BAHAYA MENYELISIHI AJARAN RASULULLAH ﷺ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Saudaraku rahimakumullah ketahuilah, meneladani sunnah Rasulullah ﷺ adalah jalan hidayah, dan menyelisihi sunnah beliau adalah jalan kesesatan.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
"Dan apabila kalian menaati Rasul maka kalian akan mendapatkan hidayah." [An-Nur: 54]
Allah 'azza wa jalla juga berfirman,
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi petunjuk Rasul itu takut akan ditimpa 'fitnah' atau ditimpa azab yang pedih.” [An-Nur: 63]
Sahabat yang Mulia Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu berkata,
لست تاركا شيئا كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعمل به إلا عملت به، وإني لأخشى إن تركت شيئا من أمره أن أزيغ
“Aku tidak pernah meninggalkan satu pun yang pernah diamalkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kecuali aku mengamalkannya, dan sungguh aku takut apabila aku meninggalkan satu perintah beliau maka aku akan tersesat." [Al-Ibaanah libni Batthoh, 1/246]
Al-Imam Ibnu Batthoh rahimahullah mengomentari,
هذا يا إخواني الصديق الأكبر يتخوف على نفسه من الزيغ إن هو خالف شيئا من أمر نبيه صلى الله عليه وسلم فماذا عسى أن يكون من زمان أضحى أهله يستهزئون بنبيهم وبأوامره ويتباهون بمخالفته ويسخرون بسنته! نسأل الله العصمة من الزلل والنجاة من سوء العمل
“Inilah wahai saudara-saudaraku Ash-Shiddiq yang terbesar, mengkhawatirkan dirinya akan tersesat apabila ia menyelisihi satu perintah Nabinya shallallahu'alaihi wa sallam, maka apakah yang akan terjadi terhadap orang-orang yang mengolok-olok Nabi mereka dan perintah-perintah beliau di masa ini, serta bangga dengan menyelisihi beliau dan mempermainkan sunnah beliau...!? Kita memohon kepada Allah penjagaan dari kesesatan, dan keselamatan dari amalan yang jelek." [Al-Ibaanah, 1/246]
Al-Imam Malik rahimahullah berkata,
وَأَيُّ فتنة أعظم من أن ترى أنك سبقت إِلَى فَضِيلَةٍ قَصَّرَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ إِنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ: {فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}
"Fitnah apakah yang lebih besar daripada engkau menganggap dirimu mampu mendahului Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk melakukan satu kebaikan yang tidak beliau lakukan?! Padahal Allah ta'ala telah berfirman: Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi petunjuk Rasul itu takut akan ditimpa 'fitnah' atau ditimpa azab yang pedih." [Al-I’tishom, 1/231-232]
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,
الفتنة الشرك لعله إذا رد بعض قوله أن يقع في قلبه شئ من الزيغ فيهلك
“Fitnah adalah kesyirikan, bisa jadi jika ia menolak sebagian ucapan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka muncul dalam hatinya satu bentuk kesesatan, lalu membinasakannya.” [Lihat Ash-Shorim Al-Maslul (1/59) dan Taisirul ‘Azizil Hamid, hal. 483]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Allah ta’ala memulai pertama kali (dalam ayat ini) dengan azab berupa fitnah sebelum azab yang pedih (yang akan menimpa badan), sebagai isyarat terhadap munculnya penyakit hati dan fitnah bagi hati, itu lebih keras dibanding azab yang pedih (yang menimpa badan) berupa kekeringan, gempa bumi, banjir dan semisalnya, yang diakibatkan karena penyelisihan terhadap Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” [Syarhul Ushul min ‘Ilmil Ushul, hal. 151]
✍ Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah
Sumber: https://web.facebook.com
Komentar
Posting Komentar