanya hubungan baik di antara keduanya, antara Yusuf dan al-Ghazali.  Namun, ketika Yusuf mewariskan kekuasaannya pada putranya, Ali bin Yusuf, hubungan baik Yusuf dan al-Ghazali retak. Saat Ali mewarisi kerajaan Murobithin, keinginannya membakar kitab Ihya Ulumuddin karya sahabat bapaknya, Imam al-Ghazali, seperti tak terhentikan. ALi bin Yusuf mendapat sokongan penuh para fukaha, para ahli fikih.  Adalah Murobithin sebuah kerajaan Islam yang sempat eksis di bumi Maroko dan Spanyol pada abad ke-5 dan 6 Hijri...

Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah 'Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI'I DALAM MASALAH 'AQIDAH Memperkenalkan pernyataan imam syafi'i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah imam asy-syafi'i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin. di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi'i fi Itsbat al-Aqidah , karya Dr. Mu h ammad bin Abdil-Wahab al-'Aqîl. Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. Saya suka kalau tidak ada yang ditambahkan ke kuburan, dan tidak ada salahnya kalau ada kotoran dari sesuatu yang lain di dalamnya. Kalau kotoran dari sesuatu yang lain ditambahkan, tanahnya akan naik tinggi. Saya suka kalau tanahnya harus terbuka ke tanah sekitar sejengkal. "Saya suka kalau tanah kuburan itu tidak ditinggikan dari selainnya dan tidak mengambilnya d...

Penyimpangan-Penyimpangan dalam Perkara Al-Mahdi

Penyimpangan-Penyimpangan dalam Perkara Al-Mahdi  Telah dikemukakan di awal pembahasan ini tentang sikap yang benar terhadap munculnya Al-Mahdi. Namun demikian, ada saja yang salah dalam menyikapi berita akan munculnya Al-Imam Al-Mahdi. Secara garis besar, kesalahan sikap tersebut dapat kita bagi menjadi tiga:  Pertama : mereka yang menggantungkan segala harapan akan munculnya Al-Mahdi, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa daulah Islam tidak akan tegak kecuali dengan kemunculannya. Dan ini berdampak kepada kemalasan untuk berbuat.  Kedua : mereka yang mengingkari munculnya Al-Mahdi atau meragukannya.  Ketiga : mereka yang memanfaatkan keyakinan ini demi kepentingan tertentu. Sehingga menjadikan kemunculannya sebagai momentum untuk meraih apa yang diinginkan, dengan cara mengaku-ngaku dirinya sebagai Al-Mahdi, atau menciptakan Al-Mahdi palsu.  Berikut ini perincian dari ketiganya:  Golongan pertama, di antara mereka adalah orang-orang Shufi (Sufi).  Men...

Pendidikan Karakter Dalam Tasawuf Modern Hamka dan Tasawuf Transformatif Kontemporer

Pendidikan Karakter Dalam Tasawuf Modern Hamka dan Tasawuf Transformatif Kontemporer  PENDAHULUAN   Sufistik, sebagai pola hidup pada sebagian masyarakat di kota-kota besar sekarang ini, bahkan mereka mulai tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkan pola hidup sufistik. Hal ini dapat dilihat dari munculnya buku-buku tasawuf, kajian-kajian tasawuf dan maraknya kelompok-kelompok sufistik di berbagai tempat.  Fenomena tersebut di atas, menunjukkan bahwa agama telah dibawa ke wilayah industri dan digitalisasi. Kitab suci masuk ruang internet, diolah ke dalam MP3, pesantren virtual, dan lain-lain. Fenomena tersebut menarik untuk dikaji mengingat betapa pongahnya masyarakat modern ketika puncak kehidupannya yang rasional, empiris telah membawa mereka ke puncak peradaban. Tulisan ini mencoba menguraikan konsep pendidikan karakter yang ditawarkan oleh Hamka dalam tasawuf modernnya dan pendekatan tasawuf transformatif kontemporer.  Pendidikan Karakter Dalam Pendekatan Tasaw...

Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)

Gambar
Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)  Keyakinan yang benar dibangun di atas ketetapan Al-Quran dan Sunah berdasarkan pemahaman salafushaleh dari kalangan para shahabat, tabiin dan para imam terpercaya. Mereka semua sepakat bahwa sifat milik Allah yang tertera dalam Kitab dan Sunah ditetapkan tanpa takyif (dirinci bagaimananya) tanpa tamtsil (diserupakan dengan makhluk), tanpa ta'thil (digugurkan/tidak diakui)  dan tanpa ta'wil (dicarikan makna lainnya di luar makna bahasanya). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara sifat dzat, sifat maknawiyah, sifat khabar dan logika. Maka, seluruh berita yang shahih tentang-Nya, wajib ditetapkan milik Allah Ta'ala.  Al-Quran dan Sunah diturunkan untuk mengenalkan kepada para hamba tentang sifat-sifat dzat yang mereka sembah. Hal ini tidak dapat terwujud kecuali memahami perkataan berdasarkan hakikatnya, sebagaimana halnya tersebut merupakan landasan dalam pembicaraan. Al-Quranul Adzim telah disampaikan oleh R...

Mengaku Bertemu Nabi Dalam Keadaan Sadar, Apakah Kemusyrikan?

Simak uraian Ust.  Dr. Ariful Bahri, Lc., M.A  berikut : Mengaku Bertemu Nabi Dalam Keadaan Sadar, Apakah Kemusyrikan?  Perlu diketahui bahwa ada dua masalah yang berkaitan dengan hal ini, yaitu masalah bertemu Rasulullah di dalam mimpi, dan bertemu beliau dalam keadaan sadar setelah beliau wafat.  Pertama: Bertemu Rasulullah di dalam mimpi  Hal ini mungkin terjadi, dan tidak ada perselisihan di antara Ulama. Berdasarkan hadits berikut ini:   نْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَمَنْ رَآنِي فِي المَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ  Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh dia telah melihatku. Karena sesungguhnya syaithan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja...