TUNTUNAN ZIARAH KUBUR SESUAI SUNNAH

HATI-HATI KESYIRIKAN YANG DI ANGGAP IBADAH..!


PERBUATAN YANG DILAKUKAN MANUSIA DI KUBURAN KETIKA ZIARAH KUBUR ADA TIGA MACAM

1. ZIARAH YANG DI SYARI'ATKAN 

Yaitu ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati, akhirat, untuk memberikan salam kepada ahli kubur dan mendo’akan mereka atau memohonkan ampun untuk mereka.

Ziarah kubur adalah salah satu amalan yang disyari’atkan. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda; “Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah” (HR. Muslim no. 977)

Namun beberapa orang terkadang salah dalam mengamalkan ibadah tersebut, hingga meleset dari tuntunan syar'i dalam amalan diatas. Berikut ini akan sedikit diulas tentang adab-adab ziarah kubur syar'iyyah

A. TATA CARA :

1. Meluruskan niat hanya untuk mendoakan si mayit/orang2x yang udah mendahului kita, dan mengingat kematian |  HR. Muslim : 108

2. Mengucap salam kepada ahli kubur dan mendoakan kebaikan untuk si mayit/yang telah mendahului kita |  HR. Muslim : 975

B. ADAB-ADAB :

1. Anjuran untuk melepas alas kaki | HR. Abu Daud, An Nasa'i

2. Tidak duduk-duduk di atas kubur / nisan | HR. Muslim : 1612

3. Tidak bercanda, tertawa dan berkata bathil | Subulus Salam 2/162

C. LARANGAN-LARANGAN :

1. Bertawassul (meminta didoakan) dan bertabarruk (mencari berkah) kepada ahli kubur | Majmu' al Fatawa 27:31

2. Mengusap atau mencium nisan / kubur | Majmu' al Fatawa 26:97

3. Beribadah seperti sholat atau membaca Al Quran di sisi kubur | HR. Muslim : 532

4. Menabur bunga di atas kubur | Fiqhus sunnah 1:299

5. Meninggikan atau memberi bangunan di atas kubur | HR. Muslim : 970

6. Meratapi mayit (menangis berlebihan atau mencela takdir) | HR. Bukhari : 1304

7. Mengaitkan ziarah kubur di waktu (hari atau bulan) tertentu | HR. Abu Dawud 2/169, Syarh Riyadhish Shalihin hlm.1697

8. Mengadakan safar (perjalanan jauh) menziarahi makam-makam kecuali ke tiga masjid | HR. Bukhari : 1189, Muslim : 3364

2. ZIARAH YANG BID'AH

Yaitu tidak sesuai dengan kesempurnaan tauhid. Ini merupakan salah satu sarana perbuatan syirik, di antaranya adalah ziarah ke kuburan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya di sisi kuburan, atau bertujuan untuk mendapatkan berkah, menghadiahkan pahala kepada ahli kubur dengan mengirimkan bacaan Al Fatihah,surah Yasin atau membaca surah2 Alqur-an lainnya, membuat bangunan di atas kuburan, mengecat, menembok dan memberinya lampu penerang serta menulis nama di atas nisan.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ (أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ) (أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ).

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk-duduk di atasnya dan membuat bangunan di atasnya (atau ditambah tanahnya) (atau ditulis atasnya- ditulis nama atas nisannya).”[5]

Juga termasuk perbuatan bid’ah bila menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dan sengaja bepergian jauh untuk mengunjunginya. [6]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang larangan untuk mengadakan perjalanan dengan tujuan ibadah ke tempat-tempat selain dari tiga tempat:

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِيْ هَذَا، وَمَسْجِدِ اْلأَقْصَى.

“Tidak boleh mengadakan safar/perjalanan (dengan tujuan beribadah) kecuali ketiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, dan Masjidku ini (Masjid Nabawi) serta Masjid al-Aqsha.” [7]

3. ZIARAH KUBUR YANG SYIRIK

Yaitu ziarah yang bertentangan dengan tauhid, misalnya mempersembahkan suatu macam ibadah kepada ahli kubur, seperti berdo’a kepadanya sebagai-mana layaknya kepada Allah, meminta2 bantuan kepada penghuni kubur dan per-tolongannya agar hajatnya di sampaikan kepada Allah, berthawaf di sekelilingnya, menyembelih kurban dan bernadzar untuknya dan lain sebagainya. 

Seorang Mukmin tidak boleh memalingkan ibadah kepada selain Allah, perbuatan ini adalah syirkun akbar dan mengeluarkan seseorang dari Islam bila sudah terpenuhi syaratnya dan tidak ada penghalangnya. Seluruh ibadah dan harus kita lakukan hanya kepada Allah saja dengan ikhlas tidak boleh menjadikan kubur sebagai perantara menuju kepada Allah, karena ini adalah perbuatan orang kafir Jahiliyah. [8]

Sesuatu yang menjadi wasaa-il (sarana) dihukumi berdasar-kan tujuan dan sasaran. Setiap sesuatu yang menjadi sarana me-nuju syirik dalam ibadah kepada Allah atau menjadi sarana me-nuju bid’ah, maka wajib dihentikan dan dilarang. Setiap perkara baru (yang tidak ada dasarnya) dalam agama adalah bid’ah dan sesat.

HATI-HATI DALAM KESYIRIKAN YANG DI ANGGAP IBADAH

PERBUATAN YANG DILAKUKAN MANUSIA DI KUBURAN KETIKA ZIARAH KUBUR ADA TIGA MACAM,

Kalau di ingatkan ini syirik mereka langsung keluar kan jurusnya, dasar wahabi sesat, begitulah mereka...

1. ZIARAH YANG DI SYARI'ATKAN 

yaitu ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati, akhirat, untuk memberikan salam kepada ahli kubur dan mendo’akan mereka atau memohonkan ampun untuk mereka.[4]

2. ZIARAH YANG BID'AH

Yaitu tidak sesuai dengan kesempurnaan tauhid. Ini merupakan salah satu sarana perbuatan syirik, di antaranya adalah ziarah ke kuburan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya di sisi kuburan, atau bertujuan untuk mendapatkan berkah, menghadiahkan pahala kepada ahli kubur dengan mengirimkan bacaan Al Fatihah,surah Yasin atau membaca surah2 Alqur-an lainnya, membuat bangunan di atas kuburan, mengecat, menembok dan memberinya lampu penerang serta menulis nama di atas nisan.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ (أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ) (أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ).

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk-duduk di atasnya dan membuat bangunan di atasnya (atau ditambah tanahnya) (atau ditulis atasnya- ditulis nama atas nisannya).”[5]

Juga termasuk perbuatan bid’ah bila menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dan sengaja bepergian jauh untuk mengunjunginya. [6]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang larangan untuk mengadakan perjalanan dengan tujuan ibadah ke tempat-tempat selain dari tiga tempat:

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِيْ هَذَا، وَمَسْجِدِ اْلأَقْصَى.

“Tidak boleh mengadakan safar/perjalanan (dengan tujuan beribadah) kecuali ketiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, dan Masjidku ini (Masjid Nabawi) serta Masjid al-Aqsha.” [7]

3. ZIARAH KUBUR YANG SYIRIK

Yaitu ziarah yang bertentangan dengan tauhid, misalnya mempersembahkan suatu macam ibadah kepada ahli kubur, seperti berdo’a kepadanya sebagai-mana layaknya kepada Allah, meminta2 bantuan kepada penghuni kubur dan per-tolongannya agar hajatnya di sampaikan kepada Allah, berthawaf di sekelilingnya, menyembelih kurban dan bernadzar untuknya dan lain sebagainya. 

Seorang Mukmin tidak boleh memalingkan ibadah kepada selain Allah, perbuatan ini adalah syirkun akbar dan mengeluarkan seseorang dari Islam bila sudah terpenuhi syaratnya dan tidak ada penghalangnya. Seluruh ibadah dan harus kita lakukan hanya kepada Allah saja dengan ikhlas tidak boleh menjadikan kubur sebagai perantara menuju kepada Allah, karena ini adalah perbuatan orang kafir Jahiliyah. [8]

Sesuatu yang menjadi wasaa-il (sarana) dihukumi berdasar-kan tujuan dan sasaran. Setiap sesuatu yang menjadi sarana me-nuju syirik dalam ibadah kepada Allah atau menjadi sarana me-nuju bid’ah, maka wajib dihentikan dan dilarang. Setiap perkara baru (yang tidak ada dasarnya) dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan

KITA MENGENAL DAN MENGETAHUI KEBURUKAN SUPAYA KITA TIDAK TERJATUH PADA KEBURUKAN TERSEBUT..

Silahkan Ziarah Kubur Karena itu Sunnah Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam, Tapi Jangan Rusak Sunnah Nabi dengan perbuatan semacam ini (Bid'ah)..bahkan kesyirikan.

Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah berlepas Diri dari Kegiatan ini.

Mereka Mengaku Sebagai Ahlus Sunnah Wal Jama'ah tapi Sayangnya Mereka Tidak Beribadah Seperti Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Mereka Tidak terima Amalan Mereka Dibilang Bid'ah Padahal Amalan nya Jelas Bid'ah.

Mereka Tidak terima Di katakan Syirik, padahal Mereka Meminta Rezeki Di kuburan.

Lirik Doa Dikuburan Tersebut ada Lafadz Yang Di Lantunkan "DIBERKATI HABIB AHMAD" Allahul Musta'an Bukan kah Rezeki Yang Allah kasih itu diberkahi Oleh Allah Ta'ala?.

KENAPA TERJADI PERBEDAAN ?

Semua kelompok, golongan, aliran, ormas, sekte, dan isme-isme semisalnya. Bahkan semua orang yang mengaku dirinya Islam, pasti mengklaim mengikuti Qur'an dan Sunnah.

*Tak akan ada yang mengatakan : "Kami tidak ikut Qur'an dan Sunnah.."*

Gak ada, dan gak akan pernah ada.. Bahkan yang nyata2 sesat sekalipun semisal Syi'ah, Khawarij, Ahmadiyah, Liberal dlsb juga mengakui ikut Qur'an dan Sunnah..

Lantas.. Kalo memang semua mengikuti Qur'an dan Sunnah :

Kenapa terjadi perbedaan?
Kenapa ada perbedaan akidah?
Kenapa bisa terjadi beda amalan?
Dan kenapa terjadi penyimpangan?
Bahkan tak jarang sampai berpecah belah.

*Jawabnya hanya satu : “KARENA BERBEDA CARA MEMAHAMI AGAMA INI.”*

Boleh jadi semua orang memang benar-benar dan sama-sama mengikuti dan berpegang dengan Al-Quran dan Hadist..

Namun masalahnya :
Dengan PEMAHAMAN siapa kita MEMAHAMI Al-Quran dan Sunnah? Ikut siapakah kita dalam memahami agama ini?

Ada yang memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut apa kata bapaknya, datuknya, kakeknya, gurunya, alirannya, ormasnya, imamnya, dst.. Pokoknya : 

*"Apa yang dilakukan oleh orang kebanyakan, maka itulah kebenaran."*

Ada juga yang memahami agama berdasar hati dan perasaan…. Pokoknya :  “Yang ia anggap dan ia rasa baik maka itulah yang benar."

So, kalo semua itu salah, trus yang benar gimana?
Bagaimana seharusnya kita memahami agama ini?

*Sabda Rasulullah ﷺ : "Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)”.*
(Hadits Bukhari & Muslim)

Para Sahabat, tabi’in, tabiu’t tabi’in terbaik?
Terbaik dalam hal apa?

Apakah dalam hal Teknologi?  Tentu saja bukan..

Mereka -Radhiallahu’an hum Ajma'in- adalah generasi terbaik dalam hal :

Memahami Agama
Memahami Firman Allah
Memahami Sabda Rasulullah
Memahami seluruh perkara-perkara Ibadah atau Syariat lainnya...

Dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiallahu anhuma), Rasulullah ﷺ  bersabda:

افْتَرقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوِ اثْنَت وَسَبْعِ فِرْقَةً،وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوِ اثْنَت وَسَبْعِ فِرْقَةً،وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ث ثَلاَ وَسَبْعِ فِرْقَةً'_كُلُّهُمْ فِي النَّارِ _ إِلَّا فِرْقَةً وَاحِدَةً. قَالُوا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟       
قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي ¤                             

*"Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, Nasrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka_ Kecuali satu golongan. Beliau ditanya,*
*‘Siapakah mereka, wahai Rasulullah?’* 
*Beliau menjawab, ‘GOLONGAN YANG BERADA DI ATAS APA YANG AKU DAN PARA SAHABATKU BERADA"*
(HR. Abu Dawud no. 3980, at-Tirmidzi no. 2778).

MAKNA HADITS :

*Golongan yang SELAMAT adalah golongan yang mengikuti Rasulullah ﷺ dengan pemahaman para Sahabatnya dalam perkara akidah, amalan dan muamalah.*

*Kemudian sabda Rasulullah ﷺ:*
*“(Ikutilah) sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk sesudahku. Peganglah (kuat-kuat) dengannya, gigitlah sunnahnya itu dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara yang diadakan-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat"  (HR. Tirmidzi dan dia berkata : Hadits ini hasan shahih)*

Jadi…  Pahamilah agama sebagaimana para sahabat memahaminya..

*Karena : Merekalah -Radhiallahu’an hum Ajma'in- yang paling paham tentang agama ini..*

Apalagi Allah ﷻ telah menjamin kebenaran apabila kita kaum muslimin mengikuti pemahaman para sahabat. Allah ﷻ berfirman:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

*"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."* (At-Taubah:100)

Mungkin ada yang protes : “Memang gak boleh ya memahami agama sesuai pemahaman ustadz saya, kyai saya, habib saya, ormas saya, dst ?!

*Kita katakan : BOLEH, siapa bilang gak boleh?*

*Tapi... Harus disesuaikan dulu dengan pemahaman Generasi Terbaik.. Manakala cocok, ya itulah yang bener.. Manakala gak cocok.. Maka kita harus berbesar dan berlapang hati untuk mengikuti pemahaman yang paaling benar, yakni pemahaman para sahabat...*

Islam itu mudah… Dalam ibadah :

*Manakala ada contoh dan tuntunan dari Nabi dan para Sahabat.. Maka amalkan sesuai tuntunan semampunya...*

Manakala gak ada contoh dan tuntunan dari Nabi dan para sahabat.. Maka gak perlu diamalkan.. Apalagi sampai bikin2 tatacara ibadah yang baru..

Lha yang sudah ada saja, yang jelas2 disunnahkan saja, yang jelas2 ada tuntunan dari Rasul dan para shahabat saja, masih belum bisa diamalkan semuanya... Kok ya malah repot2 memahami agama dengan caranya sendiri2, bahkan sampai bikin amalan dan keyakinan yang baru.

**
Kembalilah Kepada Kemurnian Agama Yang Allah Turunkan Kepada Rasul-Nya

Setelah Tauhid tidak lagi ditegakkan, Manusia kembali menyembah dan meminta kepada selain Allah, dan akhlak manusiapun kembali rusak, mereka saling menipu, membunuh, berzina, Maka Allah utus seorang Rasul ditengah-tengah mereka untuk MENEGAKKAN TAUHID, MEMURNIKAN IBADAH KEPADA ALLAH, DAN MEMPERBAIKI AKHLAK mereka..

Yang mau mengikuti petunjuk sang Rasul maka Allah selamatkan.. Yang menolak kemudian Allah Binasakan..

Ketika sang Rasul masih hidup ditengah-tengah mereka, Tauhid ditegakkan, mereka hidup mulia berkecukupan karena Kemurnian Agama Allah tetap terjaga seperti yang Allah inginkan, maka Allah limpahkan rahmat kepada mereka..

Tapi setelah sang Rasul wafat.. mulailah syaitan membisikkan ketelinga mereka : "Tambahkan ini dalam ibadahmu, sungguh Allah dan Rasulmu pasti akan lebih mencintaimu". .

Selang ratusan tahun kemudian kemurnian Agama yang dibawa oleh sang Rasul telah hilang, karena telah terlalu banyak dimodifikasi.. Orang kembali meminta ke kekuburan, pakai jimat, Tauhid tidak lagi ditegakkan.. .

Walhasil Akhlak kembali rusak, yang Allah haramkan mereka halalkan.. bahkan yang Allah halalkan mereka haramkan.. mereka saling menipu, saling membunuh.. karena mereka telah jauh dari agamanya .. . .

Maka Allah utus kembali seorang Rasul ditengah-tengah mereka untuk Menegakkan Tauhid, Memurnikan Ibadah kepada Allah, dan memperbaiki akhlak mereka..

BEGITU TERUUUUS.. DARI ZAMAN ADAM 'ALAIHI SALAM SAMPAI MUHAMMAD SHALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM !!

Maka Janganlah Kau Ubah2 Risalah Yang Telah Dibawa Nabimu !! .
Berpegang Teguhlah Kepada Alquran dan Sunnah !

Yang ALLAH utus sebagai Nabi Itu adalah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam bukan kiayi, bukan habib, bukan pula kakek moyangmu !. Maka Ittiba hanya kepada Beliau shalallahu 'alahi wa sallam..

Ta'atlah kepada Allah dan Ta'atlah kepada Rasul !

Maka kembalilah kepada kemurnian Islam.. Hanya ada satu Islam.. Yaitu Islam yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam ditengah para Shahabat Radhiyallahu anhu ajma'in..

Tidakkah Kita Mau Berfikir ??

Sunnah-id Hafiz Abu AdamGhazy

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab