Postingan

Menampilkan postingan dengan label Ziarah kubur

Pencerahan Terhadap Hadis Malik al-Dar Berkaitan Meminta Tolong Ke Kubur Nabi ﷺ

Gambar
Pencerahan Terhadap Hadis Malik al-Dar Berkaitan Meminta Tolong Ke Kubur Nabi ﷺ  Hadits Malik al-Dar  Daripada Ibn Abi Syaibah, daripada al-A’masyh, daripada Abi Soleh al-Samman, daripada Malik al-Dar katanya:  أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِي زَمَنِ عُمَرَ ، فَجَاءَ رَجُلٌ إلَى قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، اسْتَسْقِ لِأُمَّتِك فَإِنَّهُمْ قَدْ هَلَكُوا ، فَأَتَى الرَّجُلَ فِي الْمَنَامِ فَقِيلَ لَهُ ائْتِ عُمَرَ فَأَقْرِئْهُ السَّلَامَ ، وَأَخْبِرْهُ أَنَّهُمْ يُسْقَوْن  Maksudnya: “Orang ramai ditimpa dengan kemarau di zaman ‘Umar. Lalu datang seorang lelaki ke kubur Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rasulullah, mohonlah hujan untuk ummatmu, kerana sesungguhnya mereka semua telah (hampir) binasa. Lalu di dalam mimpi lelaki tersebut didatangi seseorang, dan dikatakan kepadanya, pergilah kepada ‘Umar dan sampaikan kepadanya al-Salam, khabarkan kepadanya yang mereka semua akan memperolehi hujan.” (Dikeluarkan oleh Ibn Abi ...

Jelang Ramadan, Penganut Sufisme ‘Ziarah Nabi Hud’

Jelang Ramadan, Penganut Sufisme ‘Ziarah Nabi Hud’ Ribuan Muslim di Hadramaut, Yaman, berziarah empat hari ke makam Nabi Hud, pertengahan bulan Sya'ban menjelang bulan Ramadhan. Peziarah yang mayoritas penganut Sufisme tersebut berjalan melewati gang dan rumah warga untuk menuju bangunan berkubah yang dipercaya menjadi tempat Nabi Hud dikubur. Sumber video :  https://www.voaindonesia https://www.facebook.com/ Sumber video :  https://youtu.be/ Pernyataan Ulama tentang Kepalsuan Klaim Makam Nabi Hud di Hadramaut Yaman 1. Sejarawan Hadramaut bernama Muhammad bin 'Abd al-Qadir Ba Mutarrif, berkata : Kuburan yang diyakini sebagian masyarakat dunia sebagai kuburan Hud as, nyatanya bertentangan dengan pemberitaan-pemberitaan lama, termasuk kisah Al-Sibg dan Al-Hamdani. "Adapun kuburan yang diyakini oleh sebagian masyarakat Hadramaut adalah kuburan Nabi Hud AS, sebenarnya salah dengan catatan sejarah lama, diantaranya bertentangan dengan catatan al-Ashbagh dan al-Hamdani.”   ...

Ziarah Kota Madinah Saat Ibadah Haji dan Umrah

Ziarah Kota Madinah Saat Ibadah Haji dan Umrah Ziarah Kota Madinah Saat Ibadah Haji dan Umrah. Ketika musim haji tiba, terkadang para pemandu haji menyampaikan arahan kepada jama’ahnya dengan ungkapan sebeagi berikut: “Barangsiapa pergi haji lalu tidak mengunjungi kubur Nabi, berarti tidak sopan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم. Barangsiapa pergi haji lalu tidak ke Madinah, maka hajinya tidak sempurna. Barangsiapa melakukan shalat di masjid Nabawi 40 kali (shalat Arba’in) dia tidak akan masuk neraka. Bagi yang hendak meninggalkan Madinah melakukan ziarah Wada.” Dan masih banyak ucapan-ucapan semisal yang secara lahir menganjurkan kebaikan, tetapi sesungguhnya itu adalah amalan yang tidak disyariatkan. Sesungguhnya Madinah adalah kota rasulullah صلى الله عليه وسلم, tempat yang penuh berkah, tempat kembalinya iman, tempat hijrahnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم, lalu menjadi tempat tinggal beliau hingga meninggal dunia. Madinah merupakan pusat kota kaum muslimin yang pertama dan paling uta...

Wisata Spiritual Ke Kuburan Wali

Sumber video :  https://www.facebook.com Wisata Spiritual Ke Kuburan Wali Sudah begitu ma’ruf wisata spiritual ke kuburan wali digalakkan di negeri kita. Bahkan ingin lebih dilestarikan demi meningkatkan devisa daerah. Memang ziarah kubur adalah suatu hal yang disyari’atkan. Namun ada suatu masalah di balik itu. Terjadinya pengkultusan terhadap kubur wali. Seperti yang pernah kita dengar pada kuburan seorang “ Gus  …” yang tanah kuburnya sampai jadi rebutan para peziarah, ditambah lagi dengan ritual tanpa dasar yang dilakukan. Dan satu hal yang akan disinggung di sini mengenai safar ke suatu tempat dalam rangka ibadah. Ziarah Kubur yang Syar’i Ziarah kubur yang dituntunkan adalah yang mengingatkan kepada kematian. Sebagaimana sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam , زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ “ Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian) .” (HR. Muslim no. 976) Kemudian dituntunkan lagi ketik...

Larangan Membuat Bangunan di Atas Kubur

Gambar
عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970) Dimaknai lain (subhat) oleh Ustad Abdul Shomad, simak video berikut ; Simak penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah berikut : Larangan Membuat Bangunan di Atas Kubur Larangan yang dimaksud adalah membuat bangunan atau rumah atau memasang kijing (marmer) di atas kubur. Pertama , perkataan ‘Ali bin Abi Tholib, Dari Abul Hayyaj Al Asadi, ia berkata, “‘Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, “Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mengutusku dengan perintah tersebut. Yaitu jangan engkau biarkan patung (gambar) melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau ratakan.” (HR. Muslim no. 9...

Syiah dan Batiniyah, Pencetus Budaya Pengagungan Kubur

Sumber video :  https://m.facebook.com/ SYIAH DAN GOLONGAN BATINIYAH, PENCETUS BUDAYA PENGAGUNGAN KUBUR Pengagungan kuburan dan komplek makam sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat, bahkan menjadi bagian praktek keagamaan mereka yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Di antaranya, dengan membuatkan bangunan makam dan memperindahnya, menjadikannya sebagai tempat shalat, mengkhatamkan baca al-Qur`ân di sampingnya dan memanjatkan doa kepada penghuni kubur (bukan kepada Allâh Azza wa Jalla). Menilik sejarah generasi Salaf, pantas dikatakan bahwa praktek-praktek ibadah di atas masuk dalam kategori bid’ah, satu perbuatan dalam beragama yang tidak pernah diperbuat oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi terbaik umat Islam. “Semua itu adalah perkara baru, belum pernah tersebar (dikenal) kecuali pasca tiga generasi paling utama (generasi Sahabat, Tâbi’in dan Tâbi’it Tâbi’in)”[1]. Pada tiga generasi pertama ini, tidak ditemukan petunjuk dan pembicaraan...