Bid'ah "belajar harus kepada guru yang bersanad"

Guru saya sanadnya NYAMBUNG lho, Bukan nyambung ke google, tapi ke NABI.. Benarkah? Mari buktikan…

Salah satu senjata paling diandalkan (padahal senjata tumpul) oleh para penyeru bid’ah ialah sanad, lebih tepatnya “mengaku ber-SANAD”.

Bahkan tak jarang sampai mengatakan bahwa kepada orang yang tegar di atas tauhid dan Sunnah atau pihak lain yang dianggap tidak mempunyai sanad guru sehingga pendapat ataupun fatwanya bathil.

Beda dengan mereka, mereka yang konon katanya mempunyai sanad guru nyambung sampai kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallaam yang ilmu dan pendapatnya pasti benar.

Dan oleh karena itulah mereka pun sangat mengagungkan kehebatan guru2nya yang konon bersanad.

Mereka pun sering berkata : “Jangan berguru pada ustadz itu, karena ia tidak ‘ber-sanad’. Mending ke guru ane aja, sanadnya nyambung sampek Rasulullah.”

Ada juga yang berkata : “Jangan dengerin perkataan ustadz wahabi, meragukan, dia kan gak punya sanad. Mending ikuti apa kata guru ane, pasti guru ane yang bener, karena guru ane sanadnya nyambung sampai Rasulullah”

Siapa yang biasa mereka sebut Wahabi yaitu salafi dan 6 golongan yaitu Muhammadiyah, Al-Irsyad, persis, MTA, Hasmi dan wahdah islamiah.

Dan perkataan-perkataan yang semisal..

Demikianlah yang mereka katakan, pokoknya bagi mereka orang yang dianggapnya bersanad pasti benar dan harus diikuti, sedangkan yang dianggap gak punya sanad itu mesti bathil..

Benarkah hal itu ??

Benarkah sanad pembela bid’ah bener-bener nyambung hingga Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallaam ????

Apakah ini sebuah kebenaran atau hanya sebuah hayalan atau bahkan hanya tipuan belaka ??

Yuk kita renungkan, renungkan dengan kepala dingin :

Saudaraku, jika memang benar bahwa sanad guru mereka nyambung sampai ke Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam..

Lantas mengapa cara ibadahnya, bahkan ada juga akidah nya justru berbeda dengan yang diajarkan Rasulullah ?????

Beberapa contoh (baca : fakta) :

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata bahwa setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka, Beliau pun memerintahkan agar menjauhi bid’ah.

Namun mereka, para pengaku sanad, justru mengatakan ada bid’ah yang baik, hanya sebagian saja yang sesat, merekapun seolah kompak membela bid’ah.

Ini saja sudah tidak klop.

Artinya saling kontradiksi antara pengakuan dengan yang diakui.

Rasulullah mengatakan Allah Ta’ala di atas langit.

Tapi ada yang ngaku bersanad nyambung hingga Rasul malah berkata dan berkeyakinan bahwa Allah tidak bertempat, Allah ada di mana-mana, Allah ada di hati setiap manusia, dan keyakinan-keyakinan nyeleneh lainnya.

Tidak klop kan ?

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan dan mengajarkan ritual-ritual semisal tahlilan, maulidan, yasinan, tawassul dan istighotsah kepada orang mati, dan amalan-amalan lainnya yang tidak ada tuntunanya dari Rasulullah..

Tetapi mereka yang mengaku mempunyai sanad guru nyambung hingga ke Rasulullah mengapa gemar melakukan tahlilan, maulidan, yasinan, dst ?

Aneh nggak ?

Ini amalan dan akidah dapat nemu ya ?

Dan ini sanad nyambung nya kemana ya ?

Sanadnya katanya nyambung tapi kok tidak sama dengan yang diklaim, bahkan malah bertolak belakang ?

… Contoh Kasus : “ISLAM RASA HINDU” Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Disini saya mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.


Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?