Di Akhirat Leher Muadzin Jadi Panjang.
Video : Muazin Masjidil Haram Syaikh Ali Ahmad bin Abdurrahman Mulla (lahir 5 Juli 1945) adalah muazin di Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi. Ali Ahmad Mulla adalah muazin terlama untuk Masjidilharam dan telah mengikuti tradisi keluarganya dalam profesi ini selama lebih dari 3 dasawarsa.
Allah memberikan keistimewaan kepada hambanya sesuai amal perbuatan yang telah ia lakukan, ada yang di dunia, ada juga di akhirat, bahkan ada yang mendapatkan keduanya. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Adil membalas dengan balasan yang setimpal.
Pada hari kiamat, ada segolongan orang yang diberikan derajat tinggi seperti para Nabi dan Rasul, juga ada sekelompok orang yang lehernya menjadi panjang. Hal ini seperti dalam sebuah hadis:
عن معاوية رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:المؤذنون أطول الناس أعناقا يوم القيامة
Artinya:
”Diriwayatkan dari Muawiyah RA berkata, ”Aku mendengar bahwa Nabi bersabda, ‘Para Muadzin (orang yang Adzan) adalah golongan yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.'” (HR. Muslim).
Menurut Imam Suyuthi dalam kitab Syarah Muslim, hadis di atas maksudnya adalah para muadzin akan menjadi seorang pemimpin atau orang mulia. Ini mengikuti tradisi orang Arab yang menjuluki orang bangsawan dengan sebutan leher panjang. Ada juga yang mengatakan bahwa para muadzin akan memiliki banyak pengikut.
Sementara Imam Ramli dalam Fatawa-nya menjelaskan muadzin adalah orang yang paling cepat masuk surga pada hari kiamat.
Imam al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan para muadzin mendapatkan keistimewaan ini dikarenakan mereka selalu membaca syahadat dalam setiap adzan lima waktu. Maka dari itu, beruntunglah orang yang memperbanyak membaca syahadat seperti yang dilakukan oleh para muadzin.
عن معاوية رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:المؤذنون أطول الناس أعناقا يوم القيامة
Artinya:
”Diriwayatkan dari Muawiyah RA berkata, ”Aku mendengar bahwa Nabi bersabda, ‘Para Muadzin (orang yang Adzan) adalah golongan yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.'” (HR. Muslim).
Menurut Imam Suyuthi dalam kitab Syarah Muslim, hadis di atas maksudnya adalah para muadzin akan menjadi seorang pemimpin atau orang mulia. Ini mengikuti tradisi orang Arab yang menjuluki orang bangsawan dengan sebutan leher panjang. Ada juga yang mengatakan bahwa para muadzin akan memiliki banyak pengikut.
Sementara Imam Ramli dalam Fatawa-nya menjelaskan muadzin adalah orang yang paling cepat masuk surga pada hari kiamat.
Imam al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan para muadzin mendapatkan keistimewaan ini dikarenakan mereka selalu membaca syahadat dalam setiap adzan lima waktu. Maka dari itu, beruntunglah orang yang memperbanyak membaca syahadat seperti yang dilakukan oleh para muadzin.
Keutamaan Adzan
Dalam Shahihain dari Abu Huraira Radhiallahu'anhu, dia mengatakan, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam pernah berlibur:
Jika orang-orang tahu apa yang ada dalam adzan dan baris pertama, dan mereka tidak dapat menemukan apa pun selain menarik undian untuk itu, mereka akan menarik undian.
“Seandainya manusia mengetahui pahala yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali diundi, niscaya mereka melakukannya” (HR. Bukhari, no. 615, 644, 2689; HR. Muslim, no. 437, 439)
Rasul pun secara khusus mendoakan mereka.
Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam, dan ampunilah para muadzin
“Ya Allah berikanlah bimbingan kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin.” (HR. At Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)
1. Dosa Muadzin diampuni sepanjang suaranya, dan mendapat pahala shalat orang yang orang yang sholat bersamanya.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam merindukan:
Muadzin akan diampuni karena melebarkan suaranya dan dia akan diberi pahala seperti orang yang sholat bersamanya.
“Muadzin diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan pahalanya seperti pahala orang yang shalat bersamanya” (HR. Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir, no. 7942, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih at-Targhib)
Dalam Shahihain dari Abu Huraira Radhiallahu'anhu, dia mengatakan, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam pernah berlibur:
Jika orang-orang tahu apa yang ada dalam adzan dan baris pertama, dan mereka tidak dapat menemukan apa pun selain menarik undian untuk itu, mereka akan menarik undian.
“Seandainya manusia mengetahui pahala yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali diundi, niscaya mereka melakukannya” (HR. Bukhari, no. 615, 644, 2689; HR. Muslim, no. 437, 439)
Rasul pun secara khusus mendoakan mereka.
Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam, dan ampunilah para muadzin
“Ya Allah berikanlah bimbingan kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin.” (HR. At Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)
1. Dosa Muadzin diampuni sepanjang suaranya, dan mendapat pahala shalat orang yang orang yang sholat bersamanya.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam merindukan:
Muadzin akan diampuni karena melebarkan suaranya dan dia akan diberi pahala seperti orang yang sholat bersamanya.
