Tiga Akibat Buruk dari Bermajelis dengan Ahlul-Bid’ah

Tiga Akibat Buruk dari Bermajelis dengan Ahlul-Bid’ah 

Oleh : Ustadz Dr. Andy Octavian Latief  

Salah satu prinsip akidah dari Ahlus-Sunnah adalah tidak boleh bermajelis dengan ahlul-bid’ah, karena wajib bagi kita untuk bara’ atau berlepas diri dari mereka. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ 

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan menjadi berkelompok-kelompok, engkau bukan bagian dari mereka sama sekali.” [1] 

Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah berkata, 

من جالس صاحب بدعة لم يسلم من إحدى ثلاث: إما أن يكون فتنة لغيره، وإما أن يقع في قلبه شيء فيزل به فيدخله الله النار، وإما أن يقول: “والله ما أبالي ما تكلموا، وإني واثق بنفسي”، فمن أمن الله على دينه طرفة عين، سلبه إياه. 

“Barangsiapa yang bermajelis dengan ahlul-bid’ah, maka dia tidak akan selamat dari salah satu dari tiga hal berikut: bisa jadi dia akan menjadi musibah bagi orang lain, bisa jadi akan muncul sesuatu di dalam hatinya sehingga dia tergelincir karenanya dan Allah masukkan dia ke dalam neraka, dan bisa jadi dia akan berkata, ‘Demi Allah aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, karena aku percaya dengan diriku sendiri.’ Barangsiapa yang merasa aman dari Allah tentang agamanya sekejap saja, maka Allah akan hapuskan darinya hal tersebut.” [2] 

Perhatikanlah tiga kemungkinan buruk dari bermajelis dengan ahlul-bid’ah yang disebutkan oleh Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah di atas. 

Pertama: Bisa jadi dia akan menjadi musibah bagi orang lain. 

Yakni, jika seorang ulama’ Ahlus-Sunnah bermajelis dengan ahlul-bid’ah, maka orang-orang yang awam dan masyarakat umum bisa jadi akan menganggap bahwa ahlul-bid’ah tersebut juga merupakan ahli ilmu yang terpercaya keilmuannya dan dapat diambil ilmunya. Ini adalah musibah bagi mereka, karena bukan ilmu dan pemahaman yang haq yang akan mereka dapat, tetapi justru syubhat dan pemahaman yang rusak yang akan mereka ambil dari majelis tersebut. Bisa jadi ulama’ Ahlus-Sunnah tersebut bermajelis satu kali saja dengan ahlul-bid’ah tersebut. Akan tetapi, ini akan membuat orang-orang akan duduk 100 kali di majelis ahlul-bid’ah tersebut atau bahkan lebih, karena mereka menganggap dia termasuk orang yang dapat diambil ilmunya. 

Demikian pula jika seseorang menjadi bagian dari panitia kajian yang mengundang sebagai pemateri kajiannya dari kalangan orang-orang yang menyimpang dan orang-orang yang tidak pantas untuk diambil ilmunya. Dia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat tentang mengapa dia ikut serta dalam membantu penyebaran bid’ah dan pemahaman yang menyimpang tersebut. Syari’at telah memerintahkan dia untuk berlepas diri dari ahlul-bid’ah, tetapi dia justru malah menjadi bagian dari mereka dan menyelenggarakan kajian-kajiannya. 

Selain itu, ini juga adalah bentuk at-ta’awun ‘alal-itsm (tolong menolong dalam dosa). Dia akan berdosa dan juga akan mendapatkan dosa dari setiap orang yang terpengaruh oleh penyimpangan yang diajarkan dalam kajian ahlul-bid’ah yang dia selenggarakan tersebut. 

Dari Jarir ibn ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيء، ومن سن في الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أوزارهم شيء. 

“Barangsiapa yang menunjukkan dalam Islam jalan kebaikan, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa berkurang pahala dari mereka sama sekali. Dan barangsiapa yang menunjukkan dalam Islam jalan keburukan, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa berkurang dosa dari mereka sama sekali.” [3] 

Kedua: Bisa jadi akan muncul sesuatu di dalam hatinya sehingga dia tergelincir karenanya dan Allah masukkan dia ke dalam neraka. 

Ini sebagaimana perkataan al-Hasan al-Bashriy rahimahullah, 

لا تجالس صاحب بدعة فإنه يمرض قلبك. 

“Jangan bermajelis dengan ahlul-bid’ah, karena itu akan menimbulkan penyakit pada hatimu.” [4] 

Yakni, bermajelis dengan ahlul-bid’ah akan menyebabkan seseorang mendapatkan syubhat dan keraguan tentang akidah yang lurus yang selama ini dia telah ketahui dan yakini. Oleh karena itu, bukan ilmu dan pemahaman yang shahih yang akan dia dapat dari bermajelis dengan ahlul-bid’ah, akan tetapi justru kebid’ahan dan pemahaman yang menyimpang yang akan dia ambil dari majelis tersebut. 

Ketiga: Bisa jadi dia akan berkata, ‘Demi Allah aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, karena aku percaya dengan diriku sendiri.’ Barangsiapa yang merasa aman dari Allah tentang agamanya sekejap saja, maka Allah akan hapuskan darinya hal tersebut. 

Yakni, barangsiapa yang merasa aman dari makar Allah tentang imannya, akidahnya, dan manhajnya, maka Allah akan hapuskan imannya tersebut dan akan jadikan akidahnya dan manhajnya menjadi menyimpang. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ 

“Apakah mereka merasa aman dari makar Allah? Tidak ada yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.” [5] 

Oleh karena itu, tidak boleh bagi seseorang untuk merasa aman dari makar Allah, karena dia sudah merasa bahwa akidahnya sudah lurus, manhajnya sudah lurus, ilmunya sudah kokoh, sehingga dia merasa boleh-boleh saja untuk duduk di kajian “lintas manhaj” dan bahkan ikut serta dalam menyelenggarakan kajian dari para ahlul-bid’ah tersebut. 

Baca : Buku "Bantahan/Koreksi/Catatan dari Buku "(37 MASALAH POPULER) KARANGAN Ustz. ABDUL SOMAD" (Klik Disini)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjauhkan kita dari pemahaman yang menyimpang, dan senantiasa memberikan kita hidayah dan petunjuk kepada pemahaman yang lurus sesuai dengan pemahaman para generasi terdahulu yang shalih. 

Footnotes: 
  1. Surat al-An’am: 159.
  2. al-Bida’ wan-Nahyu ‘anha, karya Muhammad ibn Wadhdhah (hlm. 95)
  3. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1017)
  4. al-Bida’ wan-Nahyu ‘anha, karya Muhammad ibn Wadhdhah (hlm. 95)
  5. Surat al-A’raf: 99. 

Komentar

Kajian Populer

Seputar amalan bid'ah yang di mabukkan oleh Ust. Abdul Somad

Kedustaan Terhadap Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Rahimahullah

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"