Doa di Bulan Ramadhan
Sumber video : https://youtu.be/dJrMa4
Doa di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat baik untuk menyerahkan harapan dan cita-cita kepada Allah. Di dalam bulan Ramadhan juga banyak waktu-waktu yang tepat untuk berdo’a. Selain juga terdapat beberapa do’a-do’a harian yang dibaca ketika bulan Ramadhan.
Waktu Untuk Berdo’a
Dalam satu hari terdapat banyak waktu untuk berdo’a. Baik di dalam bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya. Seperti antara adzan dan iqomah, sepertiga malam (waktu sahur), dan setelah shalat.
Sedangkan di bulan Ramadhan, terdapat satu waktu di setiap hari yang mungkin jarang dimanfaatkan, yaitu menjelang berbuka puasa. Maka perlu menyempatkan sekitar 10-20 menit untuk berdo’a hingga waktu maghrib tiba. Walaupun waktu untuk berdoa menjelang berbuka tidak hanya di bulan Ramadhan saja. Orang yang berpuasa sunnah juga memiliki waktu mustajab untuk berdo’a setiap menjelang berbuka ketika dirinya berpuasa.
Sedangkan dalam satu pekan, terdapat pula satu waktu istimewa yang tepat untuk berdo’a di dalamnya, yaitu Jum’at sore menjelang maghrib, baik di bulan Ramadhan maupun selainnya. Begitu juga antara khutbah pertama dengan khutbah kedua, ketika khatib duduk.
Di bulan Ramadhan, disunnahkan untuk ber-i’tikaf, atau berdiam diri di masjid yang lebih ditekankan pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Karena di malam-malam itu ada kemungkinan mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Doa Harian di Bulan Ramadhan
Ada beberapa do’a harian yang rutin dilakukan di bulan Ramadhan, yaitu :
Doa Berbuka Puasa
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Hal ini disebutkan dalam hadis: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah saw berbuka, beliau berdoa: Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah [Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala]” [HR. Abu Dawud].
Doa Setelah Shalat Witir
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
“Maha suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih” (3x)
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Yang menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril” (1x)
Hal ini berdasarkan riwayat sebagai berikut: dari Ubay bin Ka’ab Adalah Rasulullah saw ketika salat witir membaca surat “Sabbihisma rabbikal a’la” (al-A’la), dan surat “Qul ya ayyuhal kafirun” (al-Kafirun) dan surat “Qul huwallahu ahad” (al-Ikhlas). Kemudian apabila telah selesai mengucapkan salam, beliau membaca “Subhanal malikil quddus” tiga kali.” [H.R. an-Nasa’i dalam Sunan an-Nasa’i no.1729, Kitab Qiyamu al-Lail wa tatawwu’u an-Nahar, Bab Nau’un Akharun min al-Qira’ati fi al-Witri].
Doa Malam Lailatul Qadar
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai untuk memberikan maaf, maka maafkanlah aku.
Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni ”. (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850).
https://muhammadiyah.or.id/
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat baik untuk menyerahkan harapan dan cita-cita kepada Allah. Di dalam bulan Ramadhan juga banyak waktu-waktu yang tepat untuk berdo’a. Selain juga terdapat beberapa do’a-do’a harian yang dibaca ketika bulan Ramadhan.
Waktu Untuk Berdo’a
Dalam satu hari terdapat banyak waktu untuk berdo’a. Baik di dalam bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya. Seperti antara adzan dan iqomah, sepertiga malam (waktu sahur), dan setelah shalat.
Sedangkan di bulan Ramadhan, terdapat satu waktu di setiap hari yang mungkin jarang dimanfaatkan, yaitu menjelang berbuka puasa. Maka perlu menyempatkan sekitar 10-20 menit untuk berdo’a hingga waktu maghrib tiba. Walaupun waktu untuk berdoa menjelang berbuka tidak hanya di bulan Ramadhan saja. Orang yang berpuasa sunnah juga memiliki waktu mustajab untuk berdo’a setiap menjelang berbuka ketika dirinya berpuasa.
Sedangkan dalam satu pekan, terdapat pula satu waktu istimewa yang tepat untuk berdo’a di dalamnya, yaitu Jum’at sore menjelang maghrib, baik di bulan Ramadhan maupun selainnya. Begitu juga antara khutbah pertama dengan khutbah kedua, ketika khatib duduk.
Di bulan Ramadhan, disunnahkan untuk ber-i’tikaf, atau berdiam diri di masjid yang lebih ditekankan pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Karena di malam-malam itu ada kemungkinan mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Doa Harian di Bulan Ramadhan
Ada beberapa do’a harian yang rutin dilakukan di bulan Ramadhan, yaitu :
Doa Berbuka Puasa
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Hal ini disebutkan dalam hadis: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah saw berbuka, beliau berdoa: Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah [Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala]” [HR. Abu Dawud].
