Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran
Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Sebenarnya berita tentang syahidnya Umar, telah disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
Suatu ketika, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhun. Merasa ada banyak manusia istimewa yang menaikinnya, Uhud langsung bergetar. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid. (HR. Bukhari 3472, Ahmad 12435, dan yang lainnya).
Dalam catatan kaki shahih Bukhari dinyatakan,
( شهيدان ) هما عمر وعثمان رضي الله عنهما وقد ماتا شهيدين
“Dua orang syahid” maksudnya adalah Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhuma. Dan beliau berdua mati syahid. (Taqliq Shahih Bukhari Musthofa Bugha, catatan hadis no. 3472). Dan apa yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti terjadi.
Disamping itu, Umar selalu berharap agar beliau diwafatkan dalam kondisi syahid. Diantara doa yang beliau baca,
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِى شَهَادَةً فِى سَبِيلِكَ ، وَاجْعَلْ مَوْتِى فِى بَلَدِ رَسُولِكَ – صلى الله عليه وسلم
Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 1890)
Musuh Islam Dengki Umar
Di zaman Umar Radhiyallahu ‘anhu, kaum muslimin berhasil menaklukkan banyak wilayah kafir, termasuk negara majusi di Persia. Hingga Madinah menjadi kaya emas, karena saking banyaknya harta rampasan perang yang dimiliki kaum muslimin dari penaklukkan Persi (sekarang negara Iran-Syi'ah). Sementara para tawanan, menjadi budak milik kaum muslimin. Keberhasilan kaum muslimin ternyata menjadi dendam para musuh islam.
Mereka bertekad, tidak akan membiarkan Abu Hafsh (Umar bin Khatab) meninggal dengan tenang di pembaringan.
Dulu ada seorang sahabat bernama Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu. Beliau memiliki seorang budak pekerja bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz beragama Majusi. Sebelumnya, Umar pernah menetapkan peraturan yang melarang tawanan dewasa dibawa masuk ke kota Madinah.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Sebenarnya berita tentang syahidnya Umar, telah disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
Suatu ketika, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhun. Merasa ada banyak manusia istimewa yang menaikinnya, Uhud langsung bergetar. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid. (HR. Bukhari 3472, Ahmad 12435, dan yang lainnya).
Dalam catatan kaki shahih Bukhari dinyatakan,
( شهيدان ) هما عمر وعثمان رضي الله عنهما وقد ماتا شهيدين
“Dua orang syahid” maksudnya adalah Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhuma. Dan beliau berdua mati syahid. (Taqliq Shahih Bukhari Musthofa Bugha, catatan hadis no. 3472). Dan apa yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti terjadi.
Disamping itu, Umar selalu berharap agar beliau diwafatkan dalam kondisi syahid. Diantara doa yang beliau baca,
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِى شَهَادَةً فِى سَبِيلِكَ ، وَاجْعَلْ مَوْتِى فِى بَلَدِ رَسُولِكَ – صلى الله عليه وسلم
Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 1890)
Musuh Islam Dengki Umar
Di zaman Umar Radhiyallahu ‘anhu, kaum muslimin berhasil menaklukkan banyak wilayah kafir, termasuk negara majusi di Persia. Hingga Madinah menjadi kaya emas, karena saking banyaknya harta rampasan perang yang dimiliki kaum muslimin dari penaklukkan Persi (sekarang negara Iran-Syi'ah). Sementara para tawanan, menjadi budak milik kaum muslimin. Keberhasilan kaum muslimin ternyata menjadi dendam para musuh islam.
Mereka bertekad, tidak akan membiarkan Abu Hafsh (Umar bin Khatab) meninggal dengan tenang di pembaringan.
Dulu ada seorang sahabat bernama Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu. Beliau memiliki seorang budak pekerja bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz beragama Majusi. Sebelumnya, Umar pernah menetapkan peraturan yang melarang tawanan dewasa dibawa masuk ke kota Madinah.
Hingga Mughirah meminta izin kepada Umar untuk membawa Abu Lukluk masuk ke Madinah, karena dia memiliki keterampilan membuat senjata, sehingga bisa bermanfaat untuk umat islam. Abu Lukluk seorang pandai besi, ahli pertukangan, dan ukiran. Maka Umar pun mengizinkan.
Abu Lu’lu’ah memendam keinginan untuk membunuh Umar. Diapun menyiapkan sebilah pisau besar bermata dua, dengan pegangan di bagian tengah pisau. Pisau ini diasah tajam dan dilumuri racun.
Ketika waktu subuh tepatnya di hari Rabu. Orang majusi ini bersembunyi di salah satu sudut masjid di penghujung malam menunggu waktu subuh.
Kronologi Pembunuhan Umar
Amr bin Maimun merupakan saksi sejarah kejadian ini. Imam Bukhari dalam shahihnya menyebutkan pengakuan Amr bin Maimun ketika menceritakan peristiwa itu,
“Pada hari tertusuknya Umar, ketika jamaah shalat subuh itu, aku berada di shaf kedua, sementara di depanku ada Abdullah bin Abbas. Subuh itu, Umar memimpin shalat dengan melewati barisan shaf dan memerintahkan, “Luruskanlah shaf.”
