Sebuah Pesan Untukmu Yang Mengaku Cinta Nabi
Sebuah Pesan Untukmu Yang Mengaku Cinta Nabi
Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman As-Sudais hafizhahullahu ta'ala (imam & khotib Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah)
Allah ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali ‘Imran: 31)
Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/477)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
أَتُحِبُّ أَعْدَاءَ الْحَبِيْبِ وَتَدَّعِي حُبًّا لَهُ مَا ذَاكَ فِي اِمْكَانِ
وَكَذَا تُعَادِي جَاهِدًا أَحْبَابَهُ أَيْنَ الْمَحَبَّةَ يَا أَخَا الشَّيْطَانِ
شُرُوْطُ الْمَحَبَّةِ أَنْ تُوُافِقَ مَنْ تُحِبُّ عَلَى مَحَبَّتِهِ بِلاَ عِصْيَانِ
فَإِذَا ادْعَيْتَ لَهُ الْمَحَبَّةَ مَعَ خِلفِكَ مَا يُحِبُّ فَأَنْتَ ذُوْ بُهْتَانِ
“Apakah engkau mencintai musuh kekasihmu? Dan engkau mengaku cinta kepadanya? Sungguh itu tidak mungkin terjadi. Demikian pula engkau memusuhi orang-orang yang dicintai, lalu mana kecintaanmu wahai saudara syaithan? Syarat kecintaan ialah mencocoki orang yang engkau cintai tanpa maksiat. Jika engkau mengaku cinta dengan menyelisihi apa yang dicintai oleh kekasihmu, maka cintamu adalah dusta. ”
[Sumber: Nuniah Ibnu Qoyyim, jilid 2, hlm. 218]
Disampaikan dalam kajian kitab Zadul Ma’ad di Masjid Nabawi pada 15 Rabiul Awwal 1444 H.
Komentar
Posting Komentar