Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sifat Allah

Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah 'Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI'I DALAM MASALAH 'AQIDAH Memperkenalkan pernyataan imam syafi'i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah imam asy-syafi'i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin. di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi'i fi Itsbat al-Aqidah , karya Dr. Mu h ammad bin Abdil-Wahab al-'Aqîl. Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. Saya suka kalau tidak ada yang ditambahkan ke kuburan, dan tidak ada salahnya kalau ada kotoran dari sesuatu yang lain di dalamnya. Kalau kotoran dari sesuatu yang lain ditambahkan, tanahnya akan naik tinggi. Saya suka kalau tanahnya harus terbuka ke tanah sekitar sejengkal. "Saya suka kalau tanah kuburan itu tidak ditinggikan dari selainnya dan tidak mengambilnya d...

Jodoh datang pada waktu yang tepat

𝕁𝕆𝔻𝕆ℍ 𝔻𝔸𝕋𝔸ℕ𝔾 ℙ𝔸𝔻𝔸  𝕎𝔸𝕂𝕋𝕌 𝕐𝔸ℕ𝔾 𝕋𝔼ℙ𝔸𝕋 Ungkapan "jodoh tidak datang tepat waktu, tapi jodoh datang pada waktu yang tepat" mengandung makna bahwa meskipun seseorang belum menemukan pasangan hidupnya, bukan berarti jodoh tidak akan datang. Jodoh akan datang pada saat yang paling sesuai menurut Tuhan, bukan selalu sesuai dengan keinginan atau harapan manusia. ᑭᗴᑎ丅ᏆᑎǤ ᑌᑎ丅ᑌᛕ ᗪᏆᑭᗩᕼᗩᗰᏆ ᗷᗩᕼᗯᗩ: Jodoh adalah takdir: Kehadiran jodoh adalah bagian dari ketentuan Allah ﷻ yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. Waktu yang tepat: Waktu kedatangan jodoh tidak selalu sesuai dengan keinginan manusia. Bisa jadi terasa lambat atau bahkan mengejutkan. Kesiapan diri: Terkadang, penundaan datangnya jodoh bisa menjadi waktu bagi seseorang untuk mempersiapkan diri secara mental, emosional, dan spiritual. Usaha dan doa: Meskipun jodoh adalah takdir, usaha dan doa tetap diperlukan untuk menjemputnya. Tetaplah berusaha memperbaiki diri dan mencari pasangan yang baik, serta berdoa ...

Benarkah Imam Bukhari Mentakwil Sifat?

Gambar
Benarkah Imam Bukhari Mentakwil Sifat?  Benarkah Al Bukhari telah mentakwil sifat wajah dengan kerajaan, dan sifat tertawa dengan rahmat?  Alhamdulillah,  Pertama terkait sifat tertawa :  Tidak diketahui satu pun nas/redaksi yang bisa dipertanggung jawabkan bahwa Al Bukhari telah mentakwil sifat ini (tertawa) dengan rahmat. Namun beberapa ulama menisbatkan takwilan ini kepada Al Bukhari, seperti;  1- Al Khattabi dalam “A’laamul Hadits fi Syarhi Shahih Al Bukhari” (3/1921). Ia berkata; “Ad-Dhahk (tertawa) artinya rahmat,” selesai.  2- Al Baihaqi dalam “Al Asma’ was-Shifaat” (2/72). Ia berkata; “Al Firabri meriwayatkan dari Muhammad bin Ismail Al Bukhari rahimahullah, ia berkata; “Ad-Dhahk (tertawa) disini artinya rahmat.” selesai. Dan Al Baihaqi sepertinya mengambil riwayat ini dari Al Khattabi, karena seperti biasanya Al Baihaqi menukil darinya. Tapi penisbatan ini kepada Al Bukhari diragukan. Karena Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah yang dikenal memiliki...

Doa Memohon Melihat Wajah Allah dan Kenikmatan Melihat Wajah Allah

Gambar
Doa Memohon Melihat Wajah Allah dan Kenikmatan Melihat Wajah Allah  Doa memohon melihat wajah Allah : اَللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبِ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِي  اَللَّهُمَّ وَأَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءٍ مُضِرَّةٍ وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ  Allaahumma bi’ilmikal ghoibi wa qudrotika ‘alal kholqi, ahyinii maa ‘alimtal hayaata khoiran lii, wa tawaffanii idzaa ‘alimtal wafaata khoiran lii,  Allaahumma wa as-...

Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)

Gambar
Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)  Keyakinan yang benar dibangun di atas ketetapan Al-Quran dan Sunah berdasarkan pemahaman salafushaleh dari kalangan para shahabat, tabiin dan para imam terpercaya. Mereka semua sepakat bahwa sifat milik Allah yang tertera dalam Kitab dan Sunah ditetapkan tanpa takyif (dirinci bagaimananya) tanpa tamtsil (diserupakan dengan makhluk), tanpa ta'thil (digugurkan/tidak diakui)  dan tanpa ta'wil (dicarikan makna lainnya di luar makna bahasanya). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara sifat dzat, sifat maknawiyah, sifat khabar dan logika. Maka, seluruh berita yang shahih tentang-Nya, wajib ditetapkan milik Allah Ta'ala.  Al-Quran dan Sunah diturunkan untuk mengenalkan kepada para hamba tentang sifat-sifat dzat yang mereka sembah. Hal ini tidak dapat terwujud kecuali memahami perkataan berdasarkan hakikatnya, sebagaimana halnya tersebut merupakan landasan dalam pembicaraan. Al-Quranul Adzim telah disampaikan oleh R...

Kesamaan Aqidah Imam Empat

KESAMAAN AQIDAH IMAM EMPAT Oleh : Syaikh Dr. Muhammad Abdurrahman Al-Khumais Aqidah imam empat, Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad. Adalah yang dituturkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sesuai dengan apa yang menjadi pegangan para sahabat dan tabi’in. Tidak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah ushuluddin. Mereka justru sepakat untuk beriman kepada sifat-sifat Allah, bahwa Al-Qur’an itu dalam Kalam Allah, bukan makhluk dan bahwa iman itu memerlukan pembenaran dalam hati dan lisan. Mereka juga mengingkari para ahli kalam, seperti kelompok Jahmiyyah dan lain-lain yang terpengaruh dengan filsafat Yunani dan aliran-aliran kalam. Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyyah menuturkan, “… Namun rahmat Allah kepada hamba-Nya menghendaki, bahwa para imam yang menjadi panutan umat, seperti imam madzhab empat dan lain-lain, mereka mengingkari para ahli kalam seperti kelompok Jahmiyyah dalam masalah Al-Qur’an, dan tentang beriman kepada sifat-sifat Allah. Mereka sepakat seperti keyakinan para ...

Ta’wil Bisa Dibenarkan Bila Maksudnya Tafsir

Ta’wil Bisa Dibenarkan Bila Maksudnya Tafsir POKOK-POKOK MANHAJ SALAF Oleh : Khalid bin Abdur Rahman al-‘Ik Ta’wil bisa dibenarkan bila maksudnya tafsir. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan[1]: “Sesungguhnya lafal ta’wil menurut pemahaman orang-orang yang suka bertentangan (yakni Ahlul Kalam), bukanlah ta’wil yang dimaksud dalam At-Tanzil (wahyu yang diturunkan). Bahkan bukan pula yang dikenal oleh para ulama tafsir terdahulu. Sesungguhnya para ulama tafsir Al-Qur’an terdahulu memahami lafal ta’wil dengan maksud tafsir. Ta’wil semacam ini dapat diketahui oleh ulama yang mengetahui tafsir Al-Qur’an. Oleh sebab itulah Imam Mujahid, imamnya ahli tafsir dan murid Ibnu Abbas, pernah menanyakan seluruh tafsir Al-Qur’an kepada Ibnu Abbas, dan Ibnu Abbas pun telah menjelaskan tafsir seluruhnya. Ketika beliau (Mujahid) mengatakan : “Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar ahlil-ilmi (Ar-Rasikhum fi Al-‘Ilmi) jika memahami tentang ta’wil, maka maksud ta’wil itu adalah tafsir y...

Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy

Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy  Dalil Sifat Istiwa’  Sifat istiwa’ adalah salah satu sifat Allah yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk diriNya dalam tujuh ayat Al-Quran, yaitu Surat Al-A’raf: 54, Yunus: 3, Ar-Ra’d: 2, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4 dan Al-Hadid: 4, semuanya dengan lafazh:  ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ  Artinya:  “Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).”  Dan dalam Surat Thaha: 5 dengan lafazh:  الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى  Artinya:  “Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.”  Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam juga telah menetapkan sifat ini untuk Allah dalam beberapa hadits, diantaranya:  1. Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:  لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ -فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ- إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي  “Ketika Allah menciptakan makhluk (maksudnya menciptakan jenis makhluk), Dia...

Apa itu paham mujassimah?

Gambar
Apa itu paham mujassimah?  Mujassimah itu berasal dari kata tajsim, yang artinya memiliki bentuk dan rupa.  Jadi, sekilas dari namanya, mujassimah itu adalah sebuah paham, ideologi, keyakinan bahwa Tuhan itu memiliki suatu wujud dan bentuk tertentu. Mereka memahami Tuhan akhirnya sama seperti makhluk hidup yang memiliki bentuk konkret.  Ada yang namanya tasybih, ada yang namanya tajsim. Tasybih adalah menyamakan Tuhan dengan makhluk. Kalau tajsim itu memahami kalau Tuhan memiliki bentuk tertentu.  الرحمن عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى   Maka ini harus dipahami, bahwa Allah subhanahuwata'ala yang bersifat rahman itu bertahta diatas singgasana 'arsy, bertahta Allah tidak sama dengan duduk atau bertahtanya dengan Abdul Somad (makhluknya) sebagaimana yang dipahaminya di video diatas (baca :  Menjawab Beberapa Syubhat Seputar Sifat Istiwa ) Juga redaksi-redaksi lain dalam Alquran yang sebenarnya bersifat majaz, menyebutkan tangan misalnya, dipahami dengan tangan fisi...