BERSALAM-SALAMAN SELESAI SHOLAT, TRADISI YANG DIANGGAP SUNNAH


BERSALAM-SALAMAN SELESAI SHOLAT, TRADISI YANG DIANGGAP SUNNAH

Apakah ada tuntunan ataukah dibolehkan berjabat tangan setelah salam..???

Yang jelas berjabat tangan ada tuntunannya apalagi ketika bertemu bahkan di dalamnya terdapat keutamaan yaitu akan diampuni dosa.

Dari Al Bara’ bin ‘Azib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا.

“Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu keduanya berjabatan tangan, kecuali akan diampuni keduanya sebelum berpisah”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (5212), At-Tirmidziy dalam As-Sunan (2727), Ahmad dalam Al-Musnad (4/289), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (3/32/no.2718)]

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْمُؤْمِنَ وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرُ.

“Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan seorang mukmin, dan mengambil tangannya, lalu ia menjabatinya, maka akan berguguran dosa-dosanya sebagaimana daun pohon berguguran”. [HR. Ath-Thabraniy dalam Al-Ausath (245). Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib (no.2720)]

كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا.

“Dulu para sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, apabila mereka bertemu, maka mereka berjabatan tangan. Jika mereka datang dari safar, maka mereka berpelukan”. [HR. Ath-Thabraniy dalam Al-Ausath. Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (2719)]

Namun apa yang terjadi jika perbuatan terpuji ini dilakukan tidak pada tempat yang semestinya?! Tidak ada kebaikan yang didapat, bahkan pelanggaran syari’atlah yang terjadi, dan perpecahan, karena ada sebagian jama’ah, jika selesai sholat, ia langsung menjabati orang. Jika tidak dilayani jabatan, maka ia marah, dan jengkel kepada saudaranya yang tak mau jabatan setelah sholat.

Jadi misalnya ketika kita bertemu, lalu berjabat tangan, itu adalah suatu hal yang baik. Begitu pula ketika bertemu di masjid baik sebelum shalat dimulai ataukah sesudah shalat, lalu berjabat tangan saat itu karena baru bersua lagi, itu termasuk amalan baik.

Namun satu hal yang patut dipahami untuk masalah ibadah shalat, apakah ada kekhususan berjabat tangan setelah itu yaitu setelah salam?

Jawabnya, TIDAK ADA kebiasaan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum berjabat tangan setelah salam seperti itu. Yang ada, mereka punya kebiasaan berdzikir setelah salam, yaitu dengan membaca istighfar sebanyak tiga kali dan dzikir² lainnya.

Namun patut dipahami bahwa ada dua keadaan yang dibolehkan untuk berjabat tangan setelah salam;

1. Berjabat tangan karena baru bersua lagi dengan kerabat, teman atau rekan kerja, lalu berjabat tangan setelah salam BUKAN KARENA KEBIASAAN setelah salam, namun karena baru berjumpa kembali.

2. Meladeni orang yang menyodorkan tangannya setelah salam karena yang melakukannya tidak tahu akan hukumnya. Hal ini dilakukan demi melembutkan hatinya karena dakwah dibangun dengan kesantunan dan kelemah-lembutan.

-----

Bersalaman atau berjabat tangan setelah melakukan shalat seperti dalam video diatas, maka itu tidak ada dasarnya bahkan banyak ulama menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah. Karena tidak ada seorangpun para sahabat atau salaf shalih yang melakukannya atau berjabat tangan dengan orang sekitarnya setelah selesai sholat.

Diantara ulama yang menghukuminya sebagai bidah adalah:

[1]. Al-‘Iz bin Abdussalam rahimahullah yang dijuluki sulthan al-Ulama menyatakan:

“Berjabat tangan (bersalaman) setelah selesai shalat Shubuh dan ‘Ashr adalah bidah."

(Fatâwâ al-‘Iz bin Abdissalam hlm. 46 dinukil dari al-Qaulul Mubîn Fi Akhthâ’il Mushallîn hlm. 294).

[2]. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah mengatakan:

“Adapun bersalaman setelah shalat maka itu bid’ah."

(Silsilah Ahâdîts Shahîhah 1/23).

[3]. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa,

"Bersalaman model ini tidak diketahui dasarnya dari perbuatan para sahabat."

(Fatâwâ Manârul Islâm, 1/218).

[4]. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Ali Jibrîn hafizhahullah berkata:

"Banyak orang yang shalat menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan orang yang disampingnya. Hal itu dilakukan setelah salam dari shalat wajib dan mereka berdoa dengan mengucapkan: Taqabbalallâhu. Ini adalah kebidahan yang tidak pernah dinukilkan dari para salaf."

(al-Qaulul Mubîn fi Akhthâil Mushallîn, hlm. 293).

"Berjabat tangan dianjurkan, akan tetapi menetapkannya setiap selesai shalat fardhu tidak ada contohnya, atau setelah shalat shubuh dan ‘Ashar, maka perbuatan ini adalah bid’ah."

(Al-Qaulul Mubiin fii Akhbhaa-il Mushaliin hal. 294-295 dan Silsilah al-Ahaadiits Ash-sgahiihah I/53).

Dengan demikian, jelaslah bahwa perbuatan ini adalah perbuatan bid’ah dan kita harus segera meninggalkannya.

Allahu a'lam

Hanya Allah Maha Pemberi Taufik

Baca juga : Setelah shalat berzikirlah, bukan berdoa...!

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Perbedaan Muhammadiyah dengan Wahabi