Postingan

Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin

Sumber video :  https://youtu.be/Jz_zMNfCRH0?si=gQlzphp5bDbm1vsW Ali bin Yusuf dan Peristiwa Pembakaran Ihya Ulumuddin  DR. Usamah bin Abdul Hamid dalam sebuah artikelnya menyebutkan bahwa Imam al-Ghazali suatu waktu hendak berkunjung ke Marakesh (pusat pemerintahan Murobithin kala itu). Namun, ia menunda dan membatalkan kunjungannya itu. Mengapa?  Sebab, Yusuf bin Tasyifin menyambanginya di perjalanan, ketika baru sampai Iskandariah. Ini adalah bukti akan adanya hubungan baik di antara keduanya, antara Yusuf dan al-Ghazali.  Namun, ketika Yusuf mewariskan kekuasaannya pada putranya, Ali bin Yusuf, hubungan baik Yusuf dan al-Ghazali retak. Saat Ali mewarisi kerajaan Murobithin, keinginannya membakar kitab Ihya Ulumuddin karya sahabat bapaknya, Imam al-Ghazali, seperti tak terhentikan. ALi bin Yusuf mendapat sokongan penuh para fukaha, para ahli fikih.  Adalah Murobithin sebuah kerajaan Islam yang sempat eksis di bumi Maroko dan Spanyol pada abad ke-5 dan 6 Hijri...

Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah 'Aqidah

PERNYATAAN IMAM SYAFI'I DALAM MASALAH 'AQIDAH Memperkenalkan pernyataan imam syafi'i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah imam asy-syafi'i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin. di Indonesia. Untuk itu, kami sampaikan disini beberapa pernyataan beliau seputar permasalahan aqidah, yang diambil dari kitab Manhaj Imam asy-Syafi'i fi Itsbat al-Aqidah , karya Dr. Mu h ammad bin Abdil-Wahab al-'Aqîl. Pernyataan Imam Syafi'i Dalam Masalah Kubur 1. Hukum Meratakan Kuburan. Saya suka kalau tidak ada yang ditambahkan ke kuburan, dan tidak ada salahnya kalau ada kotoran dari sesuatu yang lain di dalamnya. Kalau kotoran dari sesuatu yang lain ditambahkan, tanahnya akan naik tinggi. Saya suka kalau tanahnya harus terbuka ke tanah sekitar sejengkal. "Saya suka kalau tanah kuburan itu tidak ditinggikan dari selainnya dan tidak mengambilnya d...

Kitab Kuning: Pembentuk Pandangan Hidup ala Pesantren

Gambar
Kitab Kuning: Pembentuk Pandangan Hidup ala Pesantren  Kitab kuning atau dalam istilah lain kitab ‘gundul’ merupakan salah satu karakteristik keilmuan Islam klasik yang ada di pesantren. Kitab ini mampu berdialog dengan zaman panjang segala kearifan lokal yang beragam. Kemampuan kitab kuning ini tidak hanya bertumpu dalam keilmuan, melainkan juga mampu menghadapi dan menyelesaikan problematika sosial.  والنحو أولى أولا أن يعلما # إذ الكلام دونه لن يفما  Tata bahasa atau gramatika Arab lebih utama untuk dipelajari, karena teks (kitab kuning) tidak akan dipahami tanpa itu (nahwu dan sharaf).  Problem solving yang banyak ditawarkan kitab kuning mampu menjawab segala macam persoalan sosial, politik, budaya dan lain-lain. Seperti bahtsul masail yang menjadi tradisi rutin di pesantren (aswaja-asy'ariyah,red), yang mana kitab selalu menjadi rujukan dan pijakan utama setelah Alquran dan Hadis. Jika dalam setiap kesimpulan hukum tidak dilengkapi dalil kitab kuning atau ijma’ ...

Keutamaan Menjaga Pelaksanaan Ibadah Sunnah

Jika Allah mencintai seorang hamba maka manusia akan dijadikan suka kepadanya حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ قَالَ فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَارِيَّ وَقَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ ح و حَدَّثَنَاه سَعِيدُ بْنُ...

SIAPA KELUARGA YANG WAJIB DIJAGA SILATURAHMINYA ?

SIAPA KELUARGA YANG WAJIB DIJAGA SILATURAHMINYA ? Oleh : Ustadz Ahmad Anshori, Lc Silaturahmi adalah ibadah yang besar pahalanya. Banyak ayat dan hadis yang secara gamblang menjelaskan keutamaannya. Sehingga silaturahmi bukan hanya suatu tindakan sosial saja, tapi seorang muslim bisa beribadah kepada Thannya; Allah azza wa jalla dengan cara bersilaturahim kepada kerabatnya. Diantara motivasi menyambung silaturahmi dalam Al-Quran, ada dalam surat Ar-Ra’d ayat 21 Allah ta’ala berfirman,  وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ  Orang-orang yang menjaga hubungan kepada siapa saja yang Allah perintahkan dijaga hubungannya. Mereka takut kepada Tuhannya, takut kepada hisab yang buruk. Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa yang dimaksud menjaga hubungan kepada siapa saja yang Allah perintahkan, adalah perintah luas maknanya, bukannya kerabat, bahkan menjaga hubungan baik kepada Allah dan R...

Penjelasan Hadits Fitnah dari Nejd

Pemahaman Syaikh Idahram alias MARHADI alias Abu Salafi (Penulis Buku Hujat Salafi Wahabi )  tentang hadis tanduk setan, simak video berikut : Simak bantahan di video berikut : Negeri Najd Yang Akan Muncul Aliran-aliran Sesat  Ustadz DR. Dasman Yahya Ma'ali, Lc., MA. (Doktor Bidang Hadist Lulusan S1, S2, S3 Universitas Islam Madinah.) Penjelasan Hadits Fitnah dari Nejd Hadis ini sering dijadikan senjata untuk menyerang para ulama dan dai yang mendakwahkan tauhid dan sunah Nabi. Di antaranya Syekh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Sebagian orang menisbatkan julukan “dua tanduk setan” kepada beliau, Allahul musta’an! Dengan alasan, karena beliau berasal dari Nejed yang berada di bagian timur Jazirah Arab. Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وفِي يَمَنِنَا . قَالُوا : وَفِي نَجْدِنَا ؟ قَالَ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وفِي يَمَنِنَا . قَالُوا : وَفِي نَجْدِنَا ؟ قَالَ : هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ و...

Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak)

NIKAH MUT’AH (KAWIN KONTRAK) Oleh : Ustadz Armen Halim Naro Pendahuluan Pernikahan merupakan sunnatullah pada alam ini, tidak ada yang keluar dari garisnya, manusia, hewan maupun tumbuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah” -adz Dzariyat/51 ayat 49-. Allah memilih sarana ini untuk berkembang-biaknya alam dan berkesinambungannya ciptaan, setelah mempersiapkan setiap pasangan tugas dan posisi masing-masing. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia seperti ciptaan yang lainnya, tidak membiarkan nalurinya berbuat sekehendaknya, atau membiarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan kacau tidak beraturan. Tetapi Allah meletakkan rambu-rambu dan aturan sebagaimana telah diterangkan oleh utusanNya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.[1] Oleh karenanya, salah satu maqashid syari’ah (pokok dasar syariah), yaitu menjaga ke...