Mempersoalkan Allah punya tangan, mengiyakan semut pakai antena kenapa?
Pernahkah menonton saluran televisi Discovery Channel yang mengupas tentang dunia hewan. Mereka memuat berbagai informasi tentang hewan hingga makhluk kecil seperti serangga. Disana dikatakan bahwa semut berkomunikasi melalui antenna yang ada dikepala mereka, ratu lebah memberi sinyal ini dan itu sesuatu yang tidak mungkin bisa kita lihat dengan indera. Dan semua takjub mengiyakan apa yang mereka informasikan. Mengapa? Karena kita mengetahui bahwa mereka berhari-hari bulan bahkan tahun melakukan penelitian untuk menyimpulkan hal tsb. Sehingga semua orang menyepakati keabsahan informasi yang mereka berikan tentang dunia serangga padahal kita tidak bisa melihatnya dengan mata, mendengarnya dengan telinga merasakannya dengan panca indera.
Maka informasi tentang Allah, sifat-sifat-Nya yang tidak bisa dirasa dengan indera manusia sudah seharusnya kita sandarkan kepada Al-Quran dan Hadis Nabi yang shahih yang merupakan sumber utama informasi tentang ketuhanan. Jika seandainya Al-Quran mengatakan Allah memiliki tangan. Maka kita yakini bahwa Allah memiliki tangan tanpa harus mempertanyakan bagaimana tangan Allah. Kita tidak pernah mempermasalahkan alasan pluto dikeluarkan oleh NASA dari barisan planet yang mengorbit Matahari. Sebegitu percaya kita pada NASA. Apakah kita tidak bisa memposisikan Al-Quran diatas NASA?
---
Imam Asy Syafi’i sampai berkata : مَا جَهِلَ النَّاسُ، وَلاَ اخْتَلَفُوا إلَّا لِتَرْكِهِم لِسَانَ العَرَبِ، وَمِيلِهِمْ إِلَى لِسَانِ أَرْسطَاطَالِيْسَ. “Tidaklah manusia itu menjadi jahil (dalam masalah agama), kecuali karena mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih condong pada perkataan Aristoteles” (Siyar A’lamin Nubala, 8/268). Karena ahlul kalam tidak mau meyakini ayat-ayat tentang sifat Allah dengan kaidah bahasa Arab, namun malah memaknainya dengan filsafat Aristoteles sehingga mereka terjerumus dalam ta’thil, tahrif dan ta’wil.
Simak video berikut :
Komentar
Posting Komentar