Postingan

Menampilkan postingan dengan label Asy'ariyah

INILAH WAHHABI SESUNGGUHNYA..!

Gambar
INILAH WAHHABI SESUNGGUHNYA..! Wajib diketahui oleh setiap kaum Musimin dimanapun mereka berada bahwasanya firqoh Wahabi adalah Firqoh yang sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan. Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya, mungkin bagi mereka yang PRO akan merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang KONTRA mungkin akan tertawa sepuas-puasnya.. Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini? Bagaimanakah sejarah penamaan mereka?  Marilah kita simak dialog Ilmiah yang sangat menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy Syuwai’ir dengan para masyaikh/dosen-dosen disuatu Universitas Islam di Maroko  Salah seorang Dosen itu berkata: “Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggal...

Sisi Gelap Ahmad bin Zaini Dahlan

Gambar
Sisi Gelap Ahmad bin Zaini Dahlan:  Propaganda yang Menjatuhkan Dakwah Sunnah dan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله  Ahmad bin Zaini Dahlan (wafat 1304 H) adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai pemimpin oposisi terhadap dakwah Salaf di Hijaz, khususnya di Makkah dan Madinah. Ia memanfaatkan kedudukannya sebagai Mufti Mazhab Syafi'i di Makkah untuk menyebarkan propaganda anti-Salafi, bahkan menulis beberapa karya yang bertujuan mencoreng nama baik Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله dan para pengikutnya. Tuduhan yang ia sebarkan tidak hanya berdampak di Hijaz, tetapi juga menyebar luas ke kalangan jamaah haji dari berbagai negara, menciptakan kesalahpahaman besar terhadap dakwah tauhid yang dibawa oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله.  Namun, ada sisi lain dari Ahmad bin Zaini Dahlan yang jarang dibahas secara terbuka. Banyak ulama menyoroti bahwa ia memiliki kecenderungan kuat terhadap paham Rafidhah (Syi'ah), meskipun secara lahiriah ia meng...

Kecaman Ulama Terhadap Ilmu Kalam/Filsafat

Sumber video :  https://youtu.be/ Kecaman Ulama Terhadap Ilmu Kalam/Filsafat Oleh : Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi  Disebut ilmu kalam karena ilmu ini hanyalah dibangun di atas ucapan, pendapat dan logika semata, tanpa dibangun di atas dalil Al-Qur'an dan Sunnah yang . Ilmu kalam sangat terpengaruh banyak oleh ilmu manthiq dan filsafat Yunani yang muncul berabad-abad sebelum datangnya Islam.  Islam tidak membutuhkan ilmu ini sama sekali karena ilmu ini hanyalah berisi kejahilan, kebingungan, kesesatan dan penyimpangan. Hal ini telah diakui oleh para pakar ahli kalam yang telah lama mendalami ilmu ini.  Imamul Haromain al-Juwaini, beliau berkata: Wahai sahabat-sahabatku, janganlah kamu sibuk dengan ilmu kalam. Seandainya saya tahu bahwa hasil ilmu kalam adalah seperti yang menimpa diriku, niscaya saya tidak akan menyibukkan diri dengan ilmu kalam. (Al-Mantsur Minal Hikayat was Sualat hlm. 51 oleh Al-Hafizh Muhammad bin Thohir al-Maqdisi).  Imam al-Ghozali juga menje...

DERAJAT HADIS TENTANG KALIMAT SYAHADAT TERTULIS DI TIANG ARASY

Ustadz Prof. H. Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., Ph.D., Datuk Seri Ulama Setia Negara ( Ustadz sufi Bertarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ), obral hadis palsu ? Simak video berikut : DERAJAT HADIS TENTANG KALIMAT SYAHADAT TERTULIS DI TIANG ARASY  Oleh : Lukmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.  PERTANYAAN:  Bagaimana status hadis tentang Nabi Adam عليه السلم yg melihat tulisan di surga lafaz الله  dan  محمد dalam bentuk syahadat lalu Nabi Adam bertanya, “Siapa orang yang berdampingan dengan engkau ya Rabb?” Kurang lebihnya seperti itu.   JAWABAN : Barangkali hadis yang ditanyakan redaksinya adalah  لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ، قَالَ: يَا رَبِّ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لَمَا غَفَرْتَ لِي، فَقَالَ اللهُ: يَا آدَمُ، وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أَخْلُقْهُ؟ قَالَ: يَا رَبِّ، لِأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيَدِكَ، وَنَفَخْتُ فيَّ مِنْ رُوْحِكَ، رَفَعْتُ رَأْسِي، فَرَأَيْتُ عَلَى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا: لَا إِلَهَ إِلَّا الل...

Ngalap Berkah dari Sisa Makan dan Minum Pak Kyai

Gambar
Ngalap Berkah dari Sisa Makan dan Minum Pak Kyai  Bolehkah ngalap berkah dari bekas makan dan minum seorang kyai, ulama, ustadz atau orang shalih? Atau mungkin ngalap berkah dengan mengusap-ngusap tubuhnya saat ia masih hidup?  Ada kebiasaan sebagian masyarakat yang pasti sebagian kita pernah melihatnya. Sengaja makanan atau minuman Pak Kyai dibuat berlebih, bahkan sangat-sangat lebih dari kebutuhannya saat ingin menjamunya. Sampai-sampai ada kya yang diberikan satu nampan besar oleh jama’ahnya, itu pun hanya dimakan sesuap dan sisanya jadi arakan dan rebutan untuk tujuan ngalap berkah.  Ngalap berkah atau dalam kaca mata syari’at disebut dengan tabarruk berarti mencari berkah atau kebaikan. Berkah atau barokah sendiri berarti tetapnya atau bertambahnya kebaikan.  Jadi tujuan sebagian orang ngalap berkah dengan sisa makan, minum, air liur, keringan atau badan seorang tokoh spiritual adalah supaya memperoleh kebaikan.  Bagaimana Islam memandang hal ini?  Nga...

Tidak Meyakini Allah Di Atas ‘Arsy, Apakah Keluar Dari Islam (Kafir) ?

Tidak Meyakini Allah Di Atas ‘Arsy, Apakah Keluar Dari Islam (Kafir) ?  Oleh : Ustadz Muslim Al-Atsari حفظه الله  1. Saudara Muslim Yang Berbeda Aqidah.  Seorang Muslim  yang berbeda aqidah, termasuk masalah dalam asma wa sifat, tidak dapat dikatakan kafir kecuali di dalam perkara yang menjadikan kemurtadan atau keluar dari Islam.  Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rohimahullah berkata:  “Menghukumi dengan takfir dan tafsiq (menyatakan seseorang sebagai orang kafir dan orang fasiq) bukan diserahkan kepada kita, tetapi hal itu diserahkan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Sehingga hal itu termasuk hukum-hukum agama yang tempat kembalinya adalah Al-Kitab dan As-Sunnah, maka dalam hal ini wajib sangat berhati-hati. Tidaklah dikafirkan dan difasiqkan kecuali orang yang ditunjukkan Al-Kitab dan As-Sunnah atas kekafirannya atau kefasiqannya. Dan hukum asal seorang muslim yang nyata (keislamannya), yang lurus, adalah tetap pada keislaman dan kelurusannya, sa...

WALI ALLAH VS WALI SYETAN

WALI ALLAH VS WALI SYETAN  Ikhwah fillah..sebagaimana yg kita ketahui bersama, bahwa Allah memiliki wali dan syetan juga memiliki wali. Oleh karenanya, wajib bagi kita utk bisa membedakannya. Allah memberikan pertolonganNya kepada para waliNya. Begitu juga dengan syetan. Dan wali² syetan adalah setiap orang yg berpaling dari al Quran dan as Sunnah serta pengamalan salafush sholih. Allah berfirman:  وَمَن یَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ نُقَیِّضۡ لَهُۥ شَیۡطَـٰنࣰا فَهُوَ لَهُۥ قَرِینࣱ  "Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya." (Qs. Az Zukhruf : 36)  Dalam tafsir al Muyassar di jelaskan (yg artinya) :  "Dan barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah yang maha pengasih yaitu al-qur’an, sehingga tidak takut hukumanNya dan tidak mengambil petunjukNya, maka Kami mengirimkan setan kepadanya di dunia yang menyesatka...

Prinsip-Prinsip Dasar Ajaran Tasawuf yang Menyimpang Dari Petunjuk Al Quran dan As Sunnah

Prinsip-Prinsip Dasar Ajaran Tasawuf yang Menyimpang Dari Petunjuk Al Quran dan As Sunnah (Ringkasan dari satu pembahasan yang ditulis oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya Haqiqat At Tashawwuf, pembahasan:  Mauqif Ash Shufiyyah Min Al ‘Ibadah wa Ad Din  (hal.17-38) dengan sedikit perubahan) Orang-orang ahli Tasawuf -khususnya yang ada di zaman sekarang- mempunyai prinsip dasar dan metode khusus dalam memahami dan menjalankan agama ini, yang sangat bertentangan dengan prinsip dan metode Ahlusunnah wal Jamaah, dan menyimpang sangat jauh dari Al Quran dan As Sunnah. Mereka membangun keyakinan dan tata cara peribadatan mereka di atas simbol-simbol dan istilah-istilah yang mereka ciptakan sendiri, yang dapat kita simpulkan sebagai berikut. Pertama , mereka membatasi ibadah hanya pada aspek  Mahabbah  (kecintaan) saja dan mengenyampingkan aspek-aspek yang lainnya, seperti aspek  Khauf  (rasa takut) dan  Raja’  (harapan), sebagaimana yang terlihat...