Postingan

HAKIKAT HUSNUL KHATIMAH

HAKIKAT HUSNUL KHATIMAH Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin رَحِمَهُ اللَّهُ berkata: "Bukanlah yang dimaksud dengan husnul khātimah (akhir yang baik) itu engkau meninggal dunia dalam keadaan di masjid, atau di atas sajadah shalat, atau dalam keadaan mushaf berada di tanganmu. Karena sungguh, penghulu seluruh makhluk (yaitu Nabi Muhammad ﷺ) meninggal dunia di atas ranjangnya. Sahabatnya yang paling setia, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, yang merupakan sebaik-baik sahabat pun wafat di atas ranjangnya. Khalid bin Al-Walid رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ juga wafat di atas ranjangnya, padahal ia dijuluki sebagai "Pedang Allah yang Terhunus", dan telah mengikuti seratus pertempuran tanpa pernah kalah sekalipun. Tetapi yang dimaksud dengan ḥusnul khātimah adalah: ✓• Engkau wafat dalam keadaan bersih dari syirik. ✓• Engkau wafat dalam keadaan bersih dari nifaq (kemunafikan). ✓• Engkau wafat dalam keadaan meninggalkan para pelaku bid'ah dan bersih dari segala b...

TERSANDUNG ATAU TERPELESET BACA BISMILLAH

TERSANDUNG ATAU TERPELESET BACA BISMILLAH, Tidak Boleh Mengumpat Setan? ⁣⁣⁣Kadang-kadang ketika seseorang sedang berjalan atau berkendara, tiba-tiba ia tersandung atau terpeleset sehingga jatuh… Karena kesal, terkadang keluarlah ucapan-ucapan yang mengungkapkan kekesalannya ataupun caci maki : “Aduh sialan!”, ada juga yang ber-istirja’: “inna lillaahi wa inna ilaihi roji’un!”… dan ada juga yang mencela syaithon: “Setan sialan!”… dan seterusnya.⁣⁣⁣ ㅤ⁣⁣⁣ Sebenarnya ada ucapan yang diajarkan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dalam hal ini, dan tuntunan beliau tentu lebih layak untuk diikuti.⁣⁣⁣ ㅤ⁣⁣⁣ HADITS LENGKAPNYA⁣⁣⁣ ㅤ⁣⁣⁣ Salah seorang sahabat pernah membonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ontanya tersandung. Sahabat ini langsung mengatakan, Ta’isa as-Syaithan “Celaka setan”⁣⁣⁣ ㅤ⁣⁣⁣ Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,⁣⁣⁣ ㅤ⁣⁣⁣ Jangan kamu mengucapkan ‘celaka setan’. Karena ketika kamu mengucapkan kalimat itu, maka setan akan membesar, hingga dia s...

Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)

Gambar
Penetapan Nama Allah Berdasarkan Hakikat, Bukan Majaz (Kiasan)  Keyakinan yang benar dibangun di atas ketetapan Al-Quran dan Sunah berdasarkan pemahaman salafushaleh dari kalangan para shahabat, tabiin dan para imam terpercaya. Mereka semua sepakat bahwa sifat milik Allah yang tertera dalam Kitab dan Sunah ditetapkan tanpa takyif (dirinci bagaimananya) tanpa tamtsil (diserupakan dengan makhluk), tanpa ta'thil (digugurkan/tidak diakui)  dan tanpa ta'wil (dicarikan makna lainnya di luar makna bahasanya). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara sifat dzat, sifat maknawiyah, sifat khabar dan logika. Maka, seluruh berita yang shahih tentang-Nya, wajib ditetapkan milik Allah Ta'ala.  Al-Quran dan Sunah diturunkan untuk mengenalkan kepada para hamba tentang sifat-sifat dzat yang mereka sembah. Hal ini tidak dapat terwujud kecuali memahami perkataan berdasarkan hakikatnya, sebagaimana halnya tersebut merupakan landasan dalam pembicaraan. Al-Quranul Adzim telah disampaikan oleh R...

