HIDUP TIDAK PERLU SEKOLAH, HIDUP TIDAK PERLU IJAZAH

Simak video berikut :
"Ijazah hanya tanda anda pernah bersekolah, bukan tanda pernah berfikir"

HIDUP TIDAK PERLU SEKOLAH, HIDUP TIDAK PERLU IJAZAH

Dalam kegelapan malam seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya, sang sahabat membekalinya dengan sebuah lampu lentera. Orang buta itu pun tertawa dan berkata : 

“Buat apa saya bawa lentera ?? 

Untuk orang buta sama saja, saya bisa pulang tanpa lentera”  

Sambil tersenyum sahabatnya menjawab:

“Ini agar orang lain bisa melihat kamu, supaya mereka tidak menabrakmu" 

Orang buta itupun akhirnya setuju untuk membawa lentera itu, tak berapa lama dalam perjalanan pulang seorang pejalan kaki menabrak si buta. Sontak saja si buta kaget, lalu dia berkata : 

“Hei, kamu tidak punya mata ya ?? 

Beri jalan dong buat orang buta”

Tanpa berbalas kata, mereka pun saling berlalu. Setelah itu seorang pejalan kaki lainnya kembali menabrak si buta, kali ini si buta bertambah marah dan dia berkata :

“Apa kamu buta, tidak bisa lihat saya ?? 

Aku bawa lentera ini supaya kamu bisa melihat saya" 

Merasa tidak bersalah, pejalan kaki itu menjawab balik, dia berkata : 

“Kamu yang buta, apa kamu tidak lihat lenteramu sudah padam ??"

Si buta terdiam sejenak, setelah sang penabrak sadar akan situasi yang sesungguhnya, maka dia pun langsung meminta maaf :

“Astaga, maaf saya tidak tahu bahwa anda tidak bisa melihat, mari saya bantu untuk menyalakan lagi lentera anda” 

Si buta menjawab : 

“Tidak apa apa, maafkan saya juga atas kata kata kasar yang sempat saya ucap”

Dengan tulus si penabrak membantu menyalakan kembali lentera yang dibawa si buta, mereka pun melanjutkan perjalanan masing masing. Dalam perjalanan selanjutnya, lagi lagi ada pejalan kaki yang menabrak si buta. Namun kali ini si buta berhati hati dalam berucap, dia bertanya dengan santun :

“Maaf, apakah lentera saya padam ??” Penabraknya pun menjawab : 

“Lho saya justru mau menanyakan hal yang sama” 

Senyap sejenak dan secara bersamaan mereka saling bertanya : 

“Apakah anda orang buta ??” 

Dengan serempak pula mereka menjawab : 

“Iya saya tuna netra” 

sambil meledak dalam tawa, mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali lenteranya masing masing yang berjatuhan setelah bertabrakan.

Anekdot diatas adalah ilustrasi sebuah ironi yang paradoksal, seseorang membawa pelita, namun tak bisa menuntun langkahnya. Dia memiliki lentera di tangannya, namun sama sekali tak sanggup menerangi perjalanannya. Kenyataan ironis ini acapkali kita temukan dalam dunia nyata, kita pasti pernah menemukan orang dengan pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang luas, namun perilakunya tidak mencerminkan kualitas isi pikirannya. Sosok sosok jagoan ini begitu peduli dengan reputasi sosial dan reputasi akademisnya, namun mereka terbenam dalam kebekuan pikiran yang membuatnya sulit untuk merubah perilaku membuka alam sadarnya.

Allah berfirman :

قل هل ننبئكم بالأخسرين أعملا الذين ضل سعيهم في الحيوة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنقا

"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya ?

yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik baiknya"

( QS Al Kahfi 102 - 103 )

GROWTH MINDSET DAN FIXED MINDSET

Mereka yang memiliki Fixed mindset atau pemikiran tetap semata mata mengandalkan talenta, kemampuan, dan pengetahuan yang dia miliki. Mereka hanya fokus kepada hasil (result), semua itu justru membutakan hasil yang menjadi standar ukuran pencapaian mereka. Sementara orang yang memiliki Growth mindset atau pertumbuhan pemikiran tidak membatasi diri pada talenta dan pengetahuan yang dia miliki, mereka justru mengandalkan hasrat untuk berubah dan upaya untuk bertumbuh. Mereka lebih peduli terhadap usaha dan proses pencapaian, daripada hasil semata. Bagi orang yang memiliki Growth mindset hasil hanyalah sebuah indikator, bukan target akhir yang hendak diburu. Setiap upaya pertumbuhan selalu menghadirkan kemunduran atau Growth involves setbacks, kemunduran seperti inilah yang dihindari oleh para jagoan Fixed mindset karena hal itu akan mengganggu atau merugikan reputasi mereka. Padahal hukum alam sudah mengajarkan kepada kita bahwa hidup ini selalu Antonim, tidak ada kebangkitan tanpa kejatuhan, tidak ada pula kemajuan tanpa kemunduran.

Allah berfirman :

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

"Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum ( kafir ) itupun mendapat luka yang serupa dan masa kejayaan dan kehancuran itu Kami pergilirkan diantara manusia agar mereka mendapat pelajaran dan supaya Allah membedakan orang orang yang beriman dengan orang orang yang kafir, supaya sebagian kamu dijadikan Nya syuhada dan Allah tidak menyukai orang orang yang zalim" (QS Al Imran 140)

Pertumbuhan dan kemajuan seseorang bukanlah semata mata terkait perkara derajat akademis, pengetahuan, ataupun ambisi tetapi cara pandang atau mindset. Kompetensi dan ambisi yang setinggi langit seringkali melahirkan mindset yang keliru, seperti yang ditunjukkan oleh para jagoan Fixed mindset di atas. Alih alih melahirkan mindset pertumbuhan, lentera pendidikan, dan pengetahuan yang tinggi justru membuat orang membutakan mata penglihatannya sendiri. 

Tauhid Cyber Indonesia 🇮🇩 menyebut sosok sosok seperti itu sebagai orang orang yang terdidik (Educated), namun tidak tercerahkan (Enlightened). Pendidikan sejati adalah mencerahkan pikiran, mengasah iman, dan membangkitkan alam kesadaran, pendidikan sejati bukanlah mengasah akal dengan menuntut bukti, menambah pengetahuan, atau memperluas wawasan.

Diriwayatkan Ibnu Umar ra, ada laki laki dari kalangan Anshar bertanya kepada Nabi Muhammad : 

”Mukmin manakah yang paling cerdas ??”

Nabi berkata : 

”Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati, mereka itulah orang orang yang cerdas"

( HR Ibnu Majah )

----

Sumber : Tauhid Cyber Indonesia 🇮🇩

Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?