Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sifat Allah

Pernyataan Imam Syafi’i Dalam Masalah ‘Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI’I DALAM MASALAH ‘AQIDAH Mengenal aqidah seorang imam besar Ahlu Sunnah merupakan perkara penting. Khususnya, bila sang imam tersebut memiliki pengikut dan madzhab yang mendunia. Karenanya, mengenal pernyataan Imam Syafi’i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah Imam asy-Syafi’i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, karya Dr. Muhammad bin Abdil-Wahab al-‘Aqîl. Pernyataan Imam Syafi’i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. وَ أُحِبُّ أَنْ لاَ يُزَادُ فِيْ القَبْرِ مِنْ غَيْرِهِ وَلَيْسَ بأَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ تُرَابٌ مِنْ غَيْرِهِ بَأْسٌ إِذَا زِيْدَ فِيْهِ تُرَابٌ مِنْ غَيْرِهِ ارْتَفَعَ جِدًّا وَ إِنَّمَا أُحِبُّ أَنْ يُشَخِّصَ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ شِبْرًا

Aneh jika merayakan Isra Mi’raj, namun mengingkari sifat Al ‘Uluw

Sumber video :  https://www.facebook. com Simak video bantahan Ust. Berik Said Bajri ( klik disini ) ------- Berikut Hadits Mi’raj : (1) ‏قال النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ففرض الله عز وجل على أمتي خمسين صلاة فرجعت بذلك حتى مررت على ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال ما فرض الله لك على أمتك قلت فرض خمسين صلاة قال فارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعت فوضع شطرها فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏قلت وضع شطرها فقال راجع ربك فإن أمتك لا تطيق فراجعت فوضع شطرها فرجعت إليه فقال ارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعته فقال هي خمس وهي خمسون لا يبدل القول لدي فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال راجع ربك فقلت استحييت من ربي Nabi SAW bersabda, "Allah mewajibkan atas umatku 50 shalat dan aku kembali dengan perintah itu, sampai aku melewati nabi Musa di mana dia bertanya, "Apa yang Allah wajibkan kepada umatmu?" Aku menjawab, "Allah mewajibkan 50 shalat. " Musa berkata, "Kembali kepada tuhanmu, karena umatmu tidak akan kuat atas perintah itu." Maka aku kembali dan Allah menghapuskan separuhnya dan

KEYAKINAN YANG BENAR TERHADAP NAMA DAN SIFAT ALLAH

KEYAKINAN YANG BENAR TERHADAP NAMA DAN SIFAT ALLAH Oleh : Ustadz Dr. Khalid Basalamah, MA Hafidzahullah Sumber video :  https://www.facebook.com/g KEYAKINAN YANG BENAR TERHADAP NAMA DAN SIFAT ALLAH Oleh : Ustadz Dr. Adika Mianoki, Sp.S Urgensi mengenal nama dan sifatnya Sesungguhnya mengenal Allah dan mengilmui tentang Allah akan menghantarkan hamba kepada kecintaan, penghormatan dan pengagungan, rasa takut dan harap, serta rasa ikhlas beramal untuk-Nya.Kebutuhan seorang hamba terhadap ilmu tersebut dan memperoleh buah dari lmu tersebut merupakan kebutuhan yang paling besar, paling utama, dan paling mulia. Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,Tidak ada kebutuhan bagi jiwa yang lebih besar daripada kebutuhan mengenal Sang Khaliq, kemudian untuk mencintai-Nya, mengingat-Nya, dan merasa senang dengan pengenalannya tersebut, serta mencari wasilah terhadap-Nya dan kedekatan di sisi-Nya.Tidak ada jalan untuk mencapai hal itu kecuali *dengan mengenal sifat-sifat-Nya dan nama-nama-Nya.

Shahih kah perkataan Ali. RA bahwa Allah tidak di Arsy..?

