Berdirinya Organisasi ini berawal dari sebuah Central Comite Chilafat (CCC) dalam rangka untuk memprotes Kerajaan Arab Saudi agar melindungi kebebasan bermazhab dalam pelaksanaan ibadah di Masjidil Haram. Sayangnya diplomasi ini berakhir dengan kekecewaan karena Arab Saudi tidak menerimanya.
"Nah oleh karenanya sampai saat ini organisasi ini dendam tak berkesudahan dengan memfitnah dan benci Kerajaan Arab Saudi" ("?")
Berikut Sekilas Sejarah NU :
Sejarah lahirnya NU Pembentukan NU tak bisa lepas dari peran sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Melansir laman resmi NU, berdirinya organisasi ini tak lepas dari polemik mengenai gerakan purifikasi Islam yang disertai tendensi menentang ajaran tradisional di Arab Saudi. Gerakan purifikasi Islam di Arab Saudi ini bahkan berkeinginan membongkar makam Nabi Muhammad SAW karena dianggap bid'ah (hal baru yang tak pernah dilakukan Nabi).
Adanya gerakan ini seiring dengan berkuasanya Raja Saud dan menjadikan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan. Bagi para ulama saat itu, gerakan purifikasi Islam yang berupaya menghapus tradisi dan budaya justru menjadi ancaman bagi kemajuan peradaban. KH Abdul Wahab Chasbullah kemudian membawa masalah ini ke Kongres Al-Islam yang diselenggarakan pada 21-27 Agustus 1925 di Yogyakarta. Kebetulan, Indonesia akan mengirim Central Comite Chilafat (CCC), delegasi umat Islam ke Muktamar Dunia Islam di Mekkah pada 1925. Tokoh CCC sendiri diisi oleh sejumlah nama, seperti Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan HOS Tjokroaminoto. Kiai Wahab pun beberapa kali melakukan pendekatan kepada tokoh CCC agar mendesak Arab Saudi untuk melindungi kebebasan bermazhab.
Sayangnya, diplomasi ini selalu berakhir dengan kekecewaan karena sikap tak kooperatif dari kelompok modernis tersebut. Akhirnya, Kiai Wahab membentuk Komite Hijaz pada Januari 1927 dan telah mendapat restu dari KH Hasyim Asy'ari. Komite Hijaz nantinya akan dikirim ke Muktamar Dunia di Arab Saudi. Untuk memilih delegasi perwakilan Komite Hijaz, Kiai Hasyim kemudian mengundang ulama terkemuka pada 31 Januari 1926. Hasilnya, KH Raden Asnawi Kudus disepakati sebagai delegasi Komite Hijaz. Namun, masalah baru muncul setelah penunjukan delegasi itu, karena belum ada institusi yang mengirim Kiai Asnawi. Atas dasar itu, lahirlah organisasi atau jam'iyyah yang diberi nama Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Pemilihan nama itu merupakan usulan dari KH Mas Alwi bin Abdul Aziz.
Sumber : https://www.kompas.com
Baca artikel terkait :
Untukmu Pembenci Wahabi :
SIMAK APA KATA HABIB RIZIQ, Prof. DR. Azzahro & Ust. Zulkifli, di video berikut :
Sangat mengena sekali semua penjelasan dlm video ini, untuk yg suka sengit, nyinyir, menghina, alergi & antipati dg da'wah sunnah (salaf), kemudian melabeli dg sebutan wahabi sesat dll.
Simak baik2 video diatas, ambil wudhu lebih dulu jika perlu, supaya hatinya bersih, tidak terkontaminasi bisikan setan.
Dengarlah apa kata Habib Riziq tentang M. Abd Wahab, simak juga apa kata Tokoh NU Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA, Guru Besar Ilmu Fiqih Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang serta Ketua IPIM (Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Seluruh Indonesia). Mereka bisa dikatakan sebagai representasi Ulama atau Tokoh NU atau setidaknya sebagai warga Nahdhiyin.
Ternyata...sebetulnya mereka tidak antipati kepada Muhammad Abd. Wahab yg anda sebut sebagai wahabi/salafi,
Hati2, gunakanlah akalmu, hatimu, kecederdasanmu, nuranimu secara bijak, jangan dipelihara kebencian didalam hati apalagi jika menghabiskan waktu untuk menebar atau menularkan kebencian kepada saudara sesama muslim, kepada da'i da'i salaf, karena kelak di pengadilan akhirat anda akan berhadapan dg orang orang yg anda cela anda fitnah, anda hrs membayar fitnah2 yg anda sebar, ingatlah bahwa dosa ghibah itu tdk bisa ditebus dg ibadah seumur hidup, sehebat apapun amalmu tdk akan bisa menghapus dosa ghibah mu, fitnahmu kpd Muhammad Abd. Wahab dan para ulama ulama salaf,
Renungi apa kata Prof. Zahro ini :
"Tidak mungkin, tdk masuk akal Allah membiarkan Mekkah, Masjidil Harom, Masjid Nabawi diurus oleh orang2 yg anda anggap sesat",
itu logika paling sederhana yg seharusnya disadari, apakah logika se-sederhana itu tdk juga bisa dicerna?
Baca juga artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar