Tahdzir Terhadap Dai Menyimpang, Bukan Berarti Merasa Suci
Tahdzir Terhadap Dai Menyimpang, Bukan Berarti Merasa Suci O leh Yulian Purnama, S.Kom. Tahdzir atau memperingatkan umat terhadap bahaya dai yang menyimpang adalah bagian dari agama. Karena ini bentuk amar makruf nahi mungkar dan upaya untuk menjaga kemurnian agama. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pun melakukan tahdzir terhadap orang-orang menyimpang secara umum maupun secara khusus. Dari Abu Umayyah al Jumahi Radhiallahu ’anhu , Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر “Di antara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashoghir ” (HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2: 316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1: 230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]). Ibnul Mubarak ketika meriwayatkan hadis ini, beliau menjelaskan, الأصاغر : أهل البدع “ Al Ashoghir adalah ahlul bid’ah ” Ini bentuk tahdzir secara umum. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang Dzul Khuwaisira