Silaturahim itu ialah menyambungkan apa yang telah terputus

Larangan Memutus Ikatan Silaturrahim

Sumber video : https://youtu.be/h3h

Makna Silaturahim :

“Bukanlah yang dikatakan silaturahim itu adalah membalas kunjungan atau pemberian, melainkan silaturahim itu ialah menyambungkan apa yang telah terputus” (HR. Bukhari Muslim).

Kegiatan atau aplikasi makna silaturahim yang banyak di praktekkan masyarakat, di antaranya dengan saling mengunjungi, bertandang, bersama-sama dalam berbagai momentum, bertegur sapa, ataupun dengan saling tolong menolong. Akan tetapi, pada makna yang lebih luas, sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah, silaturahim juga bermakna menyambungkan sesuatu yang terputus, sebagaimana hadis diatas.

Motivasi Rabbani

Banyak sekali ayat Al-Quran dan hadits Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan silaturahim dan berbuat baik kepada tetangga. Di antara yang masyhur, adalah firman Allah pada surat Annisa (perempuan) ayat pertama, yang artinya:

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (nabi Adam), menciptakan pasangannya (dari dirinya) dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah, yang dengan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim (kekeluargaan, kekerabatan dan persahabatan). Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Perintah untuk menyambungkan kasih sayang, kekeluargaan, persaudaraan dan kekerabatan secara tegas Allah sampaikan, setelah sebelumnya Allah mengingatkan kita bahwa pada awalnya, manusia itu sendirian, dan boleh jadi dalam kesendiriannya, kita akan merasa kesepian dan hampa. Allah swt kemudian menciptakan Hawa untuk menemani Nabi Adam as, agar tidak sendiri lagi. Bahagia, punya teman, bisa saling bercerita, berbagi, bantu membantu, tolong menolong dan bekerja sama untuk semua urusan kehidupan. Seolah Allah ingin mengatakan bahwa “kalian harus bersyukur, dulu kesepian, kini setelah diberikan teman yang terus berkembang menjadi banyak, jangan sampai kalian wahai manusia, melakukan sesuatu yang akan membuat kalian menjadi kesepian kembali, karena kesendiriannya. Dalam konteks dakwah dan am intikhab, jangan sampai hizb dan dakwah ini tidak lagi dilirik dan dipilih masyarakat, menjadi sepi peminat, lantaran para kadernya tidak gemar silaturahim. Lantaran kita lebih asyik merapat dengan komunitas yang homogen, dan malas bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat luas yang cenderung heterogen. Untuk itu, mari kokohkan kembali semangat untuk terus berbaur tapi tidak terlarut, berinteraksi tapi tidak terinfiltrasi, bermasyarakat tapi tidak terbawa maksiat. Yakhtalituuna walakin yatamayazun.

Keutamaan dan Urgensi silaturahim

  1. Tanda / ciri orang beriman.
    Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah saw bersabda “barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah menghubungkan kasih sayang/tali persaudaraan/ silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam (HR Bukhari dan Muslim, di dalam kitab Riyadushalihin).
  2. Digolongkan sebagai orang yang berakal dan dapat mengambil pelajaran/ Ulil Albab. Di dalam surat ArRa’du ayat 19- 21, Allah menjelaskan, bahwa di antara kriteria orang yang berakal dan dapat mengambil pelajaran, adalah “orang yang senantiasa bersilaturahim”, yakni yang menghubungkan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menghubungkan. Jadi, kalau kita merasa sebagai orang yang punya akal, tidak ada pilihan lain, wajib silaturahim. Sebaliknya? Jawabannya silakan diuraikan sendiri.
  3. Salah satu risalah penting yang dibawa Nabi Muhammad saw.
    Sahabat Amr bin Abasah RA pernah menyampaikan, saya datang kepada Nabi saw di Mekkah, awal kenabian, kemudian saya bertanya kepada beliau, “Apakah kedudukan tuan? Beliau menjawab,” Nabi” Apakah Nabi itu? Jawab beliau “Allah mengutus aku” saya bertanya kembali, untuk apa Allah mengutus tuan? Beliau/Rasulullah saw menjawab: “ALLAH MENGUTUS AKU UNTUK MENYAMBUNGKAN TALI PERSAHABATAN/KASIH SAYANG, menghancurkan berhala dan mengESA kan Allah tanpa mempersekutukan dengan sesuatupun.
  4. Salah satu amal yang menyebabkan pelakunya masuk surga.
    Dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid Alansharyra, bahwasanya ada seseorang bertanya:” wahai rasulullah, beritahukan kepada saya sesuatu amal yang dapat memasukkan saya ke surga. “Rasul menjawab. Yaitu kamu menyembah Allah dan jangan mempersekutukannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menghubungkan silaturahim.

Hikmah Silaturahim

Berbagai penjelasan dalil banyak berbicara tentang hikmah silaturahim. Barangsiapa menginginkannya, maka lakukanlah silaturahim dan tidak menundanya. Apa saja hikmah silaturahim itu?

  1. Dipanjangkan umurnya. Manusia hidup sebagai makhluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Orang yang sering bertemu dan bertatap muka dengan banyak orang, suka berinteraksi dan tidak menyendiri, insya Allah memiliki potensi lebih sehat dibandingkan yang tidak mau bergaul, menyendiri dan tak mau bergerak. Paling tidak, dengan berinteraksi dengan berbagai kalangan, ia makin menyadari bahwa ternyata setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, setiap manusia memiliki permasalahan hidupnya masing-masing, sehingga dia tidak berpikir bahwa “dialah yang paling menderita hidupnya” Ternyata banyak orang lain yang juga punya masalah. Kesadaran ini membuat rasa syukur makin muncul dan sekaligus belajar sabar kepada orang lain. Mata batin dan jiwa pun tenteram, peluang sehat menjadi lebih dekat.
  2. Dimurahkan rezekinya. Dari Anas bin Malik RA, katanya, saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang ingin supaya dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia memperhubungkan silaturahim (HR Bukhari). Dengan silaturahim makin banyak teman dan relasi, itu maknanya makin banyak akses informasi, akses dan peluang pasar untuk bisnis, dan akses2 kebaikan yang lainnya.
  3. Menumbuhkan jiwa persatuan dan semangat tolong menolong. “Tangan Allah berada dia atas jamaah/bersatu. Persatuan adalah rahmat, dan perpecahan adalah ahzab. Tidak dapat dipungkiri, salah satu yang menumbuhkan menyatu dan bersaudara adalah aktivitas menyambungkan kasih sayang/silaturahim. Dengan ini juga bisa dibangun kesamaan visi dan pemahaman tentang suatu hal. Jika visi dan pemahaman sudah searah, tentang berbagai solusi, menjadi sesuatu yang mudah.

Berbagai Alternatif Aksi,

Dalam Hadits yang cukup terkenal, Rasulullah saw bersabda: “Dari Abu Yusuf Abdullah bin salam RA berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebar luaskanlah salam, berilah makanan, hubungkanlah tali persaudaraan/kasih sayang, dan shalatlah saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian semua akan masuk surga dengan selamat. (HR Atturmudzy).

Pilihan aksi menyambung silaturahim, dengan rajin menebar salam, dan suka berbagi makanan. Dengan salam kita mendoakan orang lain mendapatkan 3 hal, keselamatan, kasih sayang dan keberkahan. Kita yang mengucap salam, juga didoakan kembali dengan 3 hal tersebut. Indahnya saling mendoakan. Maka untuk bisa menebar salam, kita harus bertemu dengan orang lain. Dalam hadits riwayat Malik, diceritakan bahwa ada seorang sahabat (Abdullah bin Umar), sengaja ke pasar dengan niat untuk bisa menebar salam, sementara dia sendiri tidak berniat membeli sesuatu di pasar.

Terkait berbagi atau memberi makanan, Rasulullah saw pernah menyampaikan kepada Aisyah RA.”Wahai Aisyah, selamatkan dirimu dari api neraka, meskipun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Insya Allah kita bisa berbagi tidak hanya dengan sebutir kurma. Tapi Lebih dari itu. Karunia Allah yang demikian luas, mengajarkan kita untuk selalu berbagi dan memberi.

Sukses aksi di lapangan, akan sangat ditunjang oleh kesuksesan kita dalam bermunajat dan berinteraksi secara vertikal dengan Allah swt, Dzat yang Maha membolakbalikkan hati. Maka Aksi di malam hari dengan bertahajud, menjadi sesuatu yang pasti.

Sumber: dakwatuna.com

Simak juga video berikut :

Video Kajian Akhlak : "Tidak Masuk Surga Orang Yang Memutus Silaturahmi" Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA


Artikel Terkait :


Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab