Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tahdzir

TAHDZIR ?

Tahdzir ? Tahdzir itu artinya mewanti wanti agar menjauhi seseorang. Tahdzir itu boleh jika memang orang yang ditahdzir berhak ditahdzir dan mashlahatnya lebih besar dari mudlarat tahdzir. Apabila mudlaratnya lebih besar maka tidak boleh. Di zaman dahulu para ulama menggunakan tahdzir juga untuk membela agama. Seperti Imam Asy Syafii, Ad Darimi mentahdzir Bisyir Al Marisi. Bahkan imam Ad Darimi menulis buku: Bantahan Utsman bin Sa'id Ad Darimi terhadap Bisyir Al Marisi yang sesat. Imam Ahmad mentahdzir Seorang ulama yang bernama Husain Al Karobisi karena ia mengatakan: lafdzi bil qur'an makhluk. Juga mentahdzir Amru bin Ubaid karena keyakinan qodariyahnya, padahal Amru bin Ubaid ini ahli ibadah yang hebat. Para ulama juga mentahdzir Al Hasan bin Shalih bin Hayy karena pendapatnya membolehkan memberontak kepada pemimpin muslim. Padahal Al Hasan bin Shalih ini sangat hebat keilmuan haditsnya bahkan setarap Sufyan Ats Tsauri. Cuma masalahnya para awamers menganggap itu sesuatu yan

Tahdzir Terhadap Dai Menyimpang, Bukan Berarti Merasa Suci

Tahdzir Terhadap Dai Menyimpang, Bukan Berarti Merasa Suci O leh Yulian Purnama, S.Kom. Tahdzir  atau memperingatkan umat terhadap bahaya dai yang menyimpang adalah bagian dari agama. Karena ini bentuk amar makruf nahi mungkar dan upaya untuk menjaga kemurnian agama. Nabi  Shallallahu ‘alaihi wasallam  pun melakukan tahdzir   terhadap orang-orang menyimpang secara umum maupun secara khusus. Dari Abu Umayyah al Jumahi  Radhiallahu ’anhu , Nabi  Shallallahu ’alaihi wasallam  bersabda, إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر “Di antara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari  al ashoghir ” (HR. Ibnul Mubarak dalam  Az Zuhd  [2: 316], Al Lalikai dalam  Syarah Ushulus Sunnah  [1: 230], dihasankan Al Albani dalam  Silsilah Ash Shahihah  [695]). Ibnul Mubarak ketika meriwayatkan hadis ini, beliau menjelaskan, الأصاغر : أهل البدع “ Al Ashoghir  adalah  ahlul bid’ah ” Ini bentuk  tahdzir  secara umum. Nabi  Shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda tentang Dzul Khuwaisira