Memurnikan Tauhid Dari Noda Kesyirikan

Memurnikan Tauhid Dari Noda Kesyirikan

Oleh : Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman As-Sudais hafizhahullahu ta'ala (imam & khatib Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah)


Allah ta'ala berfirman,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am 162)

Allah ta'ala berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Al-Fatihah 5)

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan sebagaimana berikut ini:

"Ayat tersebut maksudnya “hanya kepada-Mu sajalah kami menyembah dan memohon pertolongan”. Karena mendahulukan objek (maf’ul) berfungsi untuk membatasi (hashr), yaitu menetapkan hukum yang telah disebut dan meniadakan yang lainnya. Seola-olah kita mengucapkan: Kami (hanya) beribadah kepada-Mu bukan kepada selain-Mu, kami (hanya) memohon pertolongan kepada-Mu bukan kepada selain-Mu.

Mendahulukan penyebutan ibadah sebelum isti’anah (meminta tolong) merupakan bentuk penyebutan umum sebelum khusus dan sebagai bentuk perhatian didahulukannya hak Allah atas hak hamba-Nya." (Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 25-26)

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab