Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗦𝘆𝗶𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗧𝗮𝗿𝗲𝗸𝗮𝘁 𝗧𝗮𝘀𝗮𝘄𝘂𝗳

Gambar
𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗦𝘆𝗶𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗧𝗮𝗿𝗲𝗸𝗮𝘁 𝗧𝗮𝘀𝗮𝘄𝘂𝗳 ✍️ Oleh : 𝗝𝘂𝗹𝗺𝗮𝗿 𝗥𝗼𝘃𝗶𝗻𝗼 𝗔𝗥 Inilah 𝗽𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽 dan 𝗷𝗲𝗿𝗮𝘁 yang menjerut tarekat tasawuf. Betapa 𝗮𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 𝘁𝗮𝘀𝗮𝘄𝘂𝗳 telah 𝘁𝗲𝗿𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 dengan 𝗳𝗮𝗵𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗦𝘆𝗶𝗮𝗵.  Saya uraikan secara ringkas 10 uraiannya iaitu : 𝟭. 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗹𝘀𝗶𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗻𝗮𝗱𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗮𝘀𝗮𝘄𝘂𝗳, memang kita nampak ciri-cirinya datang dari 𝗜𝗺𝗮𝗺-𝗶𝗺𝗮𝗺 𝗽𝘂𝗷𝗮𝗮𝗻 𝗦𝘆𝗶𝗮𝗵. Ali Ar-Rida - Musa al-Kazim - Ja’far As-Siidq - Muhammad bin Baqir - Imam Zainal Abidin-Ali bin Husain, -Imam Husain bin Ali - Ali bin Abi Thalib. Sanad ini ialah 𝘀𝗮𝗻𝗮𝗱 𝗜𝗺𝗮𝗺𝗶𝗮𝗵. 𝟮. 𝗣𝗲𝗺𝘂𝗷𝗮𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗦𝗮𝘆𝗶𝗱𝗶𝗻𝗮 𝗔𝗹𝗶. “𝗬𝗮 𝗔𝗹𝗶 𝗠𝗮𝗱𝗱𝗮𝗱”. Mereka mengagungkan dan memuji Sayidina Ali melebih rasulullah dan tidak menghiraukan langsung jasa-jasa Abu Bakar dan Sayidina Umar. Antara yang sangat jelas ialah melalui 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝘀𝘂𝗳𝗶 yang sering dir...

Khalifah ‘Umar dan Imam Syafi’i Berbicara Mengenai Bid’ah Hasanah

Khalifah ‘Umar dan Imam Syafi’i Berbicara Mengenai Bid’ah Hasanah Kata-kata yang sudah sangat masyhur dan telah dianggap berasal dari Umar bin Khattab dan Imam Asy Syafi’i. Sebagaian orang lantas menyangka selama bid’ah itu baik, maka tidaklah masalah diamalkan. Karena bid’ah menurutnya ada yang baik (bid’ah hasanah) dan ada bid’ah yan jelek (bid’ah sayyi’ah). Lantas segala amalan pun yang tanpa tuntunan cuma sekedar dibangun atas landasan niat baik menjadi legal. ‘Umar bin Al Khattab  radhiyallahu ‘anhu  ketika menghidupkan shalat tarawih secara berjama’ah, beliau berkata, الْبِدْعَةُ هَذِهِ “ Sebaik-baik bid’ah adalah ini ”.[1] Imam Syafi’i  rahimahullah  berkata, البدعة بدعتان: بدعة محمودة، وبدعة مذمومة، فما وافق السنة، فهو محمود، وما خالف السنة، فهو مذموم “ Bid’ah itu ada dua macam yaitu bid’ah mahmudah (yang terpuji) dan bid’ah madzmumah (yang tercela). Jika suatu amalan bersesuaian dengan tuntunan Rasul, itu termasuk amalan terpuji. Namun jika menyelisih...

Islam Adalah Agama Yang Sudah Sempurna

ISLAM ADALAH AGAMA YANG SUDAH SEMPURNA Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Kewajiban umat Islam adalah ittiba’. Allah Azza wa Jalla berfirman: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5: 3] Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali...

Selayang Pandang Tentang Qiyâs

Sumber video :  https://youtu.be/nrFzcZc5rcc SELAYANG PANDANG TENTANG QIYAS Oleh : Ustadz DR Muhammad Arifin Badri, MA Pendahuluan : Alhamdulillâh, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , keluarga dan sahabatnya Radhiyallahu anhum. Allâh Subhanahu wa Ta’ala menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dengan disertai berbagai bukti nyata akan kebenarannya. Bukti-bukti itu tidak menyisakan sedikit pun alasan bagi siapapun untuk tetap bertahan dengan kesesatannya. وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ Sungguh demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Tiada seorangpun dari umat ini yang mendengar tentang aku, baik yang beragama Yahudi atau Nasrani, lalu ia meninggal dunia sedangkan ia tidak beriman dengan agama y...

Syair yang membuat imam Ahmad menangis

Syair yang membuat imam Ahmad menangis : Al-Imam Ahmad terus melihat bait-bait sya’ir tersebut dan mengulang-ulangnya kemudian beliau menangis tersedu-sedu. Salah seorang muridnya mengatakan bahwa beliau hampir pingsan karena begitu banyaknya menangis. ---- إذا ما قال لي ربي اما استحييت تعصيني Jika Rabb-ku berkata kepadaku, “Apakah engkau tidak malu bermaksiat kepada-Ku?” وتخفي الذنب عن خلقي وبالعصيان تأتيني Engkau menutupi dosamu dari makhluk-Ku tapi dengan kemaksiatan engkau mendatangi-Ku فكيف أجيبُ يا ويحي ومن ذا سوف يحميني؟ Maka bagaimana aku akan menjawabnya? Aduhai, celakalah aku dan siapa yang mampu melindungiku? أسُلي النفس بالآمالِ من حينٍ الى حيني Aku terus menghibur jiwaku dengan angan-angan dari waktu ke waktu وأنسى ما وراءُ الموت ماذا بعد تكفيني Dan aku lalai terhadap apa yang akan datang setelah kematian dan apa yang akan datang setelah aku dikafani كأني قد ضّمنتُ العيش ليس الموت يأتيني Seolah-olah aku akan hidup selamanya dan kematian tidak akan menghampiriku و...

Mengkritisi Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah

Gambar
Baca artikel terkait : " Modernisasi ("Bid'ah Hasanah") dalam Islam ---oOo-- Mengkritisi Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal, MSc ‘ Setiap bid’ah adalah tercela ’. Inilah yang masih diragukan oleh sebagian orang. Ada yang mengatakan bahwa tidak semua bid’ah itu sesat, ada pula bid’ah yang baik (bid’ah hasanah). Untuk menjawab sedikit kerancuan ini, marilah kita menyimak berbagai dalil yang menjelaskan hal ini. Dalil dari As Sunnah : Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah  radhiyallahu ‘anhuma , beliau berkata, “Jika Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  berkhutbah matanya memerah, suaranya begitu keras, dan kelihatan begitu marah, seolah-olah beliau adalah seorang panglima yang meneriaki pasukan ‘ Hati-hati dengan serangan musuh di waktu pagi dan waktu sore ’. Lalu beliau  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Jarak antara pengutusanku dan hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini. [Beliau  shallallahu ‘alaihi wa sall...