Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

Mengapa Kyai Aswaja Membenci Wahabi?

Mengapa Kyai Aswaja Membenci Wahabi? DINAMIKA dakwah Islam di tanah air dalam tiga dekade terakhir diwarnai dengan fenomena pesatnya perkembangan dakwah salafiyah yang bertujuan mengembalikan pemahaman umat Islam kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan  manhaj salafushshalih . Fakta demikian ternyata mengundang  phobia  luar biasa dari kalangan tradisionalis atau yang menyebut diri sebagai Aswaja, di mana praktek-praktek keislaman mereka yang sarat pencampuradukan dengan budaya lokal mendapatkan koreksi dari kalangan salafi. Perlu ditegaskan, makna Aswaja dalam term kaum tradisionalis bukanlah satu pengamalan beragama yang meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatny a dalam akidah maupun ibadah sebagaimana definisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebenarnya, melainkan satu model baru keislaman yang memadukan berbagai unsur semisal mazhab ilmu kalam Asya’irah, tasawuf, dan ritual-ritual amaliah yang berasal dari warisan kultur Hindu-Budha. Maka tak heran, berkembangnya dakwah salafi dari

An-Nis-yaan (النِّسْيَانُ), Salah Satu Shifat Allah ta’ala

Sumber video :  https://youtu.be/F3AoR An-Nis-yaan (النِّسْيَانُ), Salah Satu Shifat Allah ta’ala An-Nis-yaan  (النِّسْيَانُ) dalam lisan bahasa Arab yang sering kita ucapkan sering diartikan ‘lupa’. Padahal, an-nis-yaan merupakan shifat  fi’liyyah khabariyyah  yang tsaabit bagi Allah berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebelum kita bahas apa makna an-nis-yaan, mari kita cermati dalil-dalil yang ada dalam kedua sumber tersebut : Dalil Al-Qur’an Allah  ta’ala  berfirman : الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ  نَنْسَاهُمْ  كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ “(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami  melupakan  mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”  [QS. Al-A’raaf : 51].

SEJARAH TAHLILAN DI TANAH JAWA

SEJARAH TAHLILAN DI TANAH JAWA "Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du.  Berikut pembahasan tentang sejarah tahlilan di Tanah Jawa Indonesia yang ditulis oleh saudara Sangadji EM, semoga Allah menjadikan salinan (copy) risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin. "Sebenarnya tahlil adalah istilah syar’i yang artinya ucapan Laailaahaillallah (artinya: tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Namun entah kenapa, istilah ini kemudian dipakai untuk acara yang dilakukan setelah kematian seseorang (Selamatan Kematian) dengan imbuhan ‘an’ di akhirnya menjadi ‘tahlilan’.  Inilah yang kita bahas pada kesempatan kali ini merujuk kepada tulisan saudara Sangadji EM dengan sedikit editan. Sejarah Lahirnya Tahlilan di Tanah Jawa Perintis, pelopor dan pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di Pulau Jawa adalah

ACARA KEMATIAN 7, 40, 100, 1000 HARI ADALAH DARI AJARAN HINDU

Simak video berikut : Ustadz Abdul Aziz,beliau adalah mualaf yg Menggugat acara selametan" Sumber video :  https://www.facebook.com/ ACARA KEMATIAN 7, 40, 100, 1000 HARI ADALAH DARI AJARAN HINDU Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Disini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah. Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 1, 3, 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa melacaknya dikitab-kitab agama hindu. Disebutkan bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari

Hukum Syair dalam Islam

Hukum Syair dalam Islam Oleh : dr. Adika Mianoki, Sp.S.*) Syair merupakan karya sastra yang telah lama dikenal oleh bangsa Arab. Di zaman Islam, pengaruh syair pun juga tidak lepas dari kehidupan kaum muslimin. Di zaman Nabi masih hidup, beliau pernah melarang dan mencela syair. Namun, beliau pun pada kesempatan lain tidak melarang syair, bahkan beliau pun pernah melantunkan syair. Kedua hal yang tampaknya bertentangan ini akan mudah dipahami apabila kita bisa menempatkan dalil-dalil yang ada sesuai dengan kondisi dan keadaannya. Dengan memahami penjelasan masing-masing dalil, maka adanya dalil-dalil yang tampaknya saling bertentangan tersebut dapat dikompromikan dan digunakan sebagaimana mestinya. Tafsir firman Allah surah Asy-Syu’ara’ ayat 244 Allah  Ta’ala  berfirman dalam surah Asy-Syu’ara’ ayat 244, وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلْغَاوُۥنَ “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.“  (QS. Asy-Syu’ara’: 244) Mengenai ayat ini, ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ib

Kisah Taubat Seorang yang Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sesat

Video ilustrasi : Kiyai Muhammad Idrus Ramli, Menukil Fatwa Ulama Aceh Tentang Mencaci Maki "WAHABI". Caci-maki Wahabi. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin....! ---- Kisah Taubat Seorang yang Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sesat Oleh : Abu Ashim Muhtar Arifin Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (wafat 1389 H)  rahimahullah  mengatakan: “Aku sekarang akan menyebutkan sebuah kisah tentang Abdurrahman al-Bakri, salah seorang penduduk kota Najd. Pada mulanya ia adalah salah seorang  thalibul ‘ilmi  (penuntut ilmu) yang belajar kepada pamannya, yaitu Syaikh Abdullah bin Abdullathif Alu Syaikh dan para syaikh yang lain. Kemudian beliau ingin membuka sebuah madrasah di Aman. Di sana beliau mengajarkan tauhid dari biaya sendiri. Apabila harta yang dimilikinya telah habis, maka beliau mengambil barang dagangan dari seseorang dan pergi ke India. Terkadang beliau menghabiskan waktu selama setengah t

Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Suka Mengkafirkan Orang?

Video ilustrasi :  Yang suka mengkafir-kafirkan itu adalah Syi'ah  Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Suka Mengkafirkan Orang? Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab  rahimahullah  adalah salah seorang ulama yang diakui banyak pihak sebagai mujaddid (pembaharu agama) di abad 12 hijriyah. Karena banyak sekali dampak kebaikan yang dihasilkan oleh dakwah beliau rahimahullah . Dakwah beliau adalah dakwah yang berlandaskan kitab suci al-Qur’ân, Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengikuti Salaf (para pendahulu) yang shalih. Namun, ada sebagian orang yang tidak mengerti dakwah beliau rahimahullah berani mencela beliau rahimahullah , bahkan berusaha menjauhkan manusia dari dakwah beliau rahimahullah . Mereka menuduh syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dengan berbagai macam tuduhan, diantara beliau rahimahullah dituding suka mengkafirkan kaum Muslimin secara membabi buta. Mereka juga menuduh bahwa tindakan terorisme di zaman ini, te