Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kisah

Kisah Taubat Seorang yang Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sesat

Video ilustrasi : Kiyai Muhammad Idrus Ramli, Menukil Fatwa Ulama Aceh Tentang Mencaci Maki "WAHABI". Caci-maki Wahabi. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin....! ---- Kisah Taubat Seorang yang Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sesat Oleh : Abu Ashim Muhtar Arifin Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (wafat 1389 H)  rahimahullah  mengatakan: “Aku sekarang akan menyebutkan sebuah kisah tentang Abdurrahman al-Bakri, salah seorang penduduk kota Najd. Pada mulanya ia adalah salah seorang  thalibul ‘ilmi  (penuntut ilmu) yang belajar kepada pamannya, yaitu Syaikh Abdullah bin Abdullathif Alu Syaikh dan para syaikh yang lain. Kemudian beliau ingin membuka sebuah madrasah di Aman. Di sana beliau mengajarkan tauhid dari biaya sendiri. Apabila harta yang dimilikinya telah habis, maka beliau mengambil barang dagangan dari seseorang dan pergi ke India. Terkadang beliau menghabiskan waktu selama setengah t

Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran

Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du, Sebenarnya berita tentang syahidnya Umar, telah disampaikan oleh Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Anas bin Malik  Radhiyallahu ‘anhu  menceritakan, Suatu ketika, Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam  menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhun. Merasa ada banyak manusia istimewa yang menaikinnya, Uhud langsung bergetar. Kemudian Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid . (HR. Bukhari 3472, Ahmad 12435, dan yang lainnya). Dalam catatan kaki shahih Bukhari dinyatakan, ( شهيدان ) هما عمر وعثمان رضي الله عنهما وقد ماتا شهيدين “Dua orang syahid” maksudnya adalah Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhuma. Dan beliau berdua mati syahid. (Taqliq Shahih Bukhari Musthofa Bugha, catatan hadis no. 34

Type Marahnya ibu Syeikh Sudais

Sumber video :  https://youtu.be/a53Q Kemarahan Ibu terhadap Syeikh Abdurrahman AsSudais SIAPA yang tidak mengenal Syeikh Abdurrahman AsSudais? Imam Masjidil Haram, sekaligus hafidz yang memiliki suara yang sangat menyentuh para ma’mum dan pendengarnya. Tetapi ternyata di balik kesuksesannya, beliau memiliki kisah unik di masa kecilnya. Ketika itu orang tua Syeikh Sudais akan kedatangan tamu kehormatan, sehingga ibunda Syeikh Sudais menyiapkan hidangan termasuk memasak kambing untuk menyambut tamu tersebut. Ketika hidangan sudah siap saji, masuklah Sudais kecil setelah bermain ke dalam rumahnya. dan alangkah kagetnya sang IBU melihat apa yang Sudais kecil lakukan terhadap hidangan yang sudah ia siapkan. Sudais kecil menaburkan pasir ke dalam hidangan kambing yang disiapkan ibunya. Kaget bercampur kesal akhirnya ibunda beliau memarahinya,  “Sudais, dasar kamu anak nakal! Awas kamu kalau sudah besar kamu akan menjadi IMAM MASJIDIL HARAM!” Kemarahan ibunda Sudais inilah yang menjad

Maqam Ibrahim Batu dari Surga, Batu Pijakan Pembangun Ka'bah

Maqam Ibrahim yaitu batu pijakan Nabi Ibrahim sewaktu membangun kembali Ka’bah yang dapat naik turun seperti lift pekerja konstruksi saat ini. (video ilustrasi "lift untuk pekerja konstruksi) Sumber :  https://youtu.be/queiArbXPUg Maqam Ibrahim Batu dari Surga, Batu Pijakan Pembangun Ka'bah Maqam Ibrahim adalah tempat pijakan Nabi Ibrahim waktu membangun Ka’bah. Tempat pijakan itu adalah batu ajaib yang dikaruniakan Allah sebagai mukjizat kepada Nabi Ibrahim, di mana batu itu dapat bergerak naik turun sesuai kemauan Nabi Ibrahim ketika beliau membangun tembok Ka’bah. Telapak kaki Nabi Ibrahim membekas di batu pijakan itu. pijakan itu diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Kedua batu yang menjadi “asesoris” Baitullah ini telah dimuliakan Allah dengan firman-Nya: “Padanya (Baitullah) terdapat tanda-tanda yang nyata di antaranya maqam Ibrahim” (QS. Ali Imran:125) “Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS al-Baqarah: 125). Sep

Aneh jika merayakan Isra Mi’raj, namun mengingkari sifat Al ‘Uluw

Sumber video :  https://www.facebook. com Simak video bantahan Ust. Berik Said Bajri ( klik disini ) ------- Berikut Hadits Mi’raj : (1) ‏قال النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ففرض الله عز وجل على أمتي خمسين صلاة فرجعت بذلك حتى مررت على ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال ما فرض الله لك على أمتك قلت فرض خمسين صلاة قال فارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعت فوضع شطرها فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏قلت وضع شطرها فقال راجع ربك فإن أمتك لا تطيق فراجعت فوضع شطرها فرجعت إليه فقال ارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعته فقال هي خمس وهي خمسون لا يبدل القول لدي فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال راجع ربك فقلت استحييت من ربي Nabi SAW bersabda, "Allah mewajibkan atas umatku 50 shalat dan aku kembali dengan perintah itu, sampai aku melewati nabi Musa di mana dia bertanya, "Apa yang Allah wajibkan kepada umatmu?" Aku menjawab, "Allah mewajibkan 50 shalat. " Musa berkata, "Kembali kepada tuhanmu, karena umatmu tidak akan kuat atas perintah itu." Maka aku kembali dan Allah menghapuskan separuhnya dan

Kisah Pemindahan Arah Kiblat

Kisah Pemindahan Arah Kiblat Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Shalat Zhuhur di Bani Salimah Ketika Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  di Makkah, beliau shalat menghadap ke Baitul Maqdis, bahkan sampai di Madinah pun, beliau masih menghadapnya lebih dari sepuluh bulan. Namun, beliau terus menerus memohon dan berharap agar kiblat dipindahkan ke Ka’bah yang merupakan kiblatnya Nabi Ibrahim ‘ alaihis salam . Pada suatu hari, Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengunjungi ibu dari Basyar bin Barra’ bin Ma’rur dari  Bani Salimah . Lalu Ummu Basyar pun menjamu beliau. Kemudian tibalah waktu shalat Zhuhur. Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  pun shalat bersama para sahabat di masjid.  Setelah mengerjakan shalat dua rakaat, turunlah Jibril mengisyaratkan untuk shalat menghadap ke Baitullah dan Jibril pun shalat menghadap ke sana.  Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  memutar posisinya menghadap Ka’bah, bertukarlah posisi wanita pada kaum lelaki dan posisi kaum laki-laki pada

Mu'tamar Ahlus Sunnah di Chechnya Menyingkirkan Semua Kelompok Selain Asya’irah dan Maturidi dari Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Mu'tamar Ahlus Sunnah di Chechnya Menyingkirkan Semua Kelompok Selain Asya’irah dan Maturidi dari Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Pada malam Kamis 21 Dzulqa’dah 1437 H. (25 Agustus 2016)  diselenggarakanlah Muktamar Internasional Ulama Islam, untuk memperingati haul al-Syahid Presiden Syaikh Ahmad Haji Kadyrov rahimahullah dengan tema: “Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah? Penjelasan Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah; Akidah, Fikih dan Akhlak serta Dampak Penyimpangan darinya di Tataran Realitas.” Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Presiden Ramadhan Ahmed Kadyrov hafizahullah, dengan dihadiri oleh Grand Shaikh Al-Azhar, para mufti dan lebih dari dua ratus ulama dari seluruh dunia. Salah satu pointnya adalah : “Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Asyairah dan Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak—sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang meniti jalannya. Itu adalah manhaj yang menghargai s

Cerita khurafat tarekat (sufi) : Surau Tuo dan Syekh Ibrahim Mufti (Keramat Taram atau Tuanku Taram)

Gambar
Cerita khurafat tarekat (sufi) :  Surau Tuo dan Syekh Ibrahim Mufti (Keramat Taram atau Tuanku Taram) Surau Tuo Taram di Nagari Taram, Kabupaten Limapuluh Kota, terlihat masih berdiri kokoh dan sering didatangi peziarah. Surau Tuo Taram  Sumber video :  https://youtu.be/ Surau Tuo Taram merupakan pusat peradaban Islam tertua di Luak Limopuluah (Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, Sumbar). Dibangun pada zaman Syekh Ibrahim Mufti, ulama keramat asal Timor Tengah, Surau Tuo Taram kini dikelola secara bergiliran. Bersama surau ini, masyarakat Taram juga masih menyimpan Alquran tulisan tangan. Surau Tuo Taram masih berdiri kokoh di Jorong Balaicubadak, Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Di bagian belakang surau ini, tepatnya arah ke samping kiri, Bukik Bulek (Bukit Bulat) yang sudah lama menjadi ’maskot’ Taram. Konon, surau ini berdiri semasa seorang ulama besar bernama Syekh Ibrahim Mufti, mengembangkan Islam di wilayah Luak Limopuluah (Kabupaten Limapulu

Kemenangan Romawi yang Diabadikan Alquran, Pukulan Telak untuk Musyrik Makkah

Kemenangan Romawi yang Diabadikan Alquran, Pukulan Telak untuk Musyrik Makkah Alquran mengabadikan kemenangan Romawi atas Persia Salah satu kemukjizatan Alquran adalah mengetahui sesuatu yang akan terjadi, yakni kemenangan bangsa Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel atas Persia. Informasi dalam Alquran yang memberitakan bangsa Romawi akan menang ada pada surat Ar Rum Ayat 2-4. غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْنَۙ فِيْ بِضْعِ سِنِيْنَ ەۗ لِلّٰهِ الْاَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْۢ بَعْدُ ۗوَيَوْمَىِٕذٍ يَّفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَۙ  “Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Milik Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin.” (QS Ar Rum ayat 2-4)  Dalam penjelasan  Tafsir Kementerian Agama,  ayat ini menerangkan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan bangsa Pe

Kecerdasan Imam Ahmad Menjawab Tuduhan Al-Quran Sebagai Makhluk

Sumber video :  https://youtu.be/EvqFdl7S5Zo Kecerdasan Imam Ahmad Menjawab Tuduhan Al-Quran Sebagai Makhluk Imam Ahmad bin Hanbal hidup di Zaman yang pada saat itu kelompok Mu’tazilah sedang gencar-gencarnya menyuarakan bahwa al-Quran disebut Kalamullah adalah Makhluk. Sedangkan makhluk bersifat  Hadits  (baru) bukan  Qadim . ----- Kaum Muktazilah mendapat angin segar dan dimanja oleh Khalifah Al-Makmun hingga menjadikannya mazhab resmi negara, dan memaksa lawan ideologisnya untuk mengakui “Al-Qur’an sebagai makhluk”. Imam Ahmad bin Hanbal mengasingkan diri dari semua perdebatan di masanya, dan memilih hidup seperti salaf, meniru gaya hidup mereka. Sehingga kalangan salafi yang ada saat ini mengaku bahwa dia pengikut Imam Ahmad namun fakta mengatakan sebaliknya. Orang pertama yang mengatakan Al-Quran makhluk adalah Al-Ja’ad bin Dirham. Di masa Harun Ar Rasyid (193 H) belum ada kegairahan untuk mengadopsi pemikiran ini. Baru pada masa Al-Makmun (218 H) pemikiran ini diadopsi karen

Maqam Ibrahim tempat berijak sewaktu membangun Ka'bah

Maqam Ibrahim yaitu batu pijakan Nabi Ibrahim sewaktu membangun kembali Ka’bah yang dapat naik turun seperti lift pekerja konstruksi saat ini. (video ilustrasi "lift untuk pekerja konstruksi) Sumber :  https://youtu.be/queiArbXPUg Batu Maqam Ibrahim ini salah satu batu yang diturunkan dari surga dan dipelihara oleh Allah sampai saat ini, Jejak (lobang) untuk kedua tapak kaki Nabi Ibrahim memiliki spesifikasi dengan panjang 27 cm, lebar 14 cm dan berkedalaman 10 cm serta masih tampak dan jelas dan dapat dilihat hingga sekarang. Atas perintah Khalifah Al-Mahdi Al-Abbasi di sekeliling batu Maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat sangkar besi berbentuk sangkar burung [ https://id.wikipedia.org/wiki/Maqam_Ibrahim ] Sebelumnya perlu diluruskan (karena masih ada yang salah paham), bahwa maqam ibrahim bukanlah kuburan nabi Ibrahim, tetapi bekas pijakan kaki beliau ketika membangun ka’bah bersama putra beliau Nabi Ismail yang dapat naik turun dengan izin Allah SWT Maqam

Syekh Abdul Qadir Jailani : Sang Penjaga Aqidah

Syekh Abdul Qadir Jailani : Sang Penjaga Aqidah Syekh Abdul Qadir Jailani lahir di Jailan, selatan laut Kaspia (sekarang menjadi Provinsi Mazandaran), Iran, pada 470 H/1077 M, dari pasangan Abu Salih dan Umm Khair Fatima. Konon, dia adalah keturunan Nabi Muhammad dari cucu-cucunya, Hasan dan Husein. Meskipun belum ada yang secara meyakinkan menjelaskan kebenaran cerita tersebut. Ayahnya diyakini keturunan dari Hasan, sedangkan ibunya dari Husein. Sebagian besar usianya dihabiskan untuk belajar. Abdul Qadir baru menikah pada usia 50 tahun. Abdul Qadir lahir pada saat yang tepat. Ketika dinasti Saljuk yang berpusat di Iran sedang berada dalam masa kejayaannya. Perkembangan ilmu pengetahuan sedang pesat-pesatnya. Madrasah (sekolah) yang diasuh guruguru yang terkenal alim menjamur. Meskipun lahir di dusun yang jauh dari kota, dan akses yang masih sangat sulit, dia sudah mendengar hingar-bingar kemajuan ilmu pengetahuan di kota. Hasrat belajar Abdul Qadir pun tersalur. Sejak kecil, dia d