MUSLIM SEJATI, TIDAK MERAYAKAN TAHUN BARU
MUSLIM SEJATI, TIDAK MERAYAKAN TAHUN BARU
DAN SAYA TIDAK MERAYAKAN TAHUN BARU. KARENA AGAMA SAYA MELARANG-NYA. INI MASALAH AQIDAH, TIDAK MAIN-MAIN..!!!
"TADZKIROH" (Nasehat & Peringatan) :
BAGI UMMAT ISLAM YANG IKUT-IKUTAN MERAYAKAN TAHUN BARU.
Baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Para Sahabatnya tidak pernah Merayakan Penyambutan tahun Baru,
Baik Tahun baru Masehi, maupun Tahun Baru Islam sekalipun. Dan tidak ada Dalil yang membolehkan seorang Muslim untuk merayakan Ritual penyambutan tahun baru itu !
Perayaan yang di izinkan bagi Umat islam hanyalah : Idul Fitri dan Idul Adha.
Sebagaimana Dalil berikut ini, Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah,
قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر
"Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).
Hadîts yang melarang menyepakati perayaan kaum kuffâr banyak sekali. Diantaranya adalah dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu beliau berkata :
"Rasūlullah Shallallahu ’alahi wa Sallam tiba di Madinah dan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain-main di dalamnya. Lantas beliau bertanya, ”dua hari apa ini?”.
Mereka menjawab, ”Hari dahulu kami bermain-main di masa jahiliyah.” Rasūlullâh Shallallahu ’alaihi wa Sallam mengatakan :
Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari idul adha dan idul fithri.” (Hadist Shahih riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i dan al-Hakim)
Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang (dahulu pernah) dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan.
Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini.
Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik : Idul Fitri dan Idul Adha.
HINDARI DAN JAUHI TASYABBUH BIL KUFFAR !
Ingatlah Peringatan Keras dari Baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu Dawud (4031). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (4347)]
Maka Berhati-hatilah, janganlah kamu sekalian terjebak ikut-ikutan dalam Perayaan Kaum Kuffar tersebut. Sebab kamu pasti akan di mintakan Pertanggungjawaban, Seperti pada Firman ALLAH TA'ALA berikut :
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan dimintakan pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’:36)
Maka Ajaran TAUHID ini telah dengan tegas-tegas melarang bagi setiap muslim untuk mengikuti atau Menyerupai (Tasyabbuh) pada perilaku ritual kaum kafir.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS. Al-Hadiid : 16].
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
-----
Baca juga artikel terkait berikut :
Sumber/Gabung grup WhatsApp :
Komentar
Posting Komentar