Imam Ibrahim An-Nakho’i : “Jika ingin mengambil (ilmu agama) dari seseorang lebih dahulu lihat shalatnya"

Imam Ibrahim An-Nakho’i : “Jika ingin mengambil (ilmu agama) dari seseorang lebih dahulu lihat shalatnya"


Sumber video : https://www.facebook.com

Ekstra Hati-Hati Dalam Menjadikan Seseorang Sebagai Rujukan Beragama

Dalam situasi seperti masa-masa sekarang ini, saatnya kita super hati-hati dalam menjadikan seseorang sebagai rujukan ilmu agama.

Imam Adz-Dzahabi –rahimahullah– mengatakan:

“Mayoritas para imam salaf.. mereka memandang bahwa hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar” (Siyaru A’lamin Nubala‘ 7/261).

Ini di zaman mereka, apalagi di zaman kita sekarang ini.. oleh karena itu, harusnya kita selalu wasapada dan mengingat terus pesan-pesan para ulama Ahlussunnah dalam masalah ini:

Sahabat Ibnu Abbas –rsdhiallahu anhuma-:

“Dahulu, jika kami mendengar orang mengatakan ‘Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda’; mata-mata kami langsung tertuju kepadanya, dan telinga-telinga kami juga langsung mendengarkannya dengan seksama.

Lalu ketika orang-orang menaiki tunggangan yang liar dan jinak (yakni: menceburkan diri dalam urusan yang tidak mereka kuasai dengan baik); maka kami pun tidak mengambil dari orang-orang, kecuali ilmu yg kami ketahui (sebelumnya)” (Muqaddimah Shahih Muslim 1/13).

Imam Ibnu Sirin –rahimahullah-:

“Dahulu para ulama salaf tidak menanyakan tentang sanad, lalu ketika terjadi fitnah, mereka pun mengatakan: ‘sebutkan kepada kami orang-orang (sumber ilmu) kalian!’, maka jika dilihat orang tersebut ahlussunnah; haditsnya diterima, dan jika dilihat orang tersebut ahli bid’ah; haditsnya tidak diterima”. (Muqaddimah Shahih Muslim 1/15).

Beliau juga mengatakan dalam pesannya yang masyhur:

“Sungguh ilmu ini adalah agama kalian, maka lihatlah darimana kalian mengambil agama kalian”. (Muqaddimah Shahih Muslim 1/14).

Imam Ibrahim An-Nakho’i –rahimahullah-:

Dahulu, jika mereka ingin mengambil (ilmu agama) dari seseorang; mereka (lebih dahulu) melihat kepada shalatnya, kepada penampilan lahirnya, dan kepada perhatiannya terhadap sunnah”. (Al-Jarhu Wat Ta’dil libni Abi Hatim 2/29).


Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua dalam menimba ilmu agama, dan semoga Allah meneguhkan kita di atas sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam, amin.

Penulis: Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, Lc., MA.

(Alumnus S1 Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, Fakultas Syari’ah. S2 di Universitas yang sama, jurusan Ushul Fikih. S3 di universitas dan jurusan yang sama)

Sumber : https://muslim.or.id/

------

Simak video berikut : 

Bukan suaranya yang merdu. Bukan pula langgam iramanya yang mendayu. Akan tetapi, nikmatnya bacaan "Sang Master Tajwid" ini dapat kita rasakan dari standar qiro'ahnya yang teramat mengagumkan.

Pelafalan bacaannya sangat jelas (fasih), letak-letak makhrojnya begitu tepat, serta penerapan ilmu tajwid dan tahsin yang tak perlu dipertanyakan lagi.

Bagi sebagian orang, tilawah ini mungkin terdengar biasa saja, tak ada yang istimewa sama sekali. Tapi, beliaulah yang Allah pilih untuk mengimami shalat di Masjid Nabi ﷺ Semenjak lebih dari 40 tahun silam. Beliau adalah panutan para pelajar Al-Qur'an dari seluruh penjuru dunia. 

Semoga Allah ta'ala senantiasa melindungi beliau. Asy-Syaikh Ali Al-Hudzaify, Imam tertua di Masjid Nabawi saat ini.
-------


Dibela oleh Ust. Adi Hidayat :

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab