Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hadis Palsu

UNTUKMU KU KIRIM ALFATIHAH !

Simak uraian Ust. Farhan Abu Furaihan di video berikut : UNTUKMU KU KIRIM ALFATIHAH ! Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi Pada suatu acara, seorang tokoh dengan serius mengatakan: “Sebelum acara ini kita mulai, marilah kita membukanya dengan bacaan al-Fatihah..” Serempak, para hadirin pun tunduk dan khusyuk membacanya bersama-sama. Di penghujung acara, seorang tokoh diminta menutup acara dengan doa, maka dia pun menghadiahkan doanya untuk para wali yang telah meninggal dunia, lalu mengatakan: “Al-Fatihah ala hadhroti syaikhina wa waliyyina..” Kasus-kasus serupa mungkin sering kita jumpai dimasyarakat. Namun, pernahkah kita berfikir bahwa semua itu adalah tata cara beragama yang tidak ada contohnya dan diingkari oleh para ulama?! Marilah kita kaji bersama masalah ini dengan lapang dada. Teks Hadits الْفَا تِحَةُ لِمَا قُرِ ئَتْ لَهُ Al-Faatihatu limaa quriat lahu “Al-Fatihah itu sesuai untuk apa yang dibaca.” TIDAK ADA ASALNYA. Yakni dengan lafadz ini, demikian juga k...

Hadits Dho’if, Bolehkah Dijadikan Sandaran Hukum?

Hadits Dho’if, Bolehkah Dijadikan Sandaran Hukum?  Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah. Saat ini telah tersebar berbagai macam perkara baru dalam agama ini (baca: bid’ah). Seperti contohnya adalah acara tahlilan/yasinan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak pernah pula dilakukan oleh para sahabatnya. Dan kebanyakan bid’ah saat ini terjadi dikarenakan tersebarnya hadits dho’if/lemah di tengah-tengah umat. Contoh dari hadits dho’if tersebut adalah tentang keutamaan surat yasin sehingga orang-orang membolehkan adanya yasinan. Hadits tersebut adalah,”Bacakanlah surat yasin untuk orang mati di antara kalian”. (Hadits ini dho’if/lemah diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan Nasa’i. Imam Nawawi mengatakan bahwa dalam hadits ini terdapat 2 perawi majhul/tidak dikenal).  Selain itu juga, hadits dho’if digunakan oleh sebagian orang untuk menjelaskan fadh’ail a’mal yaitu mendorong umat untuk melakukan kebaikan dan menakut-nakuti mereka ...

DAFTAR VIDEO CERAMAH (sesat) POPULER PARA HABIB BA'ALWI

Sumber video :  https://www.facebook.com/ DAFTAR VIDEO CERAMAH (sesat) POPULER PARA HABIB BA'ALWI Sambil terisak-terisak, GURU ADALAH TUHAN, apakah kalian bersaksi aku adalah Tuhan kalian KOREK TELINGAMU, DENGAR BAIK-BAIK, HABIB MENGAKU SEBAGAI TUHAN HABIB BISA MEMADAMKAN NERAKA JAHANNAM HABIB MUHDOR KALAU TIDAK MALU, DIA PADAMKAN NERAKA JAHANNAM HABIB JINDAN TIDAK MAU MASUK SURGA MALAH MENGANCAM PADAMKAN  API NERAKA (HABIB JINDAN)  BERDZIKIR TIDAKLAGI KEPADA ALLAH TAPI INGATLAH HABIB ABDURRAHMAN (HABIB SYECH) BERDOA TIDAK USAH MENYEBUT NAMA ALLAH TAPI SEBUTLAH HABIB UMAR MUHDOR (HBIB hanif alat0s) JIGONG HABIB LEBIH UTAMA DARI DUNIA DAN SEISINYA (HABIB JINDAN) BERDOA JANGAN KEPADA ALLAH, (Habib Hanif al Atos) ANDA MENGIKUTI ALQUR'AN AKAN TERSESAT JIKA TIDAK MENIKUTI HABIB (habib taufiq assegaf) ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA HARUS IZIN KEPADA HABIB INI BIN INI BIN INI, ITUPUN KALAU DIIZINKAN HABIB BERDOA KEPADA HABIB ANJING DITARIM LEBIH MULIA DARI KYAI DI INDONESIA  FAQI...

