Postingan

TENTANG TERPECAHNYA UMMAT ISLAM

TENTANG TERPECAHNYA  UMMAT ISLAM Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan. Baca selanjtnya @ klik : https://almanhaj.or.id/13743-kedudukan-hadits-tujuh-puluh-tiga-golongan-ummat-islam.html Sebaik-baik Generasi Manusia Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  kabarkan dalam sebuah hadits, dari Ibnu Mas’ud...

Pernyataan Imam Syafi’i Dalam Masalah ‘Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI’I DALAM MASALAH ‘AQIDAH Mengenal aqidah seorang imam besar Ahlu Sunnah merupakan perkara penting. Khususnya, bila sang imam tersebut memiliki pengikut dan madzhab yang mendunia. Karenanya, mengenal pernyataan Imam Syafi’i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah Imam asy-Syafi’i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, karya Dr. Muhammad bin Abdil-Wahab al-‘Aqîl. Pernyataan Imam Syafi’i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. وَ أُحِبُّ أَنْ لاَ يُزَادُ فِيْ القَبْرِ مِنْ غَيْرِهِ وَلَيْسَ بأَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ تُرَابٌ مِنْ غَيْرِهِ بَأْسٌ إِذَا زِيْدَ فِيْهِ تُرَابٌ مِنْ غَيْرِهِ ارْتَفَعَ جِدًّا وَ إِنَّمَا أُحِبُّ أَنْ يُشَخِّصَ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ شِبْرًا ...

Sebaik-baik Generasi dan Abu Hasan al-Asy'ari Bukan Generasi Tabiut Tabi'in

Nabi Muhammad Rasulullahi  shallallahu ‘alaihi wa sallam . menasehati para sahabat  radhiyallahu ‘anhum dan juga untuk kita yang hidup di akhir zaman ini, sbb : فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ “ Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian. ” Sebaik-baik Generasi Manusia Nabi Muhammad Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  kabarkan dalam sebuah hadits, dari Ibnu Mas’ud  radhiyallahu ‘anhu  bahwa sesungguhnya Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونهم “Sebaik-baik manusia adalah kurunku (Sahabat), kemudian orang-orang yang setelahnya (Tabi’in), lalu orang-orang yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in)”  (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Generasi Sahabat Nabi ﷺ, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in Pe...

BAROMETER AKHLAK MULIA

Gambar
BAROMETER AKHLAK MULIA Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, MA Begitu banyak orang keliru menggunakan standar dalam menilai baik-buruknya orang lain. Keramahan, ringan tangan dalam membantu orang lain dan suka nraktir termasuk sebagian standar umum yang sering dikategorikan pertanda kebaikan budi seseorang. Sebenarnya, pola penilaian seperti itu tidaklah mutlak keliru. Hanya saja kurang jeli karena masih menyisakan titik kelemahan. Sebab sangat mungkin, seseorang itu menerapkan dua akhlak (perilaku) yang berbeda pada dua kesempatan yang berbeda. Berakhlak mulia di satu tempat, tetapi tidak demikian di tempat yang lain, tergantung kepentingannya. Lantas, bagaimanakah cara Islam menentukan kemuliaan akhlak dan pribadi seseorang? Apakah barometer bakunya? Tulisan sederhana ini berusaha sedikit mengupas dan mengungkap permasalahan tersebut. ISLAM, AGAMA AKHLAK Di antara tujuan utama Nabi Muhammad ﷺ diutus, selain untuk menegakkan tauhid di muka bumi, adalah menyempurnakan akhlak umat manusi...

Wajibkah Kita Bermadzhab?

Gambar
Wajibkah Kita Bermadzhab? Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya . Seringkali kita mendengar sebagian orang mengatakan bahwa kita wajib memilih madzhab tertentu dalam beragama dan jangan sampai meninggalkannya. Apakah prinsip seperti ini diperkenankan dalam syariat Islam ini? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini. Semoga bermanfaat. Apakah Orang Awam Wajib Memilih Madzhab Tertentu Untuk Beragama? Dalam hal ini ada dua pendapat: Salah satu pendapat yang ada mengatakan, “ Tidak wajib “. Inilah pendapat yang lebih tepat. Yang namanya kewajiban adalah jika diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah dan Rasul-Nya sama sekali tidak mewajibkan kepada seseorang untuk mengikuti salah satu madzhab tertentu untuk diikuti agamanya, namun yang diwajibkan adalah mengikuti petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah. Dan telah berlalu beberapa generasi, namun mereka sama sekali tidak berpegang dengan satu madzhab tertentu....

Titik (tidak) Bertemu NU-Wahhabi

Fitnah NU kepada Wahhabi Simak video berikut : Sumber video :  https://youtu.be/ Sumber video :  https://youtu.be/VI7tWi0 Intinya (tidak) Bertemu NU-Wahhabi Oleh  : Asyhari Masduki MA (Aswaja NU Center Kepung Kediri) Tentu kita sepakat, umat harus bisa saling menghargai pendapat tanpa harus menghujat, menghina, dan mencaci-maki pihak yang berbeda pandangan dalam soal khilafiah. Meski begitu, pada titik tertentu dalam urusan prinsip, terdapat perbedaan etika di sana. Harus dijaga. Barangkali inilah yang dimaksud Prof Ali Mustafa Ya'qub dalam artikelnya di Republika, " Titik Pertemuan NU-Wahhabi " ( baca klik )  ketika mencoba mempertemukan dua kubu yang tak pernah akur. Umat ​​Islam tidak boleh saling berperang. Apalagi jika melihat Protokol Zionis No. 7 yang sengaja ingin menimbulkan gejolak di masyarakat. Hentikan bid'ah dan kekafiran Wahhabi terhadap kaum Nahdliyin dan hindari juga reaksi berlebihan kaum Nahdliyin terhadap Wahhabi. Reaksinya ibarat asap, tidak ak...

Wafatnya 1 Ulama Lebih Disukai Iblis Daripada Kematian 70 Ahli Ibadah

Gambar
Wafatnya 1 Ulama Lebih Disukai Iblis Daripada Kematian 70 Ahli Ibadah Ulama adalah pewaris para Nabi (Al-'ulama warasatul Anbiya). Mereka yang disebut pewaris para Nabi adalah ulama yang lurus, punya ilmu dan adab yang tinggi, memiliki sifat khauf (rasa takut) kepada Allah ' Azza wa Jalla . Mereka laksana pelita yang menerangi bumi. Kata Rasulullah SAW , wafatnya ulama laksana bintang yang padam dan musibah yang tak tergantikan. Dunia menjadi kehilangan ilmu dan termasuk musibah besar bagi agama. Menurut Imam Baihaqi dari hadis Ma'ruf bin Kharbudz dari Abu Ja'far radhiallahu 'anhu berkata: " Kematian ulama lebih dicintai Iblis daripada kematian 70 orang ahli Ibadah ." Rasulullah SAW bersabda: " Ambillah (pelajarilah) ilmu sebelum ilmu pergi." Sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu bisa pergi (hilang)?" Rasulullah menjawab: "Perginya ilmu adalah dengan wafatnya orang-orang yang membawa ilmu (ulama) ." (H...