Postingan

Menampilkan postingan dengan label Gaya Hidup

GILA-kah ANDA?

GILA-kah ANDA?  Ibnu Hazm rahimahullah berkata :  الْعقْلُ وَالرَّاحَةُ وَهُوَ إِطْرَاحُ الْمُبَالاَةِ بِكَلَامِ النَّاس وَاسْتِعْمَال المبالاة بِكَلَام الْخَالِق عَزَّ وَجل، بَلْ هَذَا بَاب الْعقل والراحة كلهَا، مَنْ قَدَّرَ أَنه يَسْلَمُ مِنْ طَعْنِ النَّاسِ وَعَيْبِهِمْ فَهُوَ مَجْنُون  “Kecerdasan dan rileks (istirahat) adalah dengan sikap tidak peduli (cuek bebek) terhadap perkataan/komentar manusia dan dengan memperdulikan/memperhatikan perkataan sang Pencipta Azza wa Jalla. Ini adalah pintu kecerdasan dan seluruh peristirahatan. Barang siapa yang menyangka ia bisa selamat dari celaan manusia dan cercaan mereka maka ia adalah orang gila.” (Al-Akhlaaq wa As-Siyar fi mudawaatin nufuus hal 17)  Sungguh benar pernyataan Ibnu Hazm di atas…, betapapun baik diri anda dan betapa dermawan dan mulia, tetap anda tidak mungkin selamat dari celaan manusia. Lihatlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkumpulkan padanya banyak sifat yang mulia, kecerdasan, kedermawanan,...

DAMPAK ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT BAGI SEORANG MUSLIM

Gambar
DAMPAK ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT BAGI SEORANG MUSLIM Oleh : Chrisna Tri Hartadi, A. Md. Betapa banyak manusia menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya, mengeluarkan harta yang banyak untuk menempuh suatu jalan mencari ilmu dan mendalaminya. Akan tetapi, ketika ia mendapatkannya justru membuat ia semakin jauh dari Allah, semakin ia tamak dengan dunia, dan tidak ada manfaat yang bisa diambil darinya. Ini menunjukkan ilmunya tidaklah bermanfaat sama sekali. Tanda bahwa ilmu itu bermanfaat adalah ilmu tersebut masuk ke dalam hati manusia, yang kemudian menumbuhkan rasa takut, ketenangan, ketundukkan, pasrah, dan mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini sebagaimana definisi yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah, “Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menetap dalam hati (manusia), yang menumbuhkan rasa tenang, takut, tunduk, merendahkan, dan mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah.” (Kitab Al-Khusyu’ fis Shalaah, hal. 16) Syekhul Islam Ibnu...

Memilih Pasangan Idaman

Memilih Pasangan Idaman  Bismillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait cara memilih pasangan dalam islam. Semoga dengan pembahasan ini, kita semua bisa mengamalkannya dalam memilih pasangan idaman.  Terikatnya jalinan cinta dua orang insan dalam sebuah pernikahan adalah perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam yang mulia ini. Bahkan kita dianjurkan untuk serius dalam permasalahan ini dan dilarang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan atau main-main.  Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,  ثلاث جدهن جد وهزلهن جد: النكاح والطلاق والرجعة  “Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius: nikah, cerai dan ruju.'” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali An Nasa’i. Dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah)  Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup, insya Allah. Jika demikian, ...

Bagaimana Al Quran Menjelaskan tentang “Tone Deaf”

Gambar
Bagaimana Al Quran Menjelaskan tentang “Tone Deaf” Istilah “ tone deaf ” secara harfiah berarti tuli. Dalam konteks sosial, istilah ini mengacu pada ketidakpekaan seseorang terhadap emosi atau perasaan orang lain. Orang yang dilabeli sebagai  tone deaf  sering kali dianggap tidak memiliki kepekaan sosial atau empati terhadap orang lain. Namun, dalam perspektif Al-Quran, ketidakpekaan ini memiliki dimensi yang lebih mendalam, khususnya ketika berkaitan dengan pemahaman dan penerimaan terhadap kebenaran spiritual. Manusia memperoleh pengetahuan melalui berbagai cara. Bagi beberapa individu yang istimewa, pengetahuan bisa datang melalui wahyu atau inspirasi spiritual yang diberikan oleh Allah. Namun, bagi kebanyakan orang, pengetahuan diperoleh melalui proses berpikir, refleksi, dan informasi yang diterima melalui panca indera, terutama pendengaran dan penglihatan. Tanpa kedua indera ini, memahami dunia sekitar dan eksistensi kita menjadi sulit. Dalam Surah Al-Baqarah, Allah m...

Rasulullah Khawatir Muncul Perilaku Kaum Luth pada Umatnya

Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan kaum Nabi Luth maka bunuhlah pelaku dan pasangan (kencannya). “ Rasulullah melaknat lelaki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki ." Sumber video :  https://www.facebook.com/ Rasulullah Khawatir Muncul Perilaku Kaum Luth pada Umatnya Perilaku kaum Luth dikhawatirkan Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah mengungkapkan khawatir muncul perilaku kaum Luth pada umatnya. Sebagaimana diketahui, perbuatan kaum Luth adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. "Dari Abdillah bin Muhammad bin Aqil, bahwasanya dia mendengar Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti pada umatku adalah munculnya perilaku kaum Luth." (HR Tirmidzi) Larangan ini menjadi indikasi dari dilarangnya nikah sesama jenis. Maksud nikah sesama jenis adalah hubungan pernikahan yang terjalin dari dua...

SUDAHKAH ALLAH “MENPERKERJAKAN” ANDA

Gambar
SUDAHKAH ALLAH “MENPERKERJAKAN” ANDA Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuberkata,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ . فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ  يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ . “Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka dia akan mempekerjakan/menggunakannya”,beliau ditanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”, beliau menjawab: “Allah akan memberinya petunjuk untuk beramal shalih sebelum meninggal”.[1] Salah satu amal shalih adalah berdakwah , mengurus dan memikirkan dakwah. Sudahkan kita bekerja untuk dakwah? Sudahkah kita menggunakan nikmat ini untuk berdakwah? Sudahkah kita memikirkan bagaimana saudara kita mendapatkan nikmatnya beribadah? Merasakan manisnya iman? Sudahkah kita memikirkan bagaimana nasib kaum muslimin? Yang tertindas, yang membutuhkan pertolongan? Yang membutuhkan ilmu agama? ...

Keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Wahabi..?

Keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Wahabi..? Baca artikel terkait : Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi: "Tarekat yang benar, tarekat yang diajarkan Nabi Muhammad" Simak video berikut : Abdullah bin Shaleh al-Minangkabawi Dosen Ilmu Fiqih di Univ. Ummul Qura Makkah Arab Saudi Sumber :  https://youtu.be/ ---oOo--- Sebanyak 58 orang delegasi keluarga besar keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, tiba di Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (04/07/2024) malam, dan disambut oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah di Istana Gubernuran. Selain kunjungan silaturrahim dan menapak tilas nasab, delegasi juga menegaskan keinginan untuk berinvestasi di kampung halaman kakek buyut mereka. Hal itu ditegaskan Ketua Delegasi yang juga suami dari cucu perempuan tertua Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Prof Dr Muhammad Fida Bahjat, saat jamuan makan malam di Istana Gubernur Sumbar. Ia menyatakan sangat terharu dengan sambutan dari Pemprov Sumbar, dan berharap kunjungan ter...

Boleh belajar dan Meniru Ilmu dan Teknologi Orang Kafir

Awalnya "nasehat" UAH itu baik.., Eee..., akhirnya beliau malah "caci maki dan merendahkan" orang..,!¿? Sumber video :  https://youtu.be/TD Di video berikut UAH merujuk kepada kitab Syi'ah untuk mengatakan (merobah makna) nama surat Asy-Syu'ara menjadi "surat musik" Sumber video :  https://youtu.be/advI2p Meniru Ilmu dan Teknologi Orang Kafir Bolehkah kita selaku muslim meniru atau mengambil ilmu dan teknologi orang kafir yang bermanfaat untuk kita? Seperti misalnya teknologi komputer, kesehatan dan lainnya. Perlu dipahami: Yang dilakukan oleh orang kafir ada tiga: 1- Ibadah 2- Adat 3- Ilmu dan teknologi Adapun ibadah, jelas tidak boleh. Tidak boleh seorang muslim tasyabbuh (menyerupai) orang musyrik dalam ibadah mereka. Siapa yang meniru orang kafir dalam ibadah mereka, ia bisa terjerumus dalam kerusakan yang besar, bisa jadi membuat ia terjerumus dalam kekufuran yang membuatnya keluar dari Islam. Adapun adat, seperti dalam hal pakaian, maka ...

Awas! Kebohongan yang Terus Menerus Akan Dianggap Sebagai Kebenaran

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: إِنَّمَا يَفۡتَرِى ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang- orang pendusta.” (QS. An-Nahl : 105) Awas! Kebohongan yang Terus Menerus Akan Dianggap Sebagai Kebenaran Sebenarnya, kebohongan adalah sebuah tindakan yang umumnya dianggap tidak baik dan tidak jujur. Namun, terdapat ungkapan yang mengatakan, kebohongan yang dilakukan terus-menerus akan dianggap sebagai kebenaran. Ungkapan ini seringkali dipahami sebagai peringatan terhadap bahaya dari kebohongan yang terus-menerus ditebarluaskan. Ungkapan ini menyoroti konsep psikologis yang dikenal sebagai "efek pembenaran palsu" atau "efek kebohongan besar." Efek ini merujuk pada kecenderungan seseorang untuk percaya pada suatu informasi palsu atau kebohongan setelah mendengarnya berkali-kali, bahk...