Doa Setelah Shalat Witir
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
“Maha suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih” (3x)
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Yang menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril” (1x)
Hal ini berdasarkan riwayat sebagai berikut: dari Ubay bin Ka’ab Adalah Rasulullah saw ketika salat witir membaca surat “Sabbihisma rabbikal a’la” (al-A’la), dan surat “Qul ya ayyuhal kafirun” (al-Kafirun) dan surat “Qul huwallahu ahad” (al-Ikhlas). Kemudian apabila telah selesai mengucapkan salam, beliau membaca “Subhanal malikil quddus” tiga kali.” [H.R. an-Nasa’i dalam Sunan an-Nasa’i no.1729, Kitab Qiyamu al-Lail wa tatawwu’u an-Nahar, Bab Nau’un Akharun min al-Qira’ati fi al-Witri].
Doa Malam Lailatul Qadar
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai untuk memberikan maaf, maka maafkanlah aku.
Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni ”. (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850).
https://muhammadiyah.or.id/
MENYEBARKAN SELEBARAN TIGA PULUH DOA UNTUK TIGA PULUH HARI DI BULAN RAMADAN
Pertanyaan 139822
Telah beredar di sebagian website selebaran dikenal dengan judul ‘Tiga puluh doa untuk tiga puluh hari di bulan Ramadan’.
Pertanyaan 139822
Telah beredar di sebagian website selebaran dikenal dengan judul ‘Tiga puluh doa untuk tiga puluh hari di bulan Ramadan’.
Doa hari pertama, ‘Ya Allah jadikanlah puasaku ini termasuk golongan orang-orang yang berpuasa. Dan qiyamku termasuk golongan orang-orang yang qiyam. Dan ingatkan diriku dari kelengahan orang-orang yang lalai. Berikanlah kesalahanku di dalamnya wahai Tuhan seluruh alam. Maafkanlah daku wahai Yanga Maha Memaafkan dari kesalahan.
Doa hari kedua, ‘Ya Allah dekatkanlah diriku di (bulan Ramadan) ini kepada keredoan-Mu. Jauhkanlah diriku dari kemarahan-Mu. Hindarkanlah diriku dengan membaca ayat-ayat-Mu. Dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Kasih sayang.
Doa hari ketiga, ‘Ya Allah karuniakanlah kepadaku kecerdasan dan kesadaran. Dan jauhkanlah dariku kebodohan dan kelalaian. Berikan kami bagian dari setiap kebaikan yang turun di (bulan Ramadan). Dengan kedermawanan-Mu wahai Yang Maha Dermawan.
Doa hari ketiga puluh, ‘Ya Allah jadikanlah puasaku di bulan Ramadan ini dengan penuh kesyukuran dan penerimaan dengan penuh keredoan-Mu dan keredoaan Rasul yang berhukum cabang-cabang syareat dengan usul. Dan dengan haknya sayyidina Muhammad dan keluarganya yang suci. Wal hamdulillahi robbil ‘alamin.
Apa hukum berpatokan dengan selebaran ini dan membagikan serta menyebarkannya. Apa hukum berdoa dengan doa ini di bulan Ramadan?
Teks Jawaban
Alhamdulillah.
Doa adalah ibadah. Sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan lainnya dengan sanad shahih. Hukum asal dalam ibadah adalah tauqifi (paten) dan larangan. Tidak diperkenankan membuat suatu yang baru dalam beribadah. Atau menentukan dengan waktu atau peristiwa tertentu kecuali syariat telah menentukan hal itu. maka tidak dibolehkan seorang pun membuat syariat untuk manusia dengan doa (tertentu) yang diucapkannya pada waktu tertentu. Silahkan melihat hal itu di dua jawaban soal no. 21902 dan 27237.
Doa di bulan Ramadan sangat dianjurkan. Akan tetapi, walau demikian, tidak diperkenankan seorang pun memciptakan doa dan dikhususkan pada waktu tertentu seperti doa Nabi. Seorang muslim dibolehkan berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat, dengan kata-kata yang mudah diucapkan, pada saat kapan saja. Contoh dalam hal ini adalah peringatan para ulama atas apa yang dilakukan orang awam berupa pengkhususan doa tertentu pada setiap putaran thawaf atau setiap putaran sai dalam ibadah haji dan umrah.
Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
"Tidak diwajibkan dalam thawaf ini, juga di thawaf yang lainnya, tidak juga di sai, membaca zikir dan doa tertentu. Apa yang baru dilakukan sebagian orang dengan mengkhususkan setiap putaran dalam thawaf atau sai dengan zikir dan doa tertentu tidak ada dalilnya. Cukup baginya berdoa dan berzikir yang mudah dia lakukan, itu sudah mencukupi." (Fatawa Syekh Ibn Baz, 16/61- 62)
Syekh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah berkata,
"Disana (saat thawaf) tidak ada doa tertentu pada setiap putaran. Bahkan mengkhususkan setiap putaran dengan doa tertentu termasuk bid’ah. Karena hal itu tidak ada dasarnya dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Yang ada hanya takbir ketika menyentuh hajar aswad dan mengucapkan:
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (سورة البقرة: 201)
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)
Antara rukun Yamani dan Hajar aswad. Sementara sisa rukun, membaca zikir saja secara umum, atau baca Al-Qur’an, atau berdoa tanpa mengkhsusukan satu putaran dengan putaran lain. "
(Majmu Fatawa Syekh Al-Utsaimin, 22/336)
Perkara lainnya, dalam doa di hari terakhir, terdapat perkara munkar dan menyalahi syariat, yaitu bertawasul dalam berdoa dengan hak Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan hak keluarganya. Telah dijelaskan bid’ahnya tawasul ini dalam berdoa serta perkataan para ulama dalam soal jawab no.125339. Silakan dilihat.
Seorang muslim hendaknya jangan ikut serta menyebarkan selebaran ini, bahkan kalau bisa memberi peringatan semampunya dari selebaran semacam ini. Hendaklah seorang muslim mengetahui, bahwa tidak ada kebaikan bagi seseorang apabila dia mendekatkan diri kepada Tuhannya dengan cara bid’ah. Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, "Setiap bid’ah adalah sesat." (HR. Muslim, no. 867)
Silakan melihat hadits-hadits yang menetapkan larangan melakukan bid’ah dalam agama dan perkataan para ulama yang memberi peringatan dari bid’ah di dua jawaban di soal no. 118225 dan 864.
Wallahu’alam .
https://islamqa.info/
Alhamdulillah.
Doa adalah ibadah. Sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan lainnya dengan sanad shahih. Hukum asal dalam ibadah adalah tauqifi (paten) dan larangan. Tidak diperkenankan membuat suatu yang baru dalam beribadah. Atau menentukan dengan waktu atau peristiwa tertentu kecuali syariat telah menentukan hal itu. maka tidak dibolehkan seorang pun membuat syariat untuk manusia dengan doa (tertentu) yang diucapkannya pada waktu tertentu. Silahkan melihat hal itu di dua jawaban soal no. 21902 dan 27237.
Doa di bulan Ramadan sangat dianjurkan. Akan tetapi, walau demikian, tidak diperkenankan seorang pun memciptakan doa dan dikhususkan pada waktu tertentu seperti doa Nabi. Seorang muslim dibolehkan berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat, dengan kata-kata yang mudah diucapkan, pada saat kapan saja. Contoh dalam hal ini adalah peringatan para ulama atas apa yang dilakukan orang awam berupa pengkhususan doa tertentu pada setiap putaran thawaf atau setiap putaran sai dalam ibadah haji dan umrah.
Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,
"Tidak diwajibkan dalam thawaf ini, juga di thawaf yang lainnya, tidak juga di sai, membaca zikir dan doa tertentu. Apa yang baru dilakukan sebagian orang dengan mengkhususkan setiap putaran dalam thawaf atau sai dengan zikir dan doa tertentu tidak ada dalilnya. Cukup baginya berdoa dan berzikir yang mudah dia lakukan, itu sudah mencukupi." (Fatawa Syekh Ibn Baz, 16/61- 62)
Syekh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah berkata,
"Disana (saat thawaf) tidak ada doa tertentu pada setiap putaran. Bahkan mengkhususkan setiap putaran dengan doa tertentu termasuk bid’ah. Karena hal itu tidak ada dasarnya dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Yang ada hanya takbir ketika menyentuh hajar aswad dan mengucapkan:
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (سورة البقرة: 201)
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)
Antara rukun Yamani dan Hajar aswad. Sementara sisa rukun, membaca zikir saja secara umum, atau baca Al-Qur’an, atau berdoa tanpa mengkhsusukan satu putaran dengan putaran lain. "
(Majmu Fatawa Syekh Al-Utsaimin, 22/336)
Perkara lainnya, dalam doa di hari terakhir, terdapat perkara munkar dan menyalahi syariat, yaitu bertawasul dalam berdoa dengan hak Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan hak keluarganya. Telah dijelaskan bid’ahnya tawasul ini dalam berdoa serta perkataan para ulama dalam soal jawab no.125339. Silakan dilihat.
Seorang muslim hendaknya jangan ikut serta menyebarkan selebaran ini, bahkan kalau bisa memberi peringatan semampunya dari selebaran semacam ini. Hendaklah seorang muslim mengetahui, bahwa tidak ada kebaikan bagi seseorang apabila dia mendekatkan diri kepada Tuhannya dengan cara bid’ah. Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, "Setiap bid’ah adalah sesat." (HR. Muslim, no. 867)
Silakan melihat hadits-hadits yang menetapkan larangan melakukan bid’ah dalam agama dan perkataan para ulama yang memberi peringatan dari bid’ah di dua jawaban di soal no. 118225 dan 864.
Wallahu’alam .
https://islamqa.info/
Komentar
Posting Komentar