Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

SHALAT SUBUH DAN KEMENANGAN UMAT ISLAM

SHALAT SUBUH DAN KEMENANGAN UMAT ISLAM  Jika seorang Muslim mau membaca Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia akan mengetahui bahwa shalat subuh sangat mahal nilainya. Bagaimana tidak, dua rakaat shalat sunah sebelum subuh saja pahalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya. Lalu, bagaimana dengan pahala shalat subuhnya? Tentu memiliki pahala dan ganjaran yang jauh lebih besar.  Perhatikan kisah sahabat Khalid bin Walid yang tidak mau memulai perang kecuali setelah melaksanakan shalat subuh. Hal itu ia lakukan agar tidak tertinggal shalat subuh. Ia sangat paham bahwa shalat subuh memiliki keutamaan yang begitu besar bagi umat Islam.  Umar bin Khatab berkata, “Sungguh, ikut serta dalam shalat subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada shalat malam.”   Anas bin Malik selalu menangis manakala ia mengingat penaklukan Tustur. Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Al Bidâyah wan Nihâyah juz ketujuh bahwa Anas bin Malik radhiyallahu...

Peperangan Melawan Orang Yahudi

PEPERANGAN MELAWAN ORANG YAHUDI  Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil  Tanda-tanda kecil kiamat, di antaranya adalah kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi di akhir zaman. Hal itu terjadi karena orang-orang Yahudi termasuk pasukan Dajjal. Kaum muslimin yang merupakan pasukan Nabi ‘Isa Alaihissallam memerangi mereka, hingga pepohonan dan bebatuan berkata, “Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Orang Yahudi ini ada di belakangku, kemarilah! Bunuh dia!”  Kaum muslimin pernah memerangi orang-orang Yahudi pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengalahkan mereka dan melenyapkan (mengusir) mereka dari Jazirah Arab; sebagai bentuk ketaatan terhadap sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:  لأُخْرِجَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى مِنْ جَزِيـرَةِ الْعَرَبِ حَتَّـى لاَ أَدَعَ إِلاَّ مُسْلِمًا.  “Sungguh, aku akan mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab sehingga aku tidak meninggalkan (di dalamnya) kecuali seorang muslim.”[1]  Akan...

Sesatnya Buya Arrazy Hasyim, Pengasuh Ribath Nouraniyah : "Muhammad disebut Allah"

Sesatnya Buya Arrazy Hasyim , Pengasuh Ribath Nouraniyah :  "Muhammad disebut Allah" Sumber video :  https://www.facebook. com Biodata Buya Arrazy Hasyim (klik disini) Rusaknya aqidah umat terdahulu yang menjadikan Nabi Uzair, Ibrahim, dan Isa sebagai sesembahan, bukanlah sekaligus, tetapi bertahap, dimulai dari meminta lewat mereka hingga menjadikan mereka (para nabi) tempat meminta. Naudzubillah min dzalik. Firman Allah yang memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatakan: “Katakanlah (wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam): Aku tidak memiliki kemampuan untuk menghindarkan kalian dari bahaya dan tidak pula mampu memberi kebaikan pada kalian.” (QS. Al-Jin: 21). Rasullah shallaAllahu alaihi wasallam bersabda:  "Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rasul utusan-Nya.” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori) Jadi, jika ingin meminta syafaat nabi, mintanya (memohonny...

Mengungkap Kemampuan Pikiran Buatan: Bagaimana ChatGPT dan AI Lainnya Menyamai Kecerdasan Sosial Manusia?

Gambar
Mengungkap Kemampuan Pikiran Buatan: Bagaimana ChatGPT dan AI Lainnya Menyamai Kecerdasan Sosial Manusia?  Bisakah AI memahami kita sepenuhnya? Model seperti GPT-4 mulai meniru cara berpikir manusia, tapi tetap ada batasannya.  Dalam era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan (AI) telah berkembang dengan pesat, menjanjikan kemampuan yang semakin mirip dengan cara berpikir manusia. Salah satu aspek paling menarik dari perkembangan ini adalah kemampuan AI dalam memahami dan meniru proses berpikir manusia, terutama dalam apa yang disebut sebagai “teori pikiran” atau “theory of mind” (ToM). Teori pikiran adalah kemampuan untuk memahami dan melacak keadaan mental orang lain—sebuah kemampuan mendasar dalam interaksi sosial manusia. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Nature Human Behaviour pada Juli 2024 mengeksplorasi sejauh mana model bahasa besar (large language models atau LLMs) seperti ChatGPT mampu meniru kemampuan manusia dalam memahami keadaan pikiran orang lai...

Idul Fitri Bukan Kembali Suci

Idul Fitri Bukan Kembali Suci  Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,  Kita akan membahas anggapan yang tersebar hampir di seluruh lapisan masyarakat, " Idul fitri = kembali suci". Masyarakat, bahkan para tokoh agama, sering mengartikan idul fitri dengan kembali suci. Mereka mengartikan ‘id dengan makna kembali dan fitri diartikan suci.  Para khatib seringkali memberi kabar gembira kepada masyarakat yang telah menyelesaikan ibadah selama ramadhan, bahwa pada saat idul fitri mereka telah kembali suci, bersih dari semua dosa antara dia dengan Allah.  Kemudian diikuti dengan meminta maaf kepada sesama, tetangga kanan-kiri. Sehingga usai hari raya, mereka layaknya bayi yang baru dilahirkan, suci dari semua dosa. Tak lupa sang khatib akan mengkaitkan kejadian ini dengan nama hari raya ini, idul fitri. Dia artikan ‘Kembali Suci’. Turunan dari pemaknaan ini, sebagian masyarakat sering menyebut tanggal 1 syawal dengan ungkapan ‘hari yang fitri’.  ...