“Muadzin diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan pahalanya seperti pahala orang yang shalat bersamanya” (HR. Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir, no. 7942, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih at-Targhib)
Melebarkan suaranya, dan setiap benda muadzin yang basah dan kering menjadi saksi dan memaafkannya
“Muadzin diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan segala yang basah dan yang kering bersaksi untuknya” (HR. Ahmad, no. 9542; Ibnu Hibban, no. 1666; Abu Dawud; Nasa'I; Ibnu Majah; Dishahihkan Al-Albani dalam al- misykah)
2. Manusia yang paling panjang lehernya di hari kiamat
Para muadzin akan memiliki leher terpanjang pada Hari Kebangkitan
“Para muadzin adalah manusia yang paling panjang lehernya pada hari kiamat” (HR. Muslim, no. 387)
3. Manusia dan Jin yang mendengarkan adzan akan memberikan kesaksian untuk muadzin
Bahwa Abu Sa`id al-Khudri berkata kepadanya: Saya melihat bahwa Anda mencintai domba dan padang pasir, jadi jika Anda dengan domba Anda atau padang pasir Anda, maka Anda memberikan izin. Doa, jadi tinggikan suara Anda saat memanggil, karena tidak ada jin , manusia atau apapun mendengar jangkauan suara muadzin kecuali dia menjadi saksinya.
“Bahwa Abu Said al-Khudri Radhiallahu'anhu berkata kepadanya, 'Aku melihatmu menyukai domba dan pedalaman pedalaman, jika kamu bersama dombamu atau di daerahmu, lalu kamu (mengumandangkan) adzan untuk shalat maka keraskanlah suaramu dengan adzan tersebut karena gema suara muadzin tid aklah didengar oleh jin atau manusia atau sesuatu pun kecuali ia memberi kesaksian untuknya pada Hari Kiamat” (HR. Malik dalam Al-Muwatha, no. 5; Bukhari, an-Nasa”i dan Ibnu Majah)
4. Muadzin akan masuk surga
Utusan Tuhan, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berada di antara pohon-pohon palem, dan Bilal berdiri untuk memanggil, tapi dia tidak tinggal diam. Utusan Tuhan, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, bersabda: Barang siapa yang mengatakan ini dengan pasti akan masuk surga.
“Kami bersama Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, lalu Bilal berdiri mengumandangkan adzan. Ketika selesai Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa mengucapkan seperti ini dengan yakin niscaya dia masuk surga”. (HR. Ibnu Hibban, no. 1667 dan Nasa’i; Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih wa Targhib)
مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ، وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِينِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّونَ حَسَنَةً، وَلِكُلِّ إِقَامَةٍ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً
“Barangsiapa beradzan selama 12 tahun, maka wajib baginya surga, dan dicatat untuknya pahala adzannya dalam setiap hari sebanyak 60 kebajikan, serta pahala iqomahnya sebanyak 30 kebajikan” (HR. Ibnu Majah, no. 728; Hakim dan Thabrani, Dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah)
فَقَامَ بِلاَلٌ يُنَادِي، فَلَمَّ سَكَتَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّ اللَّهُ عَلَيهِ وَ سَلَّم: مَنْ قَالَ مِثْلَ هَذَا يَقِينً دَخَلَ الْجَنَّةَ
Keutamaan Menjawab Adzan
1. Menjawab adzan adalah salah satu faktor masuk surga
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka salah seorang dari kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lalu apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaaha illallah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu allaa ilaaha illallah. Apabila Muadzin mengucapkan Asyhadu anna muhammadar rasuulullah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu anna muhammadar rosuulullah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ala ash-shalah maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa quwwata illaa bilaah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ‘ala al falaah, maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa auwwata illaa billaah. Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka salah seorang dari kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Apabila muadzin mengucapkan, Laa ilaahaa illallah dia menjawab, Laa ilaaha illallahu dengan setulus hatinya, maka ia akan masuk surga.”(HR. Muslim, no. 385)
2. Menjawab adzan adalah sebab diampuninya dosa-dosa
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ
“Barang siapa ketika mendengar muadzin mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahuu laa syarikalah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Radhitu billahi rabba, wa bimuhammadin rasuula, wabil islami diina (Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Dialah tuhan satu-satunya, tiada sekutu baginya. Dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, saya rela Allah sebagai tuhan, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka dosanya akan diampuni” (HR. Muslim, no. 386; Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)
3. Menjawab adzan adalah kepatuhan kepada Rasululloh
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin” (HR. Bukhari, no. 611; HR. Muslim, no. 383)
Ini adalah perintah Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam supaya menjawab seruan adzan.
4. Manjawab adzan adalah salah satu sebab diraihnya syafa’at
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ، لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena barangsiapa membaca shaaawat untukku satu kali, maka Allah membalasnya dengan sepuluh shalawat. Lalu mintakanlah kepada Allah Wasilah untukku. Wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Allah dan aku berharap agar aku adalah hamba Allah tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia mendapat syafaatku” (HR. Muslim, no. 384; ; Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad)
5. Berdo’a setelah adzan
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (Surga terakhir, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehengga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan” (HR. Bukhari, no. 614)
“Muadzin diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan segala yang basah dan yang kering bersaksi untuknya” (HR. Ahmad, no. 9542; Ibnu Hibban, no. 1666; Abu Dawud; Nasa'I; Ibnu Majah; Dishahihkan Al-Albani dalam al- misykah)
2. Manusia yang paling panjang lehernya di hari kiamat
Para muadzin akan memiliki leher terpanjang pada Hari Kebangkitan
“Para muadzin adalah manusia yang paling panjang lehernya pada hari kiamat” (HR. Muslim, no. 387)
3. Manusia dan Jin yang mendengarkan adzan akan memberikan kesaksian untuk muadzin
Bahwa Abu Sa`id al-Khudri berkata kepadanya: Saya melihat bahwa Anda mencintai domba dan padang pasir, jadi jika Anda dengan domba Anda atau padang pasir Anda, maka Anda memberikan izin. Doa, jadi tinggikan suara Anda saat memanggil, karena tidak ada jin , manusia atau apapun mendengar jangkauan suara muadzin kecuali dia menjadi saksinya.
“Bahwa Abu Said al-Khudri Radhiallahu'anhu berkata kepadanya, 'Aku melihatmu menyukai domba dan pedalaman pedalaman, jika kamu bersama dombamu atau di daerahmu, lalu kamu (mengumandangkan) adzan untuk shalat maka keraskanlah suaramu dengan adzan tersebut karena gema suara muadzin tid aklah didengar oleh jin atau manusia atau sesuatu pun kecuali ia memberi kesaksian untuknya pada Hari Kiamat” (HR. Malik dalam Al-Muwatha, no. 5; Bukhari, an-Nasa”i dan Ibnu Majah)
4. Muadzin akan masuk surga
Utusan Tuhan, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berada di antara pohon-pohon palem, dan Bilal berdiri untuk memanggil, tapi dia tidak tinggal diam. Utusan Tuhan, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, bersabda: Barang siapa yang mengatakan ini dengan pasti akan masuk surga.
“Kami bersama Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, lalu Bilal berdiri mengumandangkan adzan. Ketika selesai Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa mengucapkan seperti ini dengan yakin niscaya dia masuk surga”. (HR. Ibnu Hibban, no. 1667 dan Nasa’i; Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih wa Targhib)
مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ، وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِينِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّونَ حَسَنَةً، وَلِكُلِّ إِقَامَةٍ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً
“Barangsiapa beradzan selama 12 tahun, maka wajib baginya surga, dan dicatat untuknya pahala adzannya dalam setiap hari sebanyak 60 kebajikan, serta pahala iqomahnya sebanyak 30 kebajikan” (HR. Ibnu Majah, no. 728; Hakim dan Thabrani, Dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah)
فَقَامَ بِلاَلٌ يُنَادِي، فَلَمَّ سَكَتَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّ اللَّهُ عَلَيهِ وَ سَلَّم: مَنْ قَالَ مِثْلَ هَذَا يَقِينً دَخَلَ الْجَنَّةَ
Keutamaan Menjawab Adzan
1. Menjawab adzan adalah salah satu faktor masuk surga
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka salah seorang dari kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lalu apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaaha illallah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu allaa ilaaha illallah. Apabila Muadzin mengucapkan Asyhadu anna muhammadar rasuulullah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu anna muhammadar rosuulullah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ala ash-shalah maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa quwwata illaa bilaah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ‘ala al falaah, maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa auwwata illaa billaah. Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka salah seorang dari kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Apabila muadzin mengucapkan, Laa ilaahaa illallah dia menjawab, Laa ilaaha illallahu dengan setulus hatinya, maka ia akan masuk surga.”(HR. Muslim, no. 385)
2. Menjawab adzan adalah sebab diampuninya dosa-dosa
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ
“Barang siapa ketika mendengar muadzin mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahuu laa syarikalah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Radhitu billahi rabba, wa bimuhammadin rasuula, wabil islami diina (Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Dialah tuhan satu-satunya, tiada sekutu baginya. Dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, saya rela Allah sebagai tuhan, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka dosanya akan diampuni” (HR. Muslim, no. 386; Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)
3. Menjawab adzan adalah kepatuhan kepada Rasululloh
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin” (HR. Bukhari, no. 611; HR. Muslim, no. 383)
Ini adalah perintah Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam supaya menjawab seruan adzan.
4. Manjawab adzan adalah salah satu sebab diraihnya syafa’at
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ، لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena barangsiapa membaca shaaawat untukku satu kali, maka Allah membalasnya dengan sepuluh shalawat. Lalu mintakanlah kepada Allah Wasilah untukku. Wasilah adalah sebuah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Allah dan aku berharap agar aku adalah hamba Allah tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia mendapat syafaatku” (HR. Muslim, no. 384; ; Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad)
5. Berdo’a setelah adzan
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِى وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (Surga terakhir, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehengga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan” (HR. Bukhari, no. 614)
Amalan sepanjang azan :
Simak video berikut :
Komentar
Posting Komentar