Belajar Islam Lewat Google atau Youtube


Belajar sama buku juga belum terjamin kebenarannya, itu tergantung siapa yang menulisnya, nah sama juga halnya belajar lewat google dan youtube atau internet.., dan ini tergantung siapa yang upload atau siapa itu youtuber-nya.

Ada sebahagian orang beranggapan bahwa Belajar Islam Lewat Google tidak dibolehkan?.

Jadi sebenarnya bukannya tidak boleh memanfatkan Google dalam mencari informasi tertentu, termasuk informasi masalah agama. Hanya saja kita harus tahu bahwa Google bukanlah sumber ilmu agama secara langsung. Google sebuah robot mesin pencari yang mampu mencari dengan cepat beragam informasi yang berserakan di dunia maya.

Google sendiri bukan sumber informasi, tapi berfungsi sekedar memberi clue atau jejak saja, yang masih harus ditelurusi lebih lanjut, entah nanti jejak itu sampai ke tempat yang benar atau juga ke tempat yang tidak benar. Buat Google, benar salahnya informasi itu tidak ada urusan.

Bagaimana Mengambil Manfaat Dari Google Dalam Belajar Agama?

Tentu tidak bijaksana kalau kita hanya menyalah-nyalahkan saja tanpa memberi solusi. Di awal sudah dikatakan bahwa Google tetap bisa dimanfaatkan, asalkan tahu aturan dan batasannya.

Contohnya, ketika kita butuh informasi tentang sebuah hadits yang kita tidak tahu siapa perawinya. Untuk itu Google bisa digunakan dalam batasan tertentu. Caranya, ketikkan potongan haditsnya dalam bahasa Arab, misalnya : إنما الأعمال بالنيات lalu cari.

Kita akan diberikan sekian banyak link yang bisa kita pilih oleh Google. Dari sini kecerdasan kita mulai diuji, pilih link yang mana seharusnya?

Anggaplah kita memilih sebuah situs yang menampilkan teks hadits itu. Tertulis disana informasi yang lengkap, yaitu matan dan sanadnya, lalu disebutkan adanya di kitab apa, jilid berapa dan halaman berapa. Kalau pas beruntung seperti ini, tentu bagus sekali.

Cuma satu hal yang penting untuk diketahui, level informasi itu masih terlalu rendah. Sebab kita belum membuka langsung hadits itu di dalam kitab aslinya. Kita cuma baca tulisan orang entah dia benar atau keliru tentang informasi awal mengenai hadits tersebut. Oleh karena itu level informasi dari mbah Google ini masih bersifat 'konon kabarnya' dan belum ditahqiq sesuai dengan prosedur.

Untuk itu kita wajib buka kitab rujukan yang disebutkan dalam tulisan itu dan kita tahqiq, apa benar si penulis mengatakan demikian. Dan nanti baru ketahuan seberapa hoax tulisannya.

Tetapi kadang kita kejeblos pada situs yang jelek, penulisnya pun jelek juga. Memang ada teks hadits itu dalam bahasa Arab, tapi tidak disebutkan info penting selanjutnya. Tidak ada perawinya, tidak ada kitab rujukannya, bahkan tidak jelas siapa yang menulis artikel ini. Nah, inilah bukti bahwa Google tidak sepandai yang kita kira.

Bahkan kalau lagi apes, boro-boro dapat haditsnya, yang ada cuma kumpulan link-link tidak jelas, isinya iklan dan virus yang siap menghancurkan komputer kita. Atau lebih sial lagi, kita ketemu link dari orang jahil yang menulis sesuatu tanpa ilmu, sehingga alih-alih kita dapat pencerahan malah dapat kesesatan.

Daftar : DA'I-DA'I PARA ASATIDZ AHLUSSUNNAH MANHAJ SALAF YANG RECOMMENDED UNTUK DI AMBIL ILMUNYA [KLIK DISINI]

Baca juga artikel terkait :
Jadi kesimpulannya, informasi dari Google itu jangan dulu langsung dipercaya. Prinsipnya, tulisan hasil pencarian di Google itu harus dianggap keliru dulu dan dibuang saja dulu, sampai nanti ada sekian banyak pembanding yang mumpuni dan bisa menguatkan kebenarannya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

(Sumber : rumahfiqih.com)

Komentar

Kajian Populer

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?

Di Masa Kelam, Masjidil Haram mempunyai 4 Mihrab