Cara Membangunkan Sahur Umat di Zaman Nabi Muhammad SAW

Cara Membangunkan Sahur Umat di Zaman Nabi Muhammad SAW

Di bulan Ramadan banyak sekali tradisi berkembang di tengah masyarakat yang masih asli dan merupakan perintah langsung syariat Islam. Namun ada juga tradisi yang bukan perintah langsung syariat Islam yang keduanya dikerjakan di bulan Ramadan.

Di antara tradisi itu ada yang hukumnya wajib, seperti melakukan ibadah puasa itu sendiri. Dan ada yang hukumnya sunnah, seperti makan sahur. Adapun tradisi yang bukan perintah langsung yaitu membangunkan orang sahur.

Masyarakat Indonesia memiliki cara-cara unik dan berbeda saat membangungkan sahur. Misalnya ada yang membangunkan sahur menggunakan bedug, mengetuk tiang listrik, menggunakan pengeras suara masjid bahkan di beberapa daerah terpencil ada yang membangunkan sahur dengan mengetuk pintu-pintuh rumah warga.


Tradisi ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi.

Bagaimana Cara yang Benar?
Cara yang benar adalah dengan adzan awal.

Adzan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di waktu pagi ada :

a. Adzan awal. Dilakukan sebelum terbit fajar shodiq oleh Bilal bin Rabah.

b. Adzan subuh. Dilakukan setelah terbit fajar subuh oleh sahabat Abdullah bin Ummi Maktum.

Jarak antara adzan Bilal dan Ibnu Ummi Maktum tidak terlalu jauh. Karena itu, para sahabat yang mengakhirkan makan sahur masih bisa menjumpai adzannya Bilal.

Beliau bersabda:

إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ لِيُنَبِّهَ نَائِمَكُمْ وَيُرْجِعَ قَائِمَكُمْ

“Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh), untuk membangunkan orang yang tidur diantara kalian dan orang yang tahajud bisa kembali istirahat (untuk persiapan subuh).” (HR. Nasai, 2170)

Dalam riwayat yang lain:

لاَ يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ مِنْ سَحُورِهِ

“Jangan sampai adzan Bilal membuat kalian untuk menghentikan makan sahurnya…” (HR. Bukhari 7247).

Dalam riwayat yang lain:

“إن بلالا يؤذن بليل، فكلوا واشربوا حتى يؤذن ابن أم مكتوم”

“Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh). Makan dan minumlah kalian, sampai Ibnu Ummi Maktum Adzan.” (HR. Muslim 1092).

Itulah yang sesuai sunah. Adzan dua kali menjelang subuh dan ketika subuh dengan dua orang yang berbeda. Agar orang bisa perhatian dengan sahur atau shalat malam.

Allahu a’lam

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Perbedaan Muhammadiyah dengan Wahabi