MEMBACA AL QUR’AN MENURUNKAN RISIKO PIKUN
Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: 
من قرأ القرآن لم يرد إلى أرذل العمر، وذلك قوله تعالى: {ثم رددناه أسفل سافلين، إلا الذين آمنوا} قال: الذين قرؤوا القرآن. 
Artinya: "Barangsiapa yang selalu membaca Al-Qur'an, maka dia tidak akan dikembalikan ke usia tua renta. Karena itu Allah Ta'ala berfirman: 
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ الا الذين آمنوا 
"Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (yakni berusia tua renta), kecuali orang-orang yang beriman." 
Beliau berkata: "Yang dimaksud di ayat itu adalah orang-orang yang membaca Al-Qur'an." 
Abdullah bin Umair rahimahullah berkata: 
كَانَ يُقَالُ : إنَّ أَبْقَى النَّاسِ عُقُولاً قَرَأَةُ الْقُرْآنِ 
"Dahulu sering kali dikatakan, 'Sesungguhnya manusia yang akalnya paling terjaga dari penyakit pikun adalah orang-orang yang rajin membaca Al-Qur'an." 
Imam Sya'bi rahimahullah berkata: "Siapa yang terbiasa membaca Al-Qur'an, maka ia tidak akan pikun." 
Hal senada dikatakan Imam Al-Qurthubi rahimahullah:
من قرأ القرآن متع بعقله وإن بلغ مئة 
"Barang siapa yang membaca Al-Qur'an, maka Allah akan menjadikan ingatannya selalu segar meski umurnya telah mencapai 100 tahun." 
Jika seperti itu fadhilah membaca AlQur'an, bagaimana lagi dengan yang menghafal dan mengamalkan isinya? Semoga kita dijadikan orang-orang yang senantiasa membaca, mengikuti dan mencintai Al-Qur'an.
MEMBACA AL QUR’AN MENURUNKAN RISIKO PIKUN
Oleh : Dr. dr. Farida Juliantina Rachmawaty, M.Kes 
Al Qur’an adalah firman Allah yang juga merupakan mukjizat Nabi Muhammaad s.a.w. Sudah banyak diakui dan dibuktikan bahwa Al Our’an memuat informasi ilmiah yang tersirat dan tersurat yang baru diketahui setelah ratusan, ribuan tahun setelahnya. Banyak ilmuwan yang masih mengkaji dan meneliti rahasia yang masih sangat banyak terkandung dalam Al Qur’an. 
Jika mukjizat para Nabi sebelumnya, tidak dapat dirasakan oleh umat saat ini, namun mukjizat Rosulullah Muhammad s.a.w. masih dapat dirasakan hingga saat sekarang. Jika ditinjau dari segi bahasanya dibanding bahasa yang ada di dunia, bahasa Al Qur’an memiliki tingkat yang paling tinggi. Struktur dan kaidah-kaidahnya menunjukkan ketinggian penciptanya. Tata bahasanya rumit namun menakjubkan, sehingga setiap orang yang mempelajari akan mengakui betapa tinggi Bahasa Al Qur’an. 
Membaca Al Qur’an akan mendatangkan kebaikan sebagaimana sabda Rosulullah s.a.w., “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya” (HR. At-Tirmidzi). Sepuluh kebaikan yang diperoleh bukan berdasar tiap kalimat atau kata namun setiap huruf akan membuahkan kebaikan. Alangkah banyak kebaikan yang akan kita peroleh jika kita rutin membaca Al Qur’an. 
Berbeda dengan bahasa yang lain, Bahasa Al Qur’an sangat presisi yang menuntut pembacanya melakukan dengan benar. Berbeda mahroj, panjang pendek (mad) dalam membaca, dapat memiliki arti yang sangat berbeda. Tidak ada bahasa di dunia yang apabila dibaca panjang atau pendek akan berbeda arti, namun dalam Al Qur’an dapat memiliki makna yang berbeda. 
Demikian juga dalam pengaturan nafas saat membaca, bahasa-bahasa lain tidak memiliki kaidah mengatur nafas secara baku. Namun dalam Al Qur’an sangat jeli dan teliti. Seseorang yang sedang membaca Al Quran tidak diperbolehkan sembarang membaca atau berhenti. Ada kaidah yang harus diikuti sehingga pembaca harus mengatur nafasnya dan menahan sejenak untuk tidak bernafas. Kondisi ini dapat diasumsikan dengan kondisi ‘hypoxia Intermittent.’ ‘Hypoxia intermitten’ tingkat sedang pada awal kehidupan dapat mempercepat perkembangan otak dan meningkatkan kemampuan, yang berkaitan dengan peningkatan neurogenesis dan plastisitas sinaptik (Meng, Wang and Li, 2020). 
