Awas! Kebohongan yang Terus Menerus Akan Dianggap Sebagai Kebenaran
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: إِنَّمَا يَفۡتَرِى ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang- orang pendusta.” (QS. An-Nahl : 105) Awas! Kebohongan yang Terus Menerus Akan Dianggap Sebagai Kebenaran Sebenarnya, kebohongan adalah sebuah tindakan yang umumnya dianggap tidak baik dan tidak jujur. Namun, terdapat ungkapan yang mengatakan, kebohongan yang dilakukan terus-menerus akan dianggap sebagai kebenaran. Ungkapan ini seringkali dipahami sebagai peringatan terhadap bahaya dari kebohongan yang terus-menerus ditebarluaskan. Ungkapan ini menyoroti konsep psikologis yang dikenal sebagai "efek pembenaran palsu" atau "efek kebohongan besar." Efek ini merujuk pada kecenderungan seseorang untuk percaya pada suatu informasi palsu atau kebohongan setelah mendengarnya berkali-kali, bahk