KELIRU BESAR menjadikan dalil perkataan Saydina Umar


Baca :

KELIRU BESAR menjadikan dalil perkataan Saydina Umar :

"sekiranya ini bidah, maka sebaik baik bidah adalah ini". Untuk membuat ribuan bidah. 

Shalat tarawih berjamaah pernah dikerjakan nabi dan para sahabat, namun nabi tinggalkan karena khawatir diwajibkan. Dan shalat sunnah tarawih berjamaah juga sunnah (tuntunan) khulafaur rasyidin, jadi bukan bidah dan bukan dalil untuk membuat bidah (amalan yang tidak ada contoh dan tuntunanya dari nabi dan para sahabat).

Rasulullah shsllaAllahu alaihi wasallam bersabda :

"Sesungguhnya siapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.”
[HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih]

Sedangkan nabi mengatakan yang tidak ada contohnya dari kami, rasul dan para sahabat. Ustadz antum sahabat nabi...?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Umat terbaik adalah umat di zamanku (para sahabat) kemudian masa setelahnya, kemudian umat setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya..." (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Umatku (Para sahabat) tidak akan bersepakat di atas kesesatan.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:

“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah mereka berkata, bahwa setiap perbuatan dan perkataan yang tidak tsabit (tetap) dari para Shahabat radhiyallahu ‘anhum adalah bid’ah. Karena “Lau kana khairan lasabaquna ilaih” yaitu seandainya perkara itu baik tentu para Shahabat telah mendahului kita dalam mengamalkannya. Sebab mereka tidak meninggalkan satu jenispun dari amalan-amalan kebaikan melainkan akan bersegera melakukannya.” (Tafsir Ibnu Katsir 4/190).

Imam Ahmad rahimahullah (wafat 241 H) berkata:

أُصُوْلُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا: التَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاْلإِقْتِدَاءُ بِهِمْ وَتَرْكُ البِدَعِ وَكُلُّ بِدْعَةٍ فَهِيَ ضَلاَلَةٌ

“Prinsip Ahlus Sunnah adalah berpegang dengan apa yang dilaksanakan oleh para Shahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in dan mengikuti jejak mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”. (Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, oleh Imam al-Lalikaa-i, cet. Daar Thayyibah, th. 1418 H).

Imam Malik berkata:

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة فقد زعم أن محمدا ﷺ خان الرسالة

"Siapa yang membuat bid'ah dalam agama, dan memandangnya sebagai sesuatu yang baik, berarti dia telah menuduh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengkhianati risalah"
(Al I'tisom Jilid 1 MS 64-65)

Imam Malik pernah berkata,
ولا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها

“Umat saat ini tidak bisa menjadi baik melainkan dengan mengikuti baiknya generasi Islam yang pertama”. (Ighatsatul Lahfaan min Mashaayidhis Syaitan hal. 313, oleh Ibnul Qayyim).

Allahu a'lam.

Baca juga artikel berikut :

Komentar

Kajian Populer

Seputar amalan bid'ah yang di mabukkan oleh Ust. Abdul Somad

Kedustaan Terhadap Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Rahimahullah

Inikah penyebab dendam tak berkesudahan NU pada Wahabi...?