MENYAMPAIKAN HIDAYAH..

Saat jiwa tenang berada diatas aqidah yg benar dan lurus...

Adakah kita punya harapan agar orang-orang juga bisa merasakan agar orang lain juga merasakan hal yg sama..?

Saat kita bahagia berpegang teguh kepada sunnah Nabi Sallallahu alaihi wasallam.

Saat kita merasakan indahnya hidup diatas sunnah Nabi, adakah keinginan didalam hati kita agar mereka juga merasakan manisnya iman berada diatas sunnah Nabi..?

Jalan yg ditempuh oleh rasulullah dan sahabat Radiallahu anhum. Jika iya, apa yg sudah kita lakukan..?

Bukan kah tanda kasih sayang kita kpd saudara kita adalah saat kita menginginkan kebaikan yg sama untuk saudara kita..?

Marilah kita sekuat tenaga, sesuai kapasitas kita, mengajak saudara-saudara kita  agar memahami agama yg haq ini, merealisasikan tauhid.

Dengan kembali kepada Alquran sunnah sebagai panduan hidup dan ittiba kepada sunnah-sunah Nabi.

Menjauhi semua bentuk kesyirikan kebid'ahan khurofat dan kembali kepada agama Islam yg murni, yaitu jalan yg ditempuh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan sahabat.

Karena Sungguh mengenal sunnah adalah nikmat yang tiada tara dan tidak ada bandingannya setelah nikmat Islam.

Abul Aliyah rahimahullah mengungkapkan:

"Aku tak tahu, nikmat mana lagi yang paling  berharga di antara dua nikmat yang kuraih.

Apakah nikmat Allah (lantas) aku memeluk Islam.

Ataukah nikmat (hidayah sunnah, sehingga) Dia tidak menjadikanku seorang Haruriy (pengikut Khawarij, sekte pertama yang menyeleweng dari kemurnian Islam)." 

(Tarikh Dimasyq, no. 16494. Ibnu )

"KATAKANLAH..INI JALANKU.AKU DAN ORANG2 YG MENGIKUTIKU. (BERDAKWAH)MENGAJAK KEPADA ALLAH DENGAN ILMU YG NYATA. MAHA SUCI ALLAHDAN AKU TIDAK TERMASUK ORANG-ORANG YANG MUSYRIK "(Qs.SURAH YUSUF.108)

Tugas kita hanya menyampaikan..

Allah ta'ala berfirman:

مَن يَهدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلمُهتَدِ وَمَن يُضلِل فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيّا مُّرشِدا

“Barangsiapa yg diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendapat petunjuk; dan barangsiapa yg disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yg dapat memberi petunjuk kepadanya.”

(QS. Al-Kahfi: 17)

Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman..

“Wahai hamba hamba-Ku, setiap kalian sesat, kecuali orang yg telah Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku, niscaya Aku beri hidayah kepada kalian.”

(HR. Bukhari-Muslim)

Mereka adalah para Rasul dan orang orang yg berjalan dijalan dakwah bersama mereka, alangkah indahnya jika kita termasuk kedalam golongan tsb, berapa banyak pahala yg akan kita dapatkan jikalau kita menjadi sebab seseorang mendapat hidayah.

Dalam Perang Khaibar Rasulullah ﷺ memberikan bendera perang kepada Sayiduna Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, kemudian bersabda:

فَوَ اللهِ ، لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرِ النَّعَمِ

“Demi Allah, apabila Allah memberikan hidayah kepada seorang laki laki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta unta merah.”

(Muttafaq ‘Alaih).

Nabi ﷺ bersabda dalam hadits lain:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدىً كَانَ لَهُ مِنَ الَأجْرِ مِثلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ ، لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئاً

“Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang orang yg mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikit pun.”

(HR. Muslim).

Bahkan tidak sampai disitu, pahala orang yg berdakwah dan menyampaikan ilmu yg bermanfaat akan terus mengalir walaupun ia meninggal dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara: Sedekah jariah, Ilmu yg bermanfaat, dan Anak shalih yg mendoakan untuknya.”

(HR. Muslim).

Semoga Allah ta’ala senantiasa memberi hidayah kepada kita, dan menjadikan kita sebagai sebab hidayah bagi orang lain.Aamiin.

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab