Jangan Kamu Membenci Nasehat


Ketika hati mengeras, tak dapatlah masuk ke dalamnya cahaya hidayah. Urat-urat mengeras, ubun-ubun mengerut, kelopak mata melingkar, telinga pun seolah disumbat keangkuhan. 

Nasihat mengalir mencari jiwa-jiwa yang haus akan hidayah, namun ia tidak menemukan jalan untuk masuk.
Dan asa pun terkubur oleh sebuat kalimat: “Jangan campuri urusanku!“.

Ya, itulah yang dikatakan oleh sebagian orang yang enggan menerima nasehat.
Seolah ia merasa tidak perlu dikoreksi, atau merasa sudah benar dan tidak mungkin salah, merasa lebih pandai dan menganggap remeh orang yang menasehati, seolah ia tidak layak di beri nasehat, atau enggan mengakui kesalahan walaupun ia sudah jelas tersalah.

Tidak heranlah kita, jika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyatakan bahwa sikap enggan menerima nasehat (kebenaran) adalah kesombongan:

ﺍﻟﻜﺒﺮ ﺑﻄﺮ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻏﻤﻂ ﺍﻟﻨﺎﺱ

“Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR. Muslim, 91)

Seorang Muslim Itu harus Memberi Nasehat. Agama Islam adalah agama nasehat, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﻗﻠﻨﺎ : ﻟﻤﻦ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻟﻠﻪ ﻭﻟﻜﺘﺎﺑﻪ ﻭﻟﺮﺳﻮﻟﻪ ﻭﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻋﺎﻣﺘﻬﻢ

“Agama adalah nasehat”. Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?”. Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum muslimin dan umat muslim seluruhnya” (HR. Muslim, 55)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kita beramar-ma’ruf nahi-mungkar dengan tangan jika mampu, apabila tidak mampu maka menasehati dengan lisan:

ﻣﻦ ﺭﺃﻯ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻨﻜﺮﺍ ﻓﻠﻴﻐﻴﺮﻩ ﺑﻴﺪﻩ . ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﺒﻠﺴﺎﻧﻪ . ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ . ﻭﺫﻟﻚ ﺃﺿﻌﻒ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ

“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim, 49)

Menasehati seseorang dari kesalahannya pada hakikatnya adalah usaha untuk menolong dan menyayanginya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﺍﻧﺼﺮ ﺃﺧﺎﻙ ﻇﺎﻟﻤﺎ ﺃﻭ ﻣﻈﻠﻮﻣﺎ . ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻫﺬﺍ ﻧﻨﺼﺮﻩ ﻣﻈﻠﻮﻣﺎ ، ﻓﻜﻴﻒ ﻧﻨﺼﺮﻩ ﻇﺎﻟﻤﺎ ؟ ﻗﺎﻝ : ﺗﺄﺧﺬ ﻓﻮﻕ ﻳﺪﻳﻪ

“Tolonglah saudaramu yang zhalim dan yang dizhalimi”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kami paham bahwa yang dizhalimi mesti ditolong, namun bagaimana menolong orang yang zhalim?”. Beliau bersabda: “Tariklah tangannya (dari berbuat kezhaliman)” (HR. Bukhari, 2444)

Wajib bagi seseorang untuk memenuhi permintaan saudaranya yang meminta nasehat.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﺣﻖ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺳﺖ . ﻗﻴﻞ : ﻣﺎ ﻫﻦ ؟ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﻗﺎﻝ : ﺇﺫﺍ ﻟﻘﻴﺘﻪ ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ . ﻭﺇﺫﺍ ﺩﻋﺎﻙ ﻓﺄﺟﺒﻪ . ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﻨﺼﺤﻚ ﻓﺎﻧﺼﺢ ﻟﻪ . ﻭﺇﺫﺍ ﻋﻄﺲ ﻓﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺸﻤﺘﻪ ﻭﺇﺫﺍ ﻣﺮﺽ ﻓﻌﺪﻩ . ﻭﺇﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﻓﺎﺗﺒﻌﻪ

“Hak seorang muslim yang wajib dipenuhi oleh muslim yang lain ada enam”. Para sahabat bertanya: “Apa saja hal itu, wahai Rasulullah?”.

Beliau bersabda: “Jika bertemu, beri salam padanya. Jika ia mengundangmu, penuhi undangannya. Jika ia meminta nasehatmu, nasehatilah ia. Jika ia bersin dan mengucap hamdalah, ucapkanlah tasymit. Jika ia sakit, jenguklah. Jika ia meninggal, antarlah jenazahnya” (HR. Muslim, 2162)

Islam tidak mengajarkan egois atau mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan keadaan saudaranya.
Jika seorang menginginkan kebaikan pada dirinya, hendaknya ia juga menginginkan kebaikan yang sama diraih oleh saudaranya.
Jika seseorang ingin menjadi hamba yang menegakkan shalat, ia pun hendaknya menginginkan saudaranya juga untuk bisa menegakkan shalat.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺐ ﻷﺧﻴﻪ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ ﻟﻨﻔﺴﻪ

“Seseorang tidak dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya” (HR. Bukhari 13, Muslim 45)

Seorang Muslim Itu Menerima Nasehat
Agar tidak tergolong manusia yang merugi, seseorang hendaknya gemar menasehati dan menerima nasehat.

Allah Ta’ala berfirman:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺈِﻧﺴَﺎﻥَ ﻟَﻔِﻲ ﺧُﺴْﺮٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﺒْﺮِ

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al Ashr: 2-3)

Nasehat itu hanya bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki iman. Adapun orang tak ada iman dalam hatinya, nasehat tidak ada manfaatnya bagi mereka.

Allah Ta’ala berfirman:

ﻭَﺫَﻛِّﺮْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَﻯٰ ﺗَﻨﻔَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ

“Berilah peringatan! Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” 
(QS. Adz Dzariyat: 55)

BarakallahuFiikum

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Perbedaan Muhammadiyah dengan Wahabi