Apa Itu Scholas Occurrentes?

Simak video berikut :
Salahsatu persembahan drama "moderasi agama" dihadapan Paus Fransiskus di Gereja Katedral Santa Maria baru-baru ini, yang diperankan oleh Anna Nur Awalia Guru asal Buton yang menangis (entah akting ataupun beneran, atau memang aktor sewaan) ketika menyampaikan pidato di depan Paus adalah salah satu anggota SCHOLAS OCCURENTES.



Scholas Occurrentes Gerakan Pendidikan yang Didirikan Paus Fransiskus

Dalam kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus sempat melakukan pertemuan dengan Scholas Occurrentes Indonesia di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Grha Pemuda. Pertemuan berlangsung pada 4 September lalu.

Seperti termuat dalam jadwal kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, "Pertemuan dengan para uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis (Pidato Bapa Suci) Pertemuan dengan Scholas occurrentes di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Grha Pemuda."

Scholas Occurrentes Indonesia merupakan bagian dari Scholas Occurrentes atau Gerakan Pendidikan Kepemudaan Global yang didirikan oleh Paus Fransiskus sejak tahun 2013 di Argentina. Berikut serba-serbi tentang Scholas Occurrentes:

Apa Itu Scholas Occurrentes?

Mengutip dari situs resminya (scholasoccurrentes.org), Scholas Occurrentes merupakan Gerakan Pendidikan Global yang diinisiasi oleh Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus pada tahun 2013. Gerakan pemuda untuk pendidikan didirikan berdasarkan warisan budaya dan pendidikan Paus Fransiskus.

Sejarah Scholas Occurrentes

Sejarahnya bermula ketika Paus Fransiskus, yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, memutuskan untuk mempertemukan dua pendidik terpercaya dan meminta mereka untuk mengumpulkan para remaja, untuk mengingat dan mengekspresikan realitas sosial sebaik mungkin.

Selanjutnya, lahir "Sekolah Tetangga" pertama dan "Sekolah Adik" pertama, yang kemudian diluncurkan ke kancah dunia sebagai "Scholas Ciudadanía". Sejak awal masa kepausannya, Paus Fransiskus telah memanggil para pemuda Scholas untuk menanggapi krisis politik yang melampaui Argentina dan melibatkan seluruh kebudayaan.

Sejak saat itu, Scholas Occurrentes berkeliling dunia untuk mendengarkan kaum muda dan memulai dari mereka untuk mewujudkan jalan transformasi nyata menuju masalah spesifik dari realitas mereka. Hingga kini, Scholas Occurrentes tercatat sudah ada di sekitar 70 negara di lima benua di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Perbedaan Muhammadiyah dengan Wahabi