Secara fitrah seseorang setelah memasuki usia lanjut akan mengalami penurunan fungsi termasuk juga fungsi otak sebagaimana juga disebutkan dalam Al Qur’an surah Yasin ayat 68 : “Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?” 
Penelitian yang dilakukan pada hewan coba dan juga pada manusia membuktikan bahwa intermitten hypoxia justru dapat memperbaiki fungsi otak. Hal ini sesuai dengan pengujian yang dilakukan pada sekelompok lansia, Adaptasi terhadap intermitten hypoxia sedang dapat meningkatkan oksigenasi serebral dan serebrovasodilatasi yang diinduksi hipoksia sehingga meningkatkan memori dan perhatian jangka pendek pada pasien usia lanjut (Wang et al., 2020) 
Di sekitar kita dapat diketahui bahwa para hafidz hafidzoh, ulama dan orang-orang yang secara konsisten membaca Al Qur’an dengan baik dan benar tidak mengalami kepikunan hingga usia lanjut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang konsisten membaca Al Qur’an dengan benar akan menurunkan risiko pikun. 
Doa Pencegah Pikun di Usia Tua
Selain usaha lahiriah, tentunya sebagai seorang Muslim kita juga ditekankan untuk melakukan usaha-usaha batin seperti berdoa. 
"Rasulullah saw mengajarkan umatnya untuk membaca doa supaya terhindar demensia pada usia tua kelak,"
Doa tersebut adalah: 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ 
Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal-jubni wa a‘ûdzu bika an uradda ilâ ardzalil-‘umur. 
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan ke usia yang paling buruk (pikun)." (HR Ibnu Majah)
Atau dalam redaksi riwayat Al-Bukhari dalam bab "Berlindung dari Usia Tua yang Buruk" sebagai berikut: 
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ وَالْكَسَلِ وَأَرْذَلِ الْعُمُرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ 
A‘ûdzu bika minal-bukhli wal-kasali wa ardzalil-‘umuri wa ‘adzâbil-qabri wa fitnatid-dajjâli wa fitnatil-maḥyâ wal-mamât. 
Artinya: "Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, kemalasan, usia yang paling buruk, siksa kubur, fitnah Dajjal, dan fitnah kehidupan serta kematian." (HR Al-Bukhari) 
"Doa ini dibaca oleh Nabi saw selepas shalat lima waktu sebagaimana keterangan yang terdapat dalam salah satu riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya," ungkap Amien. 
Menurut Ibnu Ruslan, doa ini dianjurkan dibaca supaya kita tidak ditakdirkan mengalami demensia di masa tua. 
Dijelaskan pula oleh Ibnu Ruslan, memohon perlindungan dari fase tersebut penting karena dampaknya yang menyebabkan kesedihan, gangguan akal, pancaindra, dan pengendalian emosi serta pemahaman. 
Kondisi tersebut juga dapat memperburuk pandangan dan menyebabkan ketidakmampuan melakukan ibadah dikutip Amien dari Ibnu Ruslan, Syarh Sunan Abi Dawud, [Mesir: Darul Falah, 2016], jilid VII, hal. 383). 
Senada dengan Ibnu Ruslan tambah Amien, Saifuddin ad-Dahlawi dalam Lama’atut Tanqih fi Syarh Misykatil Mashabih, [Damaskus: Darun Nawadir, 2014], jilid III, hal. 94, juga memaparkan bahwa panjang umur merupakan cita-cita banyak orang, dan sebaik-baiknya panjang umur dan usia tua adalah yang diisi dengan kebahagiaan dan ketaatan kepada Allah. 
"Selain menyulitkan diri sendiri, demensia juga berpotensi membebani keluarga sebagaimana penuturan al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi," tukas Amien. 
Bahkan lebih parah lagi apabila penderita demensia tidak memiliki keluarga yang dapat menopang dan merawatnya, maka derita yang dialaminya tentu lebih parah. 
Permohonan perlindungan dari demensia dalam doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw penting untuk diamalkan. Semoga kita dapat mengamalkannya di setiap selesai salat dan terhindar dari demensia di usia tua kelak.
Baca juga artikel berikut ;
Referensi 
Meng, S. X., Wang, B. and Li, W. T. (2020) ‘Intermittent hypoxia improves cognition and reduces anxiety-related behavior in APP/PS1 mice’, Brain and Behavior, 10(2), pp. 1–10. doi: 10.1002/brb3.1513. 
Qur’an Best, 2019, Aplikasi Al Qur’an dengan terjemahan dari Departemen Republik Indonesia, Bandung. 
Wang, H, Shi X., Schenck, James R., Ross, S.E., Shande Chen, et al., 2020, Intermittent Hypoxia Training for Treating Mild Cognitive Impairment: A Pilot Study, American Journal of Alzheimer’s Disease and other Dementias. Vol. 35: 1-10, doi: 10.1177/1533317519896725. 
Komentar
Posting Komentar