Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Madzhab Rasul

Madzhab Rasul Wajibkah orang awam bermadzhab? Wajibkah ia mengikuti salah satu dari madzhab yang empat? Pertanyaan seperti di atas pernah diajukan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin sebagai berikut. Apakah orang awam yang bukan seorang yang alim dalam hal madzhab wajib baginya mengikuti madzhab tertentu dari empat madzhab yang ada? Lalu mana madzhab yang baiknya diikuti? Jawaban Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin: Yang tepat, tidak wajib bagi seorang pun untuk memilih madzhab tertentu. Madzhab yang jelas yang wajib untuk diikuti adalah madzhab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan seluruh imam yang empat juga menginginkan agar kita bisa berpegang teguh dengan madzhab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena manusia (selain Rasul) bisa benar dan salah. Jadi tidak ada manusia selain Rasul yang wajib mutlak untuk diikuti. Namun kami nyatakan bahwa siapa saja dari imam tadi yang berada di atas kebenaran, maka wajib untuk diikuti karena kita memandang bahw

Sikap Ulama Kita Terhadap Dua Orang Hafidz; Ibnu Hajar dan Nawawi –rahimahumallah-

Ust. Abdul Somad membolehkan menghadiahkan pahala bacaan Al Qur an untuk orang yang telah meninggal dengan dalil pendapat ulama  Imam Ibnu Hajar, simak video berikut : Menghadiahkan pahala bacaan Al Qur an  untuk orang yang telah meninggal tidak ada dalil dari Al Qur an dan Hadis, simak uraian dari Ust. Khalid Basalamah berikut : SIKAP ULAMA KITA TERHADAP DUA ORANG HAFIDZ : IBNU HAJAR DAN NAWAWI -RAHIMAHUMALLAH- Pertanyaan Salah satu ulama umat Islam di Madinah dimana saya bertempat tinggal berkata: “Bahwa Imam Ibnu Hajar dan Imam Nawawi adalah pelaku bid’ah, ia menyebutkan beberapa dalil dari “Fathul Baari” untuk menguatkan pendapatnya tersebut. Ia juga memberikan contoh dari pendapatnya tersebut dari syarahnya Imam Ibnu Hajar, bahwa maksud dari “Wajhullah” adalah rahmat-Nya. Bagaimanakah pendapat anda ? Jawaban Alhamdulillah. Ahlus sunnah pendapatnya objektif dalam menghukumi seseorang. Tidak mengangkat seseorang di atas kapasitasnya dan tidak pula mengurangi apa yang menjadi mil

Hidayah Hanya Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala

Banarkah uraian atau paparan Ust. Adi Hiadayat di tayangan video berikut..? Ada logo "capal" di kopiah Ust. Adi Hidayat..? ( Baca klik disini ) Simak uraian Ust. Syafiq Riza Basalamah berikut : HIDAYAH HANYA MILIK ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA Oleh Abu Nida` Chomsaha Sofwan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56] Sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan meninggalnya Abu Thalib dalam keadaan tetap memeluk agama Abdul Muththalib (musyrik). Hal ini sebagaimana ditunjukkan hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, dari Ibnu Al Musayyab, bahwa bapaknya (Al Musayyab) berkata: ‘Tatkala Abu Thalib

Dalil Alquran Tentang Hakikat Ruh dan Mimpi bertemu dengan orang sudah mati

Dalil Alquran Tentang Hakikat Ruh Surat Al-Isra' Ayat 85 وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” Orang-orang Yahudi bertanya kepada Nabi Muhammad tentang roh yang dapat menghidupkan jasmani, apakah hakikatnya dan apakah dapat dibangkitkan kembali. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi untuk menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa masalah roh adalah urusan Allah, hanya Dialah yang mengetahui segala sesuatu, dan Dia sendirilah yang menciptakannya. Kata ruh dalam Al-Qur'an mempunyai tiga arti, yaitu: Pertama: Yang dimaksud dengan ruh adalah Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah: وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِى مَا ٱلْكِتَٰبُ وَلَا ٱلْإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلْنَٰهُ نُورًا نَّهْ

Interaksi dengan orang kafir

Gambar
Interaksi dengan orang kafir :   Jangan Mengidolakan Orang Kafir Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau  shallallahu ‘alaihi wa sallam  berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Beliau  shallallahu ‘alaihi wa sallam  berkata, أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan, فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَ

Apa Itu Scholas Occurrentes?

Simak video berikut : Salahsatu persembahan drama "moderasi agama" dihadapan Paus Fransiskus di  Gereja Katedral Santa Maria  baru-baru ini, yang diperankan oleh  Anna Nur Awalia  Guru asal Buton yang menangis (entah akting ataupun beneran, atau memang aktor sewaan) ketika menyampaikan pidato di depan Paus adalah salah satu anggota SCHOLAS OCCURENTES. Scholas Occurrentes Gerakan Pendidikan yang Didirikan Paus Fransiskus Dalam kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus sempat melakukan pertemuan dengan Scholas Occurrentes Indonesia di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Grha Pemuda. Pertemuan berlangsung pada 4 September lalu. Seperti termuat dalam jadwal kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, "Pertemuan dengan para uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis (Pidato Bapa Suci) Pertemuan dengan Scholas occurrentes di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Grha Pemuda." Scholas Occurrentes Indonesia merupakan

ISTILAH ORANG KAFIR ITU DATANG DARI ALLAH

ISTILAH ORANG KAFIR ITU DATANG DARI ALLAH Sekarang ini banyak orang non-Muslim yang sewot, ketika kaum Muslimin menamai mereka kafir.  Padahal penamaan kafir ini sejak dulu telah disebutkan Allah dalam Alquran. Allah ﷻ berfirman: لَمۡ یَكُنِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ مُنفَكِّینَ حَتَّىٰ تَأۡتِیَهُمُ ٱلۡبَیِّنَةُ “Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya), sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.” [QS. Al-Bayyinah 1] Tidak diragukan lagi akan kebenaran ayat ini, bahwa orang kafir itu terdiri dari dua golongan: 1. Ahli Kitab :  Mereka terdiri dari : Yahudi  Nasrani 2. Orang-musyrik :  Ini meliputi semua penyembah-penyembah selain Allah, dari agama apapun. Allah menyifati keberadaan mereka itu sebagai sejelek-jelek makhluk.  Allah ﷻ berfirman: إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ فِی نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمۡ شَ

BAHAYA PEMAHAMAN SINKRETISME PAUS FRANSISKUS DI TUBUH UMAT ISLAM

Gambar
Nasaruddin Umar cium-ciuman sama Paus Fransiskus BAHAYA PEMAHAMAN SINKRETISME PAUS FRANSISKUS DI TUBUH UMAT ISLAM Oleh : Ghea Jhana Lie Penganut Pemahaman Sinkretisme dilakukan untuk Selalu mencari Titik temu dari perbedaan Dan Keyakinan atau ajaran pada setiap Pemeluk Agama. Seperti saat ini Ada Paus Fransiskus yang jelas melegalkan LGBT yang akan datang Ke Indonesia  (  baca berita, klik disini   ) Maka para penganut Sinkretisme memberi Panggung Agar Berceramah Di mesjid, pemahaman Sinkretisme jelas ini Membahayakan Aqidah umat Islam. Surat An-Nisa Ayat 138 بَشِّرِ ٱلْمُنَٰفِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا Artinya: Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih Surat An-Nisa Ayat 139 ٱلَّذِينَ يَتَّخِذُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلْعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meningg

Hukum Orang Kafir Melakukan Ibadah di Masjid

Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal menyatakan : "Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah umat Muslim" Hukum Orang Kafir Melakukan Ibadah di Masjid Dalam Islam, masjid merupakan tempat mulia yang didedikasikan untuk peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla. Namun belum lama ini muncul sebuah fenomena orang-orang kafir melakukan ibadah mereka di masjid. Pandangan Islam tentang masjid sebagai tempat ibadah kepada Allah Ta’ala memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis. Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah mengemukakan pandangannya dalam masalah ini. Beliau menegaskan bahwa sebagaimana orang-orang kafir tidak boleh diberi kesempatan untuk melakukan ibadah mereka di masjid, sebagaimana pula kaum muslimin tidak semestinya melakukan salat mereka di tempat ibadahnya orang-orang kafir. Masjid tidak boleh digunakan secara bebas oleh penganut agama lain untuk menjalankan ritual keagamaan mereka. Jangankan beribadah di masjid, orang kafir sekedar masuk ke masjid saja

Hukum Orang Kafir Masuk Masjid

Hukum Orang Kafir Masuk Masjid Masjid adalah tempat yang paling Allah cintai. Di dalamnya terdapat kaum muslimin beribadah kepada Allah  Ta’ala,  mengagungkan Allah dan berdzikir kepada Allah. Masjid adalah tempat yang mulia dan penuh keberkahan. Lalu bagaimana jika orang kafir memasuki masjid? Apakah diperbolehkan? Masalah ini telah dibahas oleh para ulama, dan pada artikel ini akan kami uraikan secara ringkas. Kisah Tsumamah bin Utsal Dari sahabat Abu Hurairah  radhiyallahu ‘amhu,  beliau menceritakan, بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ أُثَالٍ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ “Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah mengirim pasukan berkuda mendatangi Najed, kemudian pasukan tersebut kembali dengan membawa tawanan seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal. Kemudian laki-laki itu diikat di salah satu tiang masjid.”  (HR. B

Adab Kepada Ahli Bait dan Haramnya Mengaku Ahli Bait Tanpa Hak

ADAB KEPADAD AHLI BAIT DAN HARAM MENGAKU AHLI BAIT TANPA HAK Oleh Ustadz Abu Abdillah Al-Atsari ADAB KEPADA AHLI BAIT 1. Mengagungkan Mereka Dengan Pantas Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berada di pertengahan dalam mencintai ahli bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam [6]. Mereka tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan. Pengagungan yang dilandasi dengan keadilan, tidak sekedar hawa nafsu. Kita mengagungkan seluruh kaum muslimin dan muslimat dari keturunan Abdul Muthalib dan para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mencintai seluruhnya. Apabila ahli bait itu termasuk seorang sahabat, maka kita menghormatinya karena keimanan, ketaqwaan, kebersamaannya dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan karena termasuk keluarga beliau. Apabila bukan termasuk shahabat maka kita mencintai karena keimanan dan keberadaannya sebagai ahli bait. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. أُذَكِّرُكم اللهَ في أهلِ بيتي، ثلاثًا “Dan terhadap ahli baitku, aku ingatkan ka