Postingan

Menampilkan postingan dengan label a

Menolak Kemunkaran Dengan Bid’ah

MENOLAK KEMUNKARAN DAN BID’AH Menolak Kemunkaran Dengan Bid’ah Oleh Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas  حفظه الله عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ  اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. (رواه البخاري ومسلم) وَ فِيْ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. Diriwayatkan dari Ummul-Mu’minin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah Radhiyallahu anha ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:  “Barangsiapa yang menciptakan hal baru dalam perkara (ibadah) yang tidak ada dasar hukumnya, maka ia ditolak”.  (HR al Bukhari dan Muslim). Dalam hadits riwayat Muslim: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Barangsiapa melakukan amalan, yang tidak didasari perintah kami, maka ia ditolak” . BIOGRAFI PERAWI HADITS Beliau adalah Ummul-Mu’minin, ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shid...

Orang Tua Nabi Muhammad di Masa Fatrah dan Siapa Ahlul Fatrah?

Orang Tua Nabi Muhammad di Masa Fatrah dan Siapa Ahlul Fatrah?  Bagaimana jika ada yang meninggal di masa fatrah (masa kosong di antara dua nabi) seperti orang tua nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa ada seseorang yang bertanya,  يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيْنَ أَبِي؟  “Wahai Rasulullah di mana tempat kembali bapakku?”  فِي النَّارِ  “Di neraka.”  Ketika orang tersebut berpaling, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya lantas berkata,  إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّار  “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim, no. 203)  Dari hadits di atas kita bisa mengambil beberapa faedah yang kami sarikan dari penjelasan Imam Nawawi:  1- Siapa saja yang mati dalam keadaan kafir, maka ia berada di neraka dan tak bermanfaat hubungan keluarga dekat.  2- Dalam hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa siapa yang mati pada masa fatrah (masa kosong di antara dua nabi) dan s...

TIDAK PERLU MENCARI TANDA MALAM LAILATUL QADAR

TIDAK PERLU MENCARI TANDA MALAM LAILATUL QADAR Sebenarnya kita tidak perlu mencari tanda malam lailatul qadar. Kita cukup banyak ibadah saja di sepuluh malam hari terakhir bulan Ramadhan, maka kita akan mendapatkan keutamaan malam yang ada. Tanda malam lailatul qadar nampak pun setelah malam tersebut berlalu. Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي “Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fathul Bari, 4: 260) Di antara yang menjadi dalil perkataan beliau di atas adalah hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا. “Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari...

Universitas Al-Azhar, Lembaga Pendidikan dan Alat Politik Rezim

Gambar
Universitas Al-Azhar, Lembaga Pendidikan dan Alat Politik Rezim  Universitas Al-Azhar berkembang dari sebuah masjid istana yang didirikan pada 970 Masehi oleh Dinasti Fatimiah, rezim syiah Ismailiyyah dari Tunisia sebelum pindah ke Mesir.  Menurut sejarawan, nama Al-Azhar digunakan pendirinya untuk mengenang putri bungsu Nabi Muhammad, Fatimah, yang bergelar Az-Zahra’, artinya Yang Bercahaya. Ada pula yang mengaitkannya dengan kompleks istana sang khalifah, Al-Qushur Az-Zahirah (Istana-istana yang Bercahaya), tempat masjid tersebut berada di tengah-tengahnya.  Simbol Kekuatan Baru   Pada 988, Khalifah Al-‘Aziz Billah (955-996) memerintahkan wazir (perdana menteri) yang berdarah Yahudi kelahiran Bagdad, Ya’qub bin Killis, untuk merintis sebuah lembaga pendidikan. Sebagai kekuatan politik yang baru bersinar, lembaga tersebut dimaksudkan untuk menandingi Bait Al-Hikmah yang didirikan Dinasti Abbasiyah di Bagdad.  Ya’qub mula-mula merekrut 35 cendekiawan untuk memim...