Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah

SEJARAH TAHLILAN DI TANAH JAWA

SEJARAH TAHLILAN DI TANAH JAWA "Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du.  Berikut pembahasan tentang sejarah tahlilan di Tanah Jawa Indonesia yang ditulis oleh saudara Sangadji EM, semoga Allah menjadikan salinan (copy) risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin. "Sebenarnya tahlil adalah istilah syar’i yang artinya ucapan Laailaahaillallah (artinya: tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Namun entah kenapa, istilah ini kemudian dipakai untuk acara yang dilakukan setelah kematian seseorang (Selamatan Kematian) dengan imbuhan ‘an’ di akhirnya menjadi ‘tahlilan’.  Inilah yang kita bahas pada kesempatan kali ini merujuk kepada tulisan saudara Sangadji EM dengan sedikit editan. Sejarah Lahirnya Tahlilan di Tanah Jawa Perintis, pelopor dan pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di Pulau Jawa adalah

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Ini?

Gambar
Kerajaan Safawi di Persia Kerajaan Safawi merupakan kerajaan yang berkuasa di Persia, sekarang Iran, sejak 1501 hingga 1736. Masa kekuasaan Kerajaan Safawi disebut-sebut sebagai awal sejarah Iran modern. Pada masa kejayaannya, kerajaan ini pernah menguasai Iran, Azerbaijan, Bahrain, Armenia, Georgia timur, Kaukasus Utara, Irak, Kuwait, Afghanistan, serta sebagian wilayah Turki, Suriah, Pakistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Lantas, siapa yang mendirikan Kerajaan Safawi? Pendiri Kerajaan Safawi Persia Pendiri Kerajaan Safawi adalah Ismail I, keturunan dari pendiri gerakan tarekat Safawiyah, Shafi Al-Din (1253-1334). Berdirinya Kerajaan dan Dinasti Safawi bermula dari gerakan tarekat Safawiyah yang didirikan oleh Shafi Al-Din di Azerbaijan. Tarekat ini mendapatkan banyak pengikut dan terus berkembang hingga kepemimpinan Sadr al-Din Musa, yang menggantikan Shafi Al-Din. Namun, gerakan tarekat Safawiyah mulai berubah pada pertengahan abad ke-15, ketika dipimpin oleh cicit Sadr al-

Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Imam Masjidil Haram yang pertama non Arab

Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Imam Masjidil Haram yang pertama non Arab, mengajar di Makkah dan melahirkan ulama-ulama yang berbeda pendapat dan aliran. Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah adalah ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dia memiliki peranan penting di Mekkah al Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia. Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah merupakan tokoh yang memiliki darah Koto Gadang, sebuah desa yang memiliki keunikan intelektualitas di Minangkabau Pada Masa Kolonialisme Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin ‘Abd Al-Lathif Al-Minangkabawi asy-Syafi’i adalah turunan dari seorang hakim golongan Padri yang “benar-benar” anti penjajahan Belanda. Ia dilahirkan di Kota Gadang Bukittinggi, Sumatra Barat pada hari Senin 6 Dzulhijjah tahun 1276 H oleh ibu bernama Limbak Urai. Limbak Urai adalah sauda

Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran

Umar bin Khatab Dibunuh Orang Iran Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du, Sebenarnya berita tentang syahidnya Umar, telah disampaikan oleh Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Anas bin Malik  Radhiyallahu ‘anhu  menceritakan, Suatu ketika, Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam  menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhun. Merasa ada banyak manusia istimewa yang menaikinnya, Uhud langsung bergetar. Kemudian Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid . (HR. Bukhari 3472, Ahmad 12435, dan yang lainnya). Dalam catatan kaki shahih Bukhari dinyatakan, ( شهيدان ) هما عمر وعثمان رضي الله عنهما وقد ماتا شهيدين “Dua orang syahid” maksudnya adalah Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhuma. Dan beliau berdua mati syahid. (Taqliq Shahih Bukhari Musthofa Bugha, catatan hadis no. 34

4. Perang Padri ; Gerakan perlawanan rakyat Sumatera Barat terhadap Belanda dipimpin oleh Imam Bonjol

4. Perang Padri ; Gerakan perlawanan rakyat Sumatera Barat terhadap Belanda dipimpin oleh Imam Bonjol Dalam perjanjian dan ikrar rahasia di lereng gunung Tandikat itu, telah ditetapkan bahwa tanggal 11 Januari 1833, kaum Padri dan golongan penghulu beserta rakyat Sumatera Barat secara serentak melakukan serangan kepada pasukan Belanda. Awal serangan rakyat Minangkabau ini terhadap pasukan Belanda banyak mengalami kemenangan, terutama di daerah sekitar benteng Bonjol, di mana pasukan Belanda ditempatkan untuk melakukan blokade. Pasukan Belanda yang langsung dipimpin oleh Letnan Kolonel Vermeulen Krieger, pimpinan tertinggi militer di Sumatera Barat, di daerah Sipisang diporak-porandakan oleh pasukan Padri, sehingga, banyak sekali serdadu Belanda yang mati terbunuh. Hanya Letnan Kolonel Vermeulen Krieger dan beberapa orang anak buahnya yang dapat menyelamatkan diri dari pembunuhan itu. Karena semua jalan terputus maka terpaksa Letnan Kolonel Vermeulen Krieger dengan anak buahnya yang tin