Bid’ah dan Sumber Perpecahan

Bid’ah dan Sumber Perpecahan "Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah ‘Aisyah radhiyallahu’anha beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara di dalam urusan [agama] kami ini yang bukan berasal darinya, maka ia pasti tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).  Di dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka ia pasti tertolak.”   Kedudukan Hadits  Imam Ibnu Daqiq al-‘Ied rahimahullah mengatakan, “Hadits ini merupakan salah satu kaidah agung di dalam agama. Ia termasuk salah satu Jawami’ al-Kalim (kalimat yang ringkas dan sarat makna) yang dianugerahkan kepada al-Mushthofa [Nabi] shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mengandung penegasan tertolaknya segala bentuk bid’ah dan perkara yang diada-adakan [dalam agama, pent]…” (lihat Syarh al-Arba’in Haditsan, hal. 25)  Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullah berkata, “Hadits ini adalah kaidah un...

Lucu dan Bodoh : Kirim pahala baca'an Al Fatihah untuk Malaikat

Lucu dan Bodoh : Kirim pahala baca'an Al Fatihah untuk Malaikat Dalam rangkaian amalan kirim baca'an Al Fatihah pada acara Tahlilan, kita akan menjumpai adanya amalan kirim pahala baca'an Al Fatihah untuk Malaikat. Diantara kalimat yang diucapkan oleh orang-orang yang gemar Yasinan, Tahlilan dan kirim pahala baca'an Al Fatihah adalah :   "Ilaa hadhrotin jamii'il Malaikatillah khushushon Malaikat ila Jibril wa Mikail wa Israfil wa Izrail wal Malaikatil Muqarrabin syaiun lillaahi lahumul Faatihah". Artinya: "Untuk Para Malaikat Allah khususnya kepada Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan para Malaikat penjaga. Baca'an Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua". Manusia yang mengirimkan pahala baca'an Al-Fatihah kepada Malaikat itu mestinya mau mengaca terlebih dahulu, siapakah yang lebih membutuhkan pahala baca'an itu.....???.  Dirinya atau para Malaikat.....???  Demikian juga, sebelum mereka meng...

PENYAKIT SOMBONG

PENYAKIT SOMBONG Bismillah Kesombongan merupakan kekhususan dari kekhususan yang dimiliki oleh Dzat yang Maha Perkasa, Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:  قَالَ اللَّهُ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا أَدْخَلْتُهُ جَهَنَّمَ "Allah azza wa jalla berfirman: 'Kesombongan adalah jubahKu, sedangkan keagungan adalah pakaianKu, maka barangsiapa yang mencabut salah satunya dariKu, maka akan Aku lemparkan ia kedalam neraka".  (HR Muslim 2620, Abu Dawud 4090) Orang-orang yang sombong adalah seburuk-buruk makhluk disisi Allah, dan mereka akan dikumpulkan kelak pada hari kiamat dengan membawa kerendahan dan kehinaan diwajah-wajah mereka. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala: ﴿ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسۡوَدَّةٌۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّم...

Apakah Al Qur’an Bebas Tafsir?

Apakah Al Qur’an Bebas Tafsir?  Pernyataan bahwa Al Qur’an itu bebas tafsir erat kaitannya dengan bahasan at tafsir bir ra’yi (penafsiran Al Qur’an dengan opini). Karena jika Al Qur’an dikatakan bebas tafsir artinya semua orang bebas untuk memaknai dan menafsirkan Al Qur’an dengan opini mereka masing-masing dan pemahaman masing-masing yang keluar dari benak mereka. Apakah yang demikian dibenarkan?  Pengertian at tafsir bir ra’yi  At tafsir bir ra’yi artinya penafsiran seseorang dalam menjelaskan makna-makna Al Qur’an dengan suatu pemahaman khusus yang hanya berlandaskan dengan ra’yu (opini) semata [1. Mabahits fi Ulumil Qur’an, 351].  Tafsir dengan semata-mata opini adalah “langganannya” orang-orang menyimpang dari ahlul bid’ah dan munafiqin. Syaikh Manna’ Al Qathan menjelaskan, “Mayoritas yang menggunakan metode ini adalah ahlul bid’ah yang meyakini keyakinan-keyakinan batil. Mereka berbuat lancang terhadap Al Qur’an dengan menafsirkannya seseuai opini mereka, dan m...