Postingan

Menampilkan postingan dengan label nasehat diri

Sebuah perumpamaan dalam Al-Qur'an: Angin Pembawa Api dan Kebakaran di Los Angeles

Sebuah perumpamaan  dalam Al-Qur'an:  Angin Pembawa Api dan Kebakaran di Los Angeles Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles pada Januari 2025 menarik perhatian global. Lebih dari 29.000 hektar lahan hangus terbakar, dengan 12.300 bangunan hancur dan 11 nyawa melayang. Salah satu faktor utama yang memperparah bencana ini adalah angin Santa Ana, yang dikenal mempercepat penyebaran api di wilayah tersebut.  Sumber video :  https://youtu.be/ Angin Santa Ana : Penyebar Api di Los Angeles  Angin Santa Ana adalah angin kering dan panas yang bertiup dari pedalaman menuju pesisir California Selatan. Kecepatan angin ini dapat mencapai 70 mph (sekitar 112 km/jam), membawa kelembapan rendah yang menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran api. Dalam kebakaran Los Angeles baru-baru ini, angin ini menyebabkan api sulit dikendalikan dan memperluas area terdampak.  Perspektif Al-Qur'an tentang Angin Pembawa Api adalah sebuah perumpamaan  menggambarkan suatu amal perbu...

Jangan Bicara Ilmu yang Bukan Bidang Keahliannya!

Gambar
Simak video ilustrasi berikut : Sumber video :  https://youtu.be/XOPel_ Sumber yang dibahas dalam video ini :  https://map.gsfc.nasa.gov/media/ Jangan Bicara Ilmu yang Bukan Bidang Keahliannya! Oleh: Misno Mohd Djahri Setiap manusia memiliki ide, gagasan dan pemikiran yang berbeda sehingga muncullah berbagai teori dan ilmu pengetahuan. Perkembangan dari ilmu pengetahuan meniscayakan adanya spesialisasi pada masing-masing disiplin ilmu, hingga pada perkembangan berikutnya mempengaruhi pola pikir seseorang dengan disiplin ilmunya masing-masing. Berangkat dari sinilah kemudian sebuah ilmu akan dikuasai secara mendalam oleh para pakarnya, bagaimana jika ada seorang yang menguasai banyak cabang ilmu? Atau orang yang membahas dan berbicara disiplin ilmu yang bukan bidangnya? Islam sebagai agama yang sangat memberikan perhatian kepada ilmu pengetahuan telah memberikan jalan dalam mempelajari dan mendalami sebuah disiplin ilmu. Allah Ta’ala berfirman dalam kalamNya: يَرْفَعِ ٱللَّ...

JANGAN SALAH MENGAMBIL ILMU AGAMA !!

Gambar
Ust. Abdul Shomad mana yang mau diikuti..? Ust. Abdul..? atau Ust. Shomad..? Simak video berikut : Katanya Ahli Hadis tapi mengingkari Hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  menasehati para sahabat  radhiyallahu ‘anhum : فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ “ Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian. ” Simak video beikut : ---o0o--- JANGAN SALAH MENGAMBIL ILMU AGAMA !! Menuntut ilmu syar'i itu wajib, tapi tetaplah perhatikan dari mana dan dari siapa kita mengambil. Tidak semua ustadz,da'i atau penceramah yang bisa kita ambil ilmunya. Karena telah datang zamannya semakin banyak pengekor firqoh-firqoh sesat yang keluar di akhir zaman ini, da'i-da'i penebar syubhat yang hanya pandai beretorika dan sebatas ingin di gemari ummat. Maka dari itu, jangan salah ...

Ingin Jadi Youtuber Terkenal?

Ingin Jadi Youtuber Terkenal? Mungkin di zaman ini banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi youtuber terkenal. Padahal senang pada popularitas itu akan merusak agama. Nabi  shallallahu ’alaihi wasallam  bersabda, ما ذئبانِ جائعانِ أُرسلا في غنمٍ، بأفسدَ لها من حرصِ المرءِ على المالِ والشرفِ، لدِينه “Dua ekor serigala yang dilepas kepada seekor kambing, itu tidak lebih merusak daripada ambisi manusia terhadap harta dan kedudukan, yang itu akan merusak agamanya” (HR. Tirmidzi no. 2376, ia berkata, “hasan sahih”). “Jangan lupa like video saya ya … “ Itulah slogan para Youtuber. Berharap penonton memuji videonya dan mereka terus mencari decak kagum para penonton. Padahal Nabi  shallallahu ‘alaihi wasallam  juga bersabda, إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ “Jauhilah sifat suka dipuji. Karena dengan dipuji-puji itu, seakan-akan Engkau disembelih” (HR. Ahmad no. 16460, disahihkan Al Albani dalam  Shahih Al Jami  no. 2674). Al Munawi  rahimah...

Mati Husnul Khotimah dengan Kalimat “Laa ilaha illallah”

Mati Husnul Khotimah dengan Kalimat “Laa ilaha illallah” Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya . Sebuah kisah yang pantas direnungkan. Akankah kematian kita bisa baik seperti ini. Semoga Allah memudahkan kita mati dalam keadaan husnul khotimah (akhir yang baik).   Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ “Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.”  (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621) Melihat hadits tersebut, kami teringat pada sebuah kisah yang sangat menarik dan menakjubkan. Kisah ini diceritakan oleh Al Khotib Al Baghdadi, dalam  Tarikh Bagdad  10/335 . Berikut kisah tersebut. Abu Ja’far At Tusturi mengatakan, “Kami pernah mendatangi Abu Zur’ah Ar Rozi yang dalam keadaan sakaratul maut di Masyahron. Di...

TAHDZIR ?

Tahdzir ? Tahdzir itu artinya mewanti wanti agar menjauhi seseorang. Tahdzir itu boleh jika memang orang yang ditahdzir berhak ditahdzir dan mashlahatnya lebih besar dari mudlarat tahdzir. Apabila mudlaratnya lebih besar maka tidak boleh. Di zaman dahulu para ulama menggunakan tahdzir juga untuk membela agama. Seperti Imam Asy Syafii, Ad Darimi mentahdzir Bisyir Al Marisi. Bahkan imam Ad Darimi menulis buku: Bantahan Utsman bin Sa'id Ad Darimi terhadap Bisyir Al Marisi yang sesat. Imam Ahmad mentahdzir Seorang ulama yang bernama Husain Al Karobisi karena ia mengatakan: lafdzi bil qur'an makhluk. Juga mentahdzir Amru bin Ubaid karena keyakinan qodariyahnya, padahal Amru bin Ubaid ini ahli ibadah yang hebat. Para ulama juga mentahdzir Al Hasan bin Shalih bin Hayy karena pendapatnya membolehkan memberontak kepada pemimpin muslim. Padahal Al Hasan bin Shalih ini sangat hebat keilmuan haditsnya bahkan setarap Sufyan Ats Tsauri. Cuma masalahnya para awamers menganggap itu sesuatu yan...

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Kesalahan Ulama

SIKAP AHLUSSUNNAH TERHADAP KESALAHAN ULAMA Oleh : Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr Sepeninggal Rasulullah tidak ada seorangpun yang ma’sum (terbebas dari kesalahan). Begitu pula orang alim ; dia pun tidak akan lepas dari kesalahan. Seseorang yang terjatuh dalam kesalahan, janganlah kesalahannya itu digunakan untuk menjatuhkan dirinya. Dan tidak boleh kesalahannya itu menjadi sarana untuk membuka kejelekannya yang lain dan melakukan tahdzir[1]  terhadapnya. Seharusnya kesalahannya yang sedikit itu dima’afkan dengan banyaknya kebenaran yang dia miliki. Apabila ada ulama yang telah meninggal ternyata salah pendapatnya, maka hendaknya kita tetap memanfaatkan ilmunya, tetapi jangan mengikuti pendapatnya yang salah, dan tetap mendo’akan serta mengharap kepada Allah agar mencurahkan rahmat kepadanya. Adapun bila orang yang pendapatnya salah itu masih hidup, apakah dia seorang ulama atau sekedar penuntut ilmu, maka kita ingatkan kesalahannya itu dengan lembut dengan harap...

Musibah Datang Karena Maksiat dan Dosa

Sumber video :  https://www.facebook.com/ Sumber suara latar belakang :  https://www.facebook.com/reel/ Musibah Datang Karena Maksiat dan Dosa “ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). ” (QS. Asy Syuraa: 30) Ali bin Abi Tholib – radhiyallahu ‘anhu – mengatakan, مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ “Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” ( Al Jawabul Kaafi , hal. 87) Perkataan ‘Ali – radhiyallahu ‘anhu – di sini selaras dengan firman Allah Ta’ala, وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ “ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). ” (QS. Asy Syuraa: 30) Para ulama salaf pun mengataka...

Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya

Gambar
عَلِّمُوْا أولادكم فإنهم خُلِقُوْا لزمان غير زمانكم Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” (H.R. Ali Bin Abi Thalib). علموا أولادكم غير ما علمتم، فإنهم خلقوا لزمان غير زمانكم “Didiklah anak-anakmu dengan sesuatu yang berbeda dari apa yang sudah kamu ketahui, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk sebuah zaman yang zaman itu berbeda dengan zamanmu” . Zaman terus berkembang dan berubah. Orangtua tentu harus banyak belajar dan mengikuti perkembangan zaman agar sesuai dengan perkembangan anak. Sumber :  https://www.facebook.com/ Sumber video :  https://www.facebook.com/ Mendidik anak saat ini : “Gelisahlah masa depannya” “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu”  (Ali Bin Abi Thalib) “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” (Redaksi ini ...

Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup

Satu-Satunya Cara Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup ialah Memahaminya Sumber video reel:  https://www.facebook.com/ Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup Al-Qur’an Pedoman Hidup  –  “Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”  (Q.S. Yunus 10:57)  “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan  Al-Qur’an  sebagai petunjuk, bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dengan yangn batil.”  (QS. Al-Baqarah: 185) Al-Qur’an bagi orang Islam adalah pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus diikuti dalam hidupnya. Al Qur’an, selain sebagai  al-huda  (sumber petunjuk), juga merupakan  asy-syifa  (penyembuh) sebagaimana tertera dalam surah Yunus, ayat 57 di atas. Ibnu Katsir mengatakan, “Syifa bagi penyakit-penyakit dalam dada” artinya, penyakit...