Beramal itu ikut contoh dari nabi dan sahabat
Ada pelajar berharga dari gambar ini:
Yang dikerjakan sama, tenaga yang dikeluarkan sama, bahan yang dipakai sama, tapi mengapa hasilnya bisa berbeda?
Pada gambar pertama karena ia mengikuti tata cara yang sudah di contohkan sehingga ia mendapatkan hasil yg lebih baik, sedangkan pada gambar yg ke dua tidak mau mengikuti tata cara yang sudah di contohkan sehingga ia mendapatkan hasil yg jelek. dan pada akhirnya pekerjaannya akan sia-sia, sebab akan di bongkar.
Demikian pula hal ini dengan perumpamaan kita dalam beribadah.
Meski agamanya sama, rukun imanya sama, rukun islamnya sama, tapi tata cara dan hasilnya juga bisa berbeda ?
Pertama karena yg satu ittiba' atau mengikuti tata cara yang sudah di contohkan oleh para salafus shalih, sehingga ia mendapatkan hasil yang lebih baik, sedangkan yang ke dua membuat perkara bid'ah atau tidak mengikuti yg sudah di contohkan, ia sehingga ia mendapatkan hasil yang jelek. tidak baik. dan pada akhirnya apa yang ia kerjakan menjadi sia-sia karena semua tertolak.
Coba perhatikan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدّ ٌ.
"Barangsiapa yang membuat ajaran baru dalam agama kami ini yang bukan darinya, maka dia adalah tertolak." (Muttafaq 'alaih).
Dan dalam sebuah riwayat lain,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ .
"Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak didasari oleh agama kami, maka dia tertolak." (HR. Muslim)
Sungguh tragis bukan, Jika dalam hal urusan dunia saja apabila kita sudah bersusah payah namun pada akhirnya hasilnya hanya sia-sia, kita akan bersedih dan kecewa, apa lagi jika hal itu adalah urusan ibadah atau akhirat ? Tentu kita akan sangat rugi besar dan menyesal.
Maka oleh karena itu mengapa pentingnya kita dalam beramal tidak boleh hanya modal semangat saja dan harus seseuai dengan yang di contohkan oleh Rasulullah ﷺ
Sebab tanpa mengikuti contoh dari Rasulullah ﷺ kita akan mudah terjerumus dalam kesesatan dan membuat Kerusakan.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata,
العَمَلُ بِغَيْرِ اِخْلاَصٍ وَلاَ اِقْتِدَاءٍ كَالمُسَافِرِ يَمْلَأُ جِرَابُهُ رَمْلاً يُثْقِلُهُ وَلَا يَنْفَعُهُ
“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa ransel berisi pasir. Bekal pada ransel tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.”[Sumber: Al-Fawa’id, hlm. 81]
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dalam hal ini, agar kedepan lebih giat lagi dalam menutut ilmu syari dan berusaha beramal/beribadah sesuai dengan yang telah Rasulullah ﷺ contohkan, agar apa yg kita kerjakan nanti tidak sia-sia dan tertolak.
Sumber : https://m.facebook.com/
Komentar
Posting Komentar