Ketika dia sudah tidak melihat lagi celah-celah dalam barisan shaf tersebut, maka Umar maju lalu bertabir. Sepertinya beliau membaca surat Yusuf atau An-Nahl pada raka’at pertama, sehingga memungkinkan semua orang bergabung dalam shalat jamaah.
Sesaat ketika aku tidak mendengar bacaan takbir intiqal Umar, tiba-tiba terdengar dia berteriak, “Ada orang yang telah membunuhku, seekor anjing telah menerkamku.”
Abu Lukluk berusaha lari sambil menyabet-nyabetkan belatinya. Hingga ada sekitar 13 orang yang terkena tusukan belatinya, 7 diantaranya meninggal dunia.
Ada salah satu jamaah yang melihat ini, dia langsung melemparkan baju mantelnya dan tepat mengenai si majusi itu. Ketika dia menyadari bahwa dia tak lagi bisa menghindar, dia bunuh diri.
Umar memegang tangan Abdur Rahman bin ‘Auf lalu menariknya ke depan. Siapa saja orang yang berada dekat dengan Umar pasti dapat meilihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berda di sudut-sudut masjid, mereka tidak mengetahui peristiwa yang terjadi, selain hanya kehilangan suara Umar. Mereka berseru, “Subhanallah, Subhanallah.” Mereka menyangka imam shalat lupa.
Kemudian Abdurrahman bin Auf melanjutkan shalat jamaah subuh dengan ringan (beliau membaca surat yang pendek). Setelah shalat selesai, Umar bertanya, “Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa yang telah menikamku.”
Ibnu Abbas berkeliling sesaat lalu kembali, “Budaknya Mughirah.”
Umar bertanya, “Budak yang pandai membuat senjata itu?”
Ibnu Abbas menjawab, “Ya, benar.”
Mendengar jawaban ini, Umar bersyukur, beliau memuji Allah, doanya dikabulkan. Karena beliau dibunuh orang majusi, bukan orang islam.
Umar Radhiyallahu ‘anhu mengatakan dalam sebuah kalimat yang dicatat para ahli sejarah,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى لَمْ يَجْعَلْ مَنِيَّتِى بِيَدِ رَجُلٍ يَدَّعِى الإِسْلاَمَ
Segala puji bagi Allah, yang tidak meletakkan kematianku di tangan orang yang menyatakan muslim.
Selanjutnya, Umar dibawa pulang. Saat itu, masyarakat madinah seakan tidak pernah mengalami musibah seperti hari itu sebelumnya. Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu menderita luka menganga karena bekas tusukan itu. Ketika diberi minuman rendaman kurma, minuman itu keluar melalui perutnya. Kemudian diberi susu namun susu itu keluar melalui lukanya.
Akhirnya orang-orang menyadari bahwa nyawa Umar tidak bisa lagi terselamatkan…
(Shahih Bukhari no. 3700)
Kuburan Abu Lukluk
Bagi orang Syiah Iran dan seantero dunia, Abu Lukluk dianggap pahlawan. Namanya harum di tengah mereka. Dia dianggap pahlawan karena secara pengecut ‘berani’ membunuh Umar. Karena itulah, dia digelari Abu Lukluah Baba Syuja ad-Din, artinya Abu Lukluk sang pemberani dalam agama. Sebagai lambang permusuhan dengan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu yang telah menaklukkan Persia.
Banyak orang syiah yang main ke kuburannya untuk berdoa di sana. Kuburannya di kota Kasyan di Iran. Sebenarnya sebagian orang syiah sendiri tidak yakin kuburan Abu Lukluk ada di Iran, sementara dia mati di madinah.
Tapi ada satu tempat yang mereka klaim sebagai kuburan Abu Lukluk.
Di pintu gerbang kuburan Abu Lukluk tertulis,
بقعة مبركة بابا شجاع الدين أبو لؤلؤ فيروز
Tempat yang diberkahi, Baba Syuja Abu Lukluk Fairuz.
Orang syiah memiliki acara itimewa untuk mengenang Abu Lukluk, mereka beribadah di makamnya,
Tahu doa mereka di kuburan Abu Lukluk?
Mereka mengucapkan doa,
اللهم احشرني مع أبي لؤلؤة
“Ya Allah, kumpulkanlah aku bersama Abu Lukluk”
Anda bisa lihat rekaman doa mereka di bagian akhir video ini:
Itulah agama syiah…
Sumber : https://konsultasisyariah.com/
Abu Lu’lu’ah memendam keinginan untuk membunuh Umar. Diapun menyiapkan sebilah pisau besar bermata dua, dengan pegangan di bagian tengah pisau. Pisau ini diasah tajam dan dilumuri racun.
Ketika waktu subuh tepatnya di hari Rabu. Orang majusi ini bersembunyi di salah satu sudut masjid di penghujung malam menunggu waktu subuh.
Kronologi Pembunuhan Umar
Amr bin Maimun merupakan saksi sejarah kejadian ini. Imam Bukhari dalam shahihnya menyebutkan pengakuan Amr bin Maimun ketika menceritakan peristiwa itu,
“Pada hari tertusuknya Umar, ketika jamaah shalat subuh itu, aku berada di shaf kedua, sementara di depanku ada Abdullah bin Abbas. Subuh itu, Umar memimpin shalat dengan melewati barisan shaf dan memerintahkan, “Luruskanlah shaf.”
Ketika dia sudah tidak melihat lagi celah-celah dalam barisan shaf tersebut, maka Umar maju lalu bertabir. Sepertinya beliau membaca surat Yusuf atau An-Nahl pada raka’at pertama, sehingga memungkinkan semua orang bergabung dalam shalat jamaah.
Sesaat ketika aku tidak mendengar bacaan takbir intiqal Umar, tiba-tiba terdengar dia berteriak, “Ada orang yang telah membunuhku, seekor anjing telah menerkamku.”
Abu Lukluk berusaha lari sambil menyabet-nyabetkan belatinya. Hingga ada sekitar 13 orang yang terkena tusukan belatinya, 7 diantaranya meninggal dunia.
Ada salah satu jamaah yang melihat ini, dia langsung melemparkan baju mantelnya dan tepat mengenai si majusi itu. Ketika dia menyadari bahwa dia tak lagi bisa menghindar, dia bunuh diri.
Umar memegang tangan Abdur Rahman bin ‘Auf lalu menariknya ke depan. Siapa saja orang yang berada dekat dengan Umar pasti dapat meilihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berda di sudut-sudut masjid, mereka tidak mengetahui peristiwa yang terjadi, selain hanya kehilangan suara Umar. Mereka berseru, “Subhanallah, Subhanallah.” Mereka menyangka imam shalat lupa.
Kemudian Abdurrahman bin Auf melanjutkan shalat jamaah subuh dengan ringan (beliau membaca surat yang pendek). Setelah shalat selesai, Umar bertanya, “Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa yang telah menikamku.”
Ibnu Abbas berkeliling sesaat lalu kembali, “Budaknya Mughirah.”
Umar bertanya, “Budak yang pandai membuat senjata itu?”
Ibnu Abbas menjawab, “Ya, benar.”
Mendengar jawaban ini, Umar bersyukur, beliau memuji Allah, doanya dikabulkan. Karena beliau dibunuh orang majusi, bukan orang islam.
Umar Radhiyallahu ‘anhu mengatakan dalam sebuah kalimat yang dicatat para ahli sejarah,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى لَمْ يَجْعَلْ مَنِيَّتِى بِيَدِ رَجُلٍ يَدَّعِى الإِسْلاَمَ
Segala puji bagi Allah, yang tidak meletakkan kematianku di tangan orang yang menyatakan muslim.
Selanjutnya, Umar dibawa pulang. Saat itu, masyarakat madinah seakan tidak pernah mengalami musibah seperti hari itu sebelumnya. Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu menderita luka menganga karena bekas tusukan itu. Ketika diberi minuman rendaman kurma, minuman itu keluar melalui perutnya. Kemudian diberi susu namun susu itu keluar melalui lukanya.
Akhirnya orang-orang menyadari bahwa nyawa Umar tidak bisa lagi terselamatkan…
(Shahih Bukhari no. 3700)
Kuburan Abu Lukluk
Bagi orang Syiah Iran dan seantero dunia, Abu Lukluk dianggap pahlawan. Namanya harum di tengah mereka. Dia dianggap pahlawan karena secara pengecut ‘berani’ membunuh Umar. Karena itulah, dia digelari Abu Lukluah Baba Syuja ad-Din, artinya Abu Lukluk sang pemberani dalam agama. Sebagai lambang permusuhan dengan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu yang telah menaklukkan Persia.
Banyak orang syiah yang main ke kuburannya untuk berdoa di sana. Kuburannya di kota Kasyan di Iran. Sebenarnya sebagian orang syiah sendiri tidak yakin kuburan Abu Lukluk ada di Iran, sementara dia mati di madinah.
Tapi ada satu tempat yang mereka klaim sebagai kuburan Abu Lukluk.
Di pintu gerbang kuburan Abu Lukluk tertulis,
بقعة مبركة بابا شجاع الدين أبو لؤلؤ فيروز
Tempat yang diberkahi, Baba Syuja Abu Lukluk Fairuz.
Orang syiah memiliki acara itimewa untuk mengenang Abu Lukluk, mereka beribadah di makamnya,
Tahu doa mereka di kuburan Abu Lukluk?
Mereka mengucapkan doa,
اللهم احشرني مع أبي لؤلؤة
“Ya Allah, kumpulkanlah aku bersama Abu Lukluk”
Anda bisa lihat rekaman doa mereka di bagian akhir video ini:
Sumber video : https://youtu.be/fJ7r
Itulah agama syiah…
Sumber : https://konsultasisyariah.com/
Komentar
Posting Komentar