Orang yang Wafat Mengetahui Kondisi Keluarganya yang Masih Hidup ?

وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ} dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.  (Fathir: 22) Orang yang Wafat Mengetahui Kondisi Keluarganya yang Masih Hidup ? Benarkah orang yang wafat mengetahui apa yang dilakukan saudara dan keluarganya yang masih hidup ?  Tentang pernyataan bahwa ruh (jamaknya: arwah) orang yang sudah wafat “mengetahui” perilaku keluarganya yang masih hidup, memang ada ditegaskan para ulama dengan beberapa dalil baik Al Quran, Hadits, dan pernyataan kaum salaf.  Diberitakan bahwa jika keluarganya melakukan kebaikan maka dia akan bergembira, jika keluarganya melakukan keburukan maka dia akan sedih.  Di antara dalilnya, Allah Ta’ala berfirman:  وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ  Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu...

ADAKAH PEMBAGIAN RAMADHAN MENJADI TIGA BAGIAN

ADAKAH PEMBAGIAN RAMADHAN MENJADI TIGA BAGIAN Terdapat dua hadis yang menyebutkan hal ini: Pertama ,​ hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, أول شهر رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار “Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka).”​​ Disebutkan dalam Silsilah Adh-Dhaifah (kumpulan hadis dhaif), “Hadits ini disebutkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa, hlm. 172; Ibnu Adi dalam Al-Kamil fid Dhu’afa’, 1:165; Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus, 1/1:10–11; dengan sanad: dari Sallam bin Siwar dari Maslamah bin Shult dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Al-Uqaili mengatakan, ‘Tidak ada bukti dari hadis Az-Zuhri.’ Ibnu Adi mengatakan, ‘Sallam bin Siwar, menurutku dia munkarul hadits (perawi hadis munkar), sedangkan Masmalah bin Shult tidak banyak dikenal.’ Demikian pula komentar Adz-Dzahabi. Sedangkan Maslamah, telah dikomentari Abu Hatim, ‘Matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan),’...

Kiyai Idrus Ramli pendekar aswaja kibuli muridnya "kuburan orang shaleh" dengan tafsir Ibnu Katsir

Gambar
Simak video berikut : Kiyai Idrus Ramli pendekar aswaja kibuli muridnya "kuburan orang shaleh" dengan tafsir Ibnu Katsir Mari kita cek perkataan Kiyai Idrus Ramli di kitab tTafsir Ibnu Katsir sebagaimana yang disampaikan di video di atas : An-Nisa, ayat 64-65 وَما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جاؤُكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّاباً رَحِيماً (64) فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً (65) Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu. lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) t...

Pencerahan Terhadap Hadis Malik al-Dar Berkaitan Meminta Tolong Ke Kubur Nabi ﷺ

Gambar
Pencerahan Terhadap Hadis Malik al-Dar Berkaitan Meminta Tolong Ke Kubur Nabi ﷺ  Hadits Malik al-Dar  Daripada Ibn Abi Syaibah, daripada al-A’masyh, daripada Abi Soleh al-Samman, daripada Malik al-Dar katanya:  أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِي زَمَنِ عُمَرَ ، فَجَاءَ رَجُلٌ إلَى قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، اسْتَسْقِ لِأُمَّتِك فَإِنَّهُمْ قَدْ هَلَكُوا ، فَأَتَى الرَّجُلَ فِي الْمَنَامِ فَقِيلَ لَهُ ائْتِ عُمَرَ فَأَقْرِئْهُ السَّلَامَ ، وَأَخْبِرْهُ أَنَّهُمْ يُسْقَوْن  Maksudnya: “Orang ramai ditimpa dengan kemarau di zaman ‘Umar. Lalu datang seorang lelaki ke kubur Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rasulullah, mohonlah hujan untuk ummatmu, kerana sesungguhnya mereka semua telah (hampir) binasa. Lalu di dalam mimpi lelaki tersebut didatangi seseorang, dan dikatakan kepadanya, pergilah kepada ‘Umar dan sampaikan kepadanya al-Salam, khabarkan kepadanya yang mereka semua akan memperolehi hujan.” (Dikeluarkan oleh Ibn Abi ...