Sahihkah hadis ini..? Dari Ali bin Abi Thalib; ALLAH BUKAN BENDA, ALLAH ADA TANPA TEMPAT Hadist : 256 قَالَ سَيِّدُنَا عَلِيٌّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: كَانَ اللهُ وَلاَ مَكَانَ وَهُوَ اْلآنَ عَلىَ مَا عَلَيْهِ كَانَ. (أبو منصور البغدادي، الفرق بين الفرق) Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhah berkata: “Allah swt itu ada sebelum adanya tempat. Dan keberadaan Allah sekarang seperti keberadaan-Nya sebelum adanya tempat.” (al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farqu Bayna al-Firaq, 256). -- قال صباح التوحيد ومصباح التفريد الصحابي الجليل والخليفة الراشد سيدنا عليٌّ رضي الله عنه (40هـ) ما نصه (الفرق بين الفرق لأبي منصور البغدادي ص 333) :"كان ـ الله ـ ولا مكان، وهو الآن على ما ـ عليه ـ كان" اهـ. أي بلا مكان. وقال أيضًا (الفرق بين الفرق لأبي منصور البغدادي ص 333) :"إن الله تعالى خلق العرش إظهارًا لقدرته لا مكانًا لذاته" اهـ وقال أيضًا (حلية الأولياء: ترجمة علي بن أبي طالب 1/73) :"من زعم أن إلهنا محدود (المحدود: هو ما كان له حجم صغيرًا أو

CIRI AHLUL BID'AH MALING TERIAK MALING

ALLAH DI LANGIT : Allah lah yang mengatakan bahwa Dia Allah di langit bersemayam diatas  ‘Arsy  di dalam Al-Qur an, sbb : إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ … “Sesungguhnya Tuhan kami ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas  ‘Arsy …” (al-A’raf (7): 54). Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah bersemayam di atas  ‘Arsy  diulang dalam Al-Qur an sebanyak 8 kali, yaitu ; pada surat Yunus (10): 3, ar-Ra’d (13):2, Thaha (20):5, al-Furqan (25):59, al-Qasas (28):14, as-Sajdah (32): 4, Fushilat (41): 11, an-Najm (53): 6 dan al-Hadid (57): 4 Ayat-ayat tersebut semuanya menjelaskan bahwa Allah bersemayam diatas  ‘Arsy . Allah berada di ‘arsy dan ‘arsy-Nya di langit, sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut: Allah Yang Maha Pemurah bersemayam di atas ‘arsy.’’ (QS Thaha: 5). Ayat tersebut begitu tegas menjelaskan bahwa Allah berada di ‘arsy. Dalam ayat lain,

Ta’wil Terhadap Ayat Tentang Sifat Allah dan hukumnya

Simak penjelasan di video berikut : "Di sinilah letak kesalahan kelompok Asyairah" Oleh : Dr Helmi Basri, Lc, MA (Doktor Alumni Maroko, Dosen UIN Suska Riau) Sumber video :  https://fb.watch/ Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz Ta’wil Terhadap Ayat Tentang Sifat Allah Ta’wil  (penyelewengan makna) terhadap ayat maupun hadits tentang sifat-sifat Allah.  Yang melakukan  ta’wil  adalah kelompok  Jahmiyah  dan  Mu’tazilah . Demikian pula kelompok  ‘Asyairah  yang melakukan  ta’wil  terhadap sebagian sifat Allah. Adapun  Ahlussunnah wal jamaah   dikenal bahwasanya akidah mereka meyakini dengan benar dan tidak melakukan  ta’wil . Mereka meyakini terhadap ayat dan hadits tentang sifat sebagaimana adanya tanpa melakukan  tahrif ,  ta’thil , dan tidak pula  takyif  maupun  tamtsil . Hal itu semua tidak pernah dilakukan terhadap sifat-sifat Allah seperti sifat  al istiwa’ ,  al   qadam  (telapak kaki),  al yad  (tangan),  al ashabi ’ (jari-jamari),  ad dhahak  (tertawa),  ar ridha  (ridh

Sifat Allah apakah hanya 7 atau 20

Sifat Allah apakah hanya 7 atau 20 Oleh : Muhammad Saifudin Hakim Di antara ilmu yang paling agung dan paling mulia adalah ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala  (tauhid asmaa’ wa shifaat).  Hal ini sebagaimana yang telah kami uraikan panjang lebar di serial tulisan sebelumnya.   Masalah aqidah, termasuk dalam masalah  tauhid asmaa’ wa shifaat,  haruslah diambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, sesuai dengan pemahaman generasi terbaik umat ini, yaitu para sahabat Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Akan tetapi, seiring dengan berpalingnya kaum muslimin dari agamanya, maka aqidah yang lurus, yaitu aqidah ahlus sunnah, seolah menjadi aqidah yang aneh dan terasing di tengah-tengah umat Islam sendiri. Sebaliknya, aqidah yang tersebar dan lebih dikenal adalah aqidah yang menyimpang dari jalan dan pemahaman sahabat Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh kesalahan dalam masalah nama dan sifat Allah yang sudah tersebar luas di kalangan kaum muslimin adalah keyakinan