ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..? ATAUKAH SEBALIKNYA..?!

ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..? ATAUKAH SEBALIKNYA..?!​​​​​​​​​​​​​​


(Studi banding antara aqidah tokoh Syi’ah: Al-Khumaini dan aqidah kaum Sufi: At-Tijaani, Alwi Al-Maaliki, Habib Al-Jufri, dan Habib Munzir)

Oleh : 
Ustadz Dr. Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja, MA حفظه الله

Sungguh kita menemukan permusuhan yang sangat sengit dari kaum syi’ah dan aswaja imitasi (baca: sufi) terhadap aswaja asli (baca: salafy atau yang dinamakan oleh kaum sufi sebagai wahabi). Seakan-akan musuh mereka hanyalah kaum wahabi. Ada apa gerangan antara Syi’ah dan Aswaja, kenapa sama-sama bersepakat memusuhi kaum wahabi..??!!

Rahasianya adalah adanya kesamaan antara dua kelompok ini, terutama dalam peribadatan kepada penghuni kuburan dan para wali !!!

Tidak heran jika SYI’AH & ASWAJA SUFI:
  • Sama-sama hobi meninggikan kuburan…??!!
  • Sama-sama hobi beribadah di kuburan…??!!
  • Sama-sama hobi meminta dan beristighotsah kepada penghuni kuburan..??!!
  • Sama-sama hobi mencari barokah dari pasir yang ada dikuburan para wali??
  • Sama-sama berlindung di balik topeng “cinta kepada Ahlul Bait…”, atau “Demi menghormati Ahlul Bait”, seakan-akan kecintaan kepada Ahlul Bait dan kesyirikan adalah dua perkara yang saling melazimkan !!!
Entah…apakah kaum aswaja sufi yang ikut-ikutan taqlid buta kepada kaum syi’ah??, ataukah sebaliknya??!!

Seharusnya kepanjangan ASWAJA (Ahlus Sunnah…. = Pelaku sunnah….) menunjukkan tidak mungkinnya bersatu atau bersepakat antara Aswaja dan Syi’ah, karena syi’ah adalah lawan dari sunnah. Akan tetapi kenyataan yang terjadi justru Aswaja dekat dengan Syi’ah dan sama-sama memusuhi wahabi. Rahasianya… karena Aswaja ternyata tidak menjalankan sunnah-sunnah Nabi, bahkan ibadah-ibadah yang mereka lakukan adalah kreasi-kreasi ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi dan para sahabatnya.

Bukankah sunnah adalah perkara-perkara yang disandarkan kepada Nabi ﷺ?, lantas kenapa Aswaja doyan mepraktekan kreasi-kreasi ibadah yang sama sekali tidak pernah dikerjakan oleh Nabi??… Bahkan aswaja menjadikan ibadah-ibadah hasil kreasi tersebut sebagai tolak ukur kecintaan kepada Nabi??, bahkan memusuhi orang-orang yang berpegang teguh dan tidak mau beribadah kecuali dengan sunnah Nabi??!!

Karenanya bagaimana mungkin aswaja bisa membantah syi’ah jika mereka sendiri menjauhkan diri dari sunnah??!!

Terlebih lagi ternyata….. kesyirikan yang diperjuangkan oleh kaum syi’ah sama dengan kesyirikan yang diperjuangkan oleh sebagian kaum aswaja sufiyah.

KESYIRIKAN MENURUT AL-KHUMAINI…

Kesyirikan adalah menyerahkan ibadah kepada selain Allah. Adapun Kesyirikan menurut Al-Khumaini hanyalah jika seseorang meyakini adanya Rob (Tuhan/Pencipta) selain Allah, adapun jika seseorang sujud dan berdoa kepada makhluk –selama tanpa disertai keyakinan bahwa makhluk tersebut adalah Rob Pencipta- maka hal ini bukanlah kesyirikan !!!

Atas dasar definisi kesyirikan ala Al-Khumaini ini maka melazimkan bahwa kaum musyrikin Quraisy dahulu tidaklah terjatuh dalam kesyirikan, karena mereka mengakui bahwasanya Pencipta hanya satu yaitu Allah.

Perhatikanlah pernyataan-pernyataan Al-Khumaini berikut ini:

PERTAMA: Meminta kepada makhluk bukanlah kesyirikan selama meyakini bahwa makhluk tersebut bukanlah Tuhan Pencipta, akan tetapi telah diberi kekuatan oleh Allah.

KEDUA: Meminta kepada mayat bukanlah kesyirikan. Bahkan meminta kepada BATU bukanlah kesyirikan!!!

KETIGA: Ruh seseorang setelah mati maka semakin hebat dan semakin diberi kekuatan oleh Allah dan semakin tinggi kedudukannya.

KEEMPAT: Meminta kesembuhan dari tanah bukanlah kesyirikan.

KELIMA: Aqidah Syia’h: meminta syafaat kepada mayat.

KEENAM: Berdoa kepada Nabi atau Imam agar Allah mengampuni dosa merupakan aqidah Syi’ah.

Baca selengkapnya @ klik:  

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?