Postingan

Tadabbur Al-Qur'an : Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka suka mentakwil

Gambar
Tadabbur Al-Qur'an :  Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan  maka mereka suka mentakwil Allah di langit, Allah bersemayam di Arsy, Allah bertangan dan lain-lain,  Kalimat (ayat) diatas ini telah jelas maksud di dalam Al-Qur an, dalam Arab yang mudah dipahami oleh orang Arab awam dan budak sekalipun. Dan harus diimani dengan tidak menyamakan kafiatnya dengan makhluknya. Sesuai yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur an: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”. [QS. asy-Syura (42): 11] Dengan demikian "Mendengar dan Melihat” Allah tidak sama dengan makhluknya  "Mendengar dan Melihat”, dan juga "Bersemayam di Arsy di langit", "Bertangan berwajah dll" Berikut tafsir Ibnu Katsir : All Imran, ayat 7-9 {هُوَ الَّذِي أَنزلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْه...

Ilmu Yang Tidak di Amalkan

Gambar
Simak video ilustrasi berikut : Ilmu Yang Tidak di Amalkan  Amalan adalah buah dari ilmu, seorang yang berilmu tidak dikatakan berilmu yang sesungguhnya sampai dia mengamalkan apa yang dimilikinya.  Allah SWT berfirman : Ayat ini menunjukan bahwa orang yang punya ilmu tetapi tidak beramal, sungguh dia telah menyerupai kaum Yahudi yang mendapat murka dari Allah SWT.  Sebaliknya, orang yang beramal tanpa ilmu, sungguh dia telah menyerupai kaum nasrani yang telah tersesat.  Allah SWT tidak menghendaki semua ini, bahkan kita diperintah untuk selalu memohon petunjuk jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat dengan mewujudkan ilmu dan amal. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai dari kalangan Yahudi atau jalan orang-orang Nasrani yang tersesat.  Rasulullah SAW bersabda; Begitu juga Al-Qur’an dan Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang yang tidak beramal padahal dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tetapi dirinya sendiri tid...

ADAKAH PEMBAGIAN RAMADHAN MENJADI TIGA BAGIAN

ADAKAH PEMBAGIAN RAMADHAN MENJADI TIGA BAGIAN Terdapat dua hadis yang menyebutkan hal ini: Pertama ,​ hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, أول شهر رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار “Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka).”​​ Disebutkan dalam Silsilah Adh-Dhaifah (kumpulan hadis dhaif), “Hadits ini disebutkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa, hlm. 172; Ibnu Adi dalam Al-Kamil fid Dhu’afa’, 1:165; Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus, 1/1:10–11; dengan sanad: dari Sallam bin Siwar dari Maslamah bin Shult dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Al-Uqaili mengatakan, ‘Tidak ada bukti dari hadis Az-Zuhri.’ Ibnu Adi mengatakan, ‘Sallam bin Siwar, menurutku dia munkarul hadits (perawi hadis munkar), sedangkan Masmalah bin Shult tidak banyak dikenal.’ Demikian pula komentar Adz-Dzahabi. Sedangkan Maslamah, telah dikomentari Abu Hatim, ‘Matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan),’...

Al-Ustadz Haji Christiaan Snouck Hurgronje, Memang Bukan Ulama

Gambar
Al-Ustadz Haji Christiaan Snouck Hurgronje, Memang Bukan Ulama  Ilmuwan Barat yang repot-repot masuk Islam untuk meneliti Makkah dan kehidupan ibadah di dalamnya secara mendalam.  “Snouck adalah orang besar, seorang pelopor dalam mempeladjari Islam, Lembaga-lembaganja dan Hukumnja. Ia berdjasa menundjukkan kekurangan-kekurangan dalam Dunia Fikiran Islam jang la selami dan peladjari pada masa hidupnja”  Pengakuan itu diungkapkan bukan oleh orang sembarangan dalam kalangan kesarjanaan Islam, khususnya di Indonesia. Terlebih lagi, pengakuan itu disampaikan dalam forum intelektual terhormat. Orang itu adalah Mohammad Rasjidi dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Hukum Islam dan Lembaga-Lembaga Islam di Universitas Indonesia. Pidato itu dibacakan pada 20 April 1968—lebih dari setengah abad lalu—berjudul Islam dan Indonesia di Zaman Modern.  Rasjidi adalah penghafal kitab suci Al-Quran, santri yang menghafal sejumlah kitab kuning, didikan ulama besar di masa koloni...

Kiyai Idrus Ramli pendekar aswaja kibuli muridnya "kuburan orang shaleh" dengan tafsir Ibnu Katsir

Gambar
Simak video berikut : Kiyai Idrus Ramli pendekar aswaja kibuli muridnya "kuburan orang shaleh" dengan tafsir Ibnu Katsir Mari kita cek perkataan Kiyai Idrus Ramli di kitab tTafsir Ibnu Katsir sebagaimana yang disampaikan di video di atas : An-Nisa, ayat 64-65 وَما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جاؤُكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّاباً رَحِيماً (64) فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً (65) Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu. lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) t...