Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sufi - Tasauf - Tarekat

ADA APA DENGAN BASAPA?

ADA APA DENGAN BASAPA? Ritual Yang Mengandung Kesyirikan Basapa diadakan setiap hari Rabu setelah 10 Safar ketika bulan mulai naik, puluhan ribu orang mengunjungi makam Syaikh Burhanuddin di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar (di kenal dengan Syaikh Burhanuddin Ulakan). Pada awalnya mereka mengunjungi makam Syaikh tidak terkoordinir, bisa dilakukan di bulan apa saja. Untuk menyatukan penziarah maka ditetapkan ziarah diadakan pada bulan Safar karena diyakini Syaikh meninggal pada tanggal 10 Safar 1111 H atau 20 Juni 1704 M (sebagian menyatakan tahun 1104 H). Karena ziarah di bulan Safar ini munculnya istilah “BASAPA” (pergi Safar). BEBERAPA RITUAL YANG DILAKUKAN 1 . Dzikir, dsb Ritual Basapa dimulai ba’da Dzuhur dan mencapai puncaknya menjelang Maghrib, semakin malam suasana semain larut dan syahdu dengan berbagai ritual seperti: dzikir, tahlilan, shalawat, yasinan, ratib saman, barzanji dan do’a-do’a dilantunkan. Masing-masing jama’ah melantunkan dzikir yang berbeda, tergantung ...

Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin

Sumber video :  https://youtu.be/Jz_zMNfCRH0?si=gQlzphp5bDbm1vsW Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin  DR. Usamah bin Abdul Hamid dalam sebuah artikelnya menyebutkan bahwa Imam al-Ghazali suatu waktu hendak berkunjung ke Marakesh (pusat pemerintahan Murobithin kala itu). Namun, ia menunda dan membatalkan kunjungannya itu. Mengapa?  Sebab, Yusuf bin Tasyifin menyambanginya di perjalanan, ketika baru sampai Iskandariah. Ini adalah bukti akan adanya hubungan baik di antara keduanya, antara Yusuf dan al-Ghazali.  Namun, ketika Yusuf mewariskan kekuasaannya pada putranya, Ali bin Yusuf, hubungan baik Yusuf dan al-Ghazali retak. Saat Ali mewarisi kerajaan Murobithin, keinginannya membakar kitab Ihya Ulumuddin karya sahabat bapaknya, Imam al-Ghazali, seperti tak terhentikan. ALi bin Yusuf mendapat sokongan penuh para fukaha, para ahli fikih.  Adalah Murobithin sebuah kerajaan Islam yang sempat eksis di bumi Maroko dan Spanyol pada abad ke-5 dan 6 Hijri...

Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah 'Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI'I DALAM MASALAH 'AQIDAH Memperkenalkan pernyataan imam syafi'i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah imam asy-syafi'i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin. di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi'i fi Itsbat al-Aqidah , karya Dr. Mu h ammad bin Abdil-Wahab al-'Aqîl. Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. Saya suka kalau tidak ada yang ditambahkan ke kuburan, dan tidak ada salahnya kalau ada kotoran dari sesuatu yang lain di dalamnya. Kalau kotoran dari sesuatu yang lain ditambahkan, tanahnya akan naik tinggi. Saya suka kalau tanahnya harus terbuka ke tanah sekitar sejengkal. "Saya suka kalau tanah kuburan itu tidak ditinggikan dari selainnya dan tidak mengambilnya d...

Penyimpangan-Penyimpangan dalam Perkara Al-Mahdi

Penyimpangan-Penyimpangan dalam Perkara Al-Mahdi  Telah dikemukakan di awal pembahasan ini tentang sikap yang benar terhadap munculnya Al-Mahdi. Namun demikian, ada saja yang salah dalam menyikapi berita akan munculnya Al-Imam Al-Mahdi. Secara garis besar, kesalahan sikap tersebut dapat kita bagi menjadi tiga:  Pertama : mereka yang menggantungkan segala harapan akan munculnya Al-Mahdi, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa daulah Islam tidak akan tegak kecuali dengan kemunculannya. Dan ini berdampak kepada kemalasan untuk berbuat.  Kedua : mereka yang mengingkari munculnya Al-Mahdi atau meragukannya.  Ketiga : mereka yang memanfaatkan keyakinan ini demi kepentingan tertentu. Sehingga menjadikan kemunculannya sebagai momentum untuk meraih apa yang diinginkan, dengan cara mengaku-ngaku dirinya sebagai Al-Mahdi, atau menciptakan Al-Mahdi palsu.  Berikut ini perincian dari ketiganya:  Golongan pertama, di antara mereka adalah orang-orang Shufi (Sufi).  Men...

Pendidikan Karakter Dalam Tasawuf Modern Hamka dan Tasawuf Transformatif Kontemporer

Pendidikan Karakter Dalam Tasawuf Modern Hamka dan Tasawuf Transformatif Kontemporer  PENDAHULUAN   Sufistik, sebagai pola hidup pada sebagian masyarakat di kota-kota besar sekarang ini, bahkan mereka mulai tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkan pola hidup sufistik. Hal ini dapat dilihat dari munculnya buku-buku tasawuf, kajian-kajian tasawuf dan maraknya kelompok-kelompok sufistik di berbagai tempat.  Fenomena tersebut di atas, menunjukkan bahwa agama telah dibawa ke wilayah industri dan digitalisasi. Kitab suci masuk ruang internet, diolah ke dalam MP3, pesantren virtual, dan lain-lain. Fenomena tersebut menarik untuk dikaji mengingat betapa pongahnya masyarakat modern ketika puncak kehidupannya yang rasional, empiris telah membawa mereka ke puncak peradaban. Tulisan ini mencoba menguraikan konsep pendidikan karakter yang ditawarkan oleh Hamka dalam tasawuf modernnya dan pendekatan tasawuf transformatif kontemporer.  Pendidikan Karakter Dalam Pendekatan Tasaw...

Kesamaan Aqidah Imam Empat

KESAMAAN AQIDAH IMAM EMPAT Oleh : Syaikh Dr. Muhammad Abdurrahman Al-Khumais Aqidah imam empat, Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad. Adalah yang dituturkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sesuai dengan apa yang menjadi pegangan para sahabat dan tabi’in. Tidak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah ushuluddin. Mereka justru sepakat untuk beriman kepada sifat-sifat Allah, bahwa Al-Qur’an itu dalam Kalam Allah, bukan makhluk dan bahwa iman itu memerlukan pembenaran dalam hati dan lisan. Mereka juga mengingkari para ahli kalam, seperti kelompok Jahmiyyah dan lain-lain yang terpengaruh dengan filsafat Yunani dan aliran-aliran kalam. Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyyah menuturkan, “… Namun rahmat Allah kepada hamba-Nya menghendaki, bahwa para imam yang menjadi panutan umat, seperti imam madzhab empat dan lain-lain, mereka mengingkari para ahli kalam seperti kelompok Jahmiyyah dalam masalah Al-Qur’an, dan tentang beriman kepada sifat-sifat Allah. Mereka sepakat seperti keyakinan para ...

Di Manakah Allah, Syubhat Allah Ada Tanpa Tempat

Baca juga " Isu Allah tanpa bertempat " Di Manakah Allah, Syubhat Allah Ada Tanpa Tempat  Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.  Syubhat zaman kuno masih saja dimunculkan oleh orang yang hidup di abad ke-21. Demikianlah syubhat yang muncul saat ini apalagi digembar-gemborkan di dunia maya yang sedikit sekali yang mengcounternya. Sebagian syubhatnya adalah kalau kita menetapkan Allah di atas langit, maka mereka menyanggah, “Kalau gitu Allah punya tempat dong!” Gitu ujar mereka.  Kalau saudara lihat tulisan berikut ini akan jelaskan syubhat kuno yang dimunculkan oleh mereka. Syubhat ini sudah disinggung oleh ulama masa silam seperti Al Karmani. Semoga tulisan ini semakin menarik untuk dikaji.  Muhammad bin Aslam Ath Thusi[1]  قال الحاكم في ترجمته حدثنا يحيى العنبري حدثنا أحمد بن سلمة حدثنا محمد بن أسلم قال قال لي عبد الله بن طاهر بلغني أنك لا ترفع رأسك إلى السماء فقلت ولم وهل أرجو الخير إلا ممن هو في السماء...

Isu Allah tanpa bertempat

Isu Allah tanpa bertempat   HUJJAH ALLAH WUJUD TANPA BERTEMPAT  Sesungguhnya telah tersebar dalam masyarakat kita suatu kata-kata yang dinisbahkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu mengenai Allah wujud tanpa bertempat.  KATA MEREKA:  Imam Ali radhiallahu ‘anhu berkata :  كان ولا مكان، وهو الان على كان.  “Adalah Allah, tiada tempat bagi-Nya, dan Dia sekarang tetap seperti semula.”  Beliau juga berkata :  إن الله تعالى خلق العرش إظهارًا لقدرته لا مكانا لذاته.  ”Sesungguhnya Allah – Maha Tinggi- menciptakan Arsy untuk menampakkan kekuasaan-Nya bukan sebagai tempat untuk Zat-Nya.”[ Al Farqu baina al Firaq:333]  Beliau juga berkata :  من زعم أن إلهنا محدود فقد جهل الخالق المعبود.  ”Sesiapa menganggap bahawa Tuhan kita terbatas (mahdûd) maka ia telah jahil (tidak mengenal) Tuhan Sang Pencipta.”[ Hilyatul Awliyâ’; Abu Nu’aim al Isfahani,1/73, ketika menyebut sejarah Ali ibn Abi Thalib ra.]  KITA JAWAB :  Ini m...