Sesungguhnya Memungut sampah itu Ibadah


Sekecil apapun sampah pungut dan besihkanlah, karena kebersihan adalah bagian kesehatan dan keindahan

Kebersihan adalah hal yang mutlak untuk diri kita, karena kebersihan dapat menjaga kesehatan dan keindahan. Islam mengajarkan agar umatnya selalu menjaga kebersihan, seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sbb :

“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. At-Tirmizi) 

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan,

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ
 
“Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR Ath-Thabrani).

Hadits lain menyebutkan,

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ , نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ , كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ , جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ , فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ 
 
“Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan mencintai kebersihan, Mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan mencintai kebagusan, bersihkanlah rumahmu….” (H.R.Tirmidzi dari Saad). 

Sunah juga menyaratkan supaya kita bersikap hati-hati terhadap sesuatu yang dapat mendatangkan penyakit atau bahaya bagi jiwa dan tubuh kita, hal ini merupakan perintah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sbb :

“Tutuplah mangkuk tempat makanan (bila di dalamnya terdapat makanan atau minuman) dan tutuplah bibir timba, tutuplah pintu, matikan lampu (pada waktu malam sebelum tidur), karena setan  tidak akan  dapat membuka timba dan tidak akan membuka mangkuk tempat makanan.” (HR Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).   

Lalu, bagaimana Islam memberi makna kebersihan tersebut, yang menarik dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar bahkan melakukannya sendiri, bukan hanya membersihkan badan kita, tetapi pakaian, rumah, halaman, kendaraan dan lain-lain.  Mencuci diambil dari kata “mensucikan”, membuat suci yang identik dengan bersih.  Ini artinya, apapun yang ada harus dibersihkan atau disucikan.

Aspek Kebersihan dalam Islam :

Bersihkan Lingkungan

Kebersihan lingkungan ini erat kaitannya dengan kesehatan. Lalainya dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Awal membersihkan lingkungan adalah dengan membuang sampah. Sebagaimana ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah dengan sedekah.

Sering kita dengar mewabahnya Demam Berdarah (DBD). Salah satu sebab mewabahnya DBD adalah karena kurangnya menjaga kebersihan. Kita sudah banyak mengetahui tentang pencegahan DBD, salah satu cara yang biasa dilakukan adalah menutup penampungan air, dan jangan sampai ada air yang tergenang, karena itu bisa menjadi sarang nyamuk. Sudah sejak berabad-abad yang lalu Islam memerintahkan hal ini, dan ini salah satu bukti bahwa Islam tak hanya membahas tentang bagaimana solat saja, tapi Islam itu luas.

Sunah juga menyaratkan supaya kita bersikap hati-hati terhadap sesuatu yang dapat mendatangkan penyakit atau bahaya bagi jiwa dan tubuh kita, hal ini merupakan perintah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. “Tutuplah mangkuk tempat makanan (bila di dalamnya terdapat makanan atau minuman) dan tutuplah bibir timba, tutuplah pintu, matikan lampu (pada waktu malam sebelum tidur), karena setan  tidak akan  dapat membuka timba dan tidak akan membuka mangkuk tempat makanan.” (HR Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari sampah dan atau kotoran atau sesuatu yang dinilai kotor.  Kotoran yang melekat apda badan, pakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Umpamanya badan terkena tanah atau kotoran tertentu, maka dinilai kotor secara jasmaniyah, tidak selamanya tidak suci.  Jadi, ada perbedaan antara bersih dan suci.  Mungkin ada orang yang tampak bersih, tetapi tak suci.  Namun, yang kotor dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Hadits-hadits yang menjelaskan atas kepedulian Rasul terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, sebagai berikut:

Kebersihan Lingkungan Sebagian dari Iman

Hadits yang diterima dari Abu Hurairah,

اَلْإِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً، فَأَعْلاَهَا شَهَادَةُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ 

“Iman itu adalah 69 cabang.  Maka yang utamanya ialah kalimah lLa ilaha illa allah dan yang paling rendahnya ialah membuang kotoran dari jalan dan malu itu cabang dari keimanan” (HR.Muslim, Abu Daud, al-Nasai, dan Ibn Majah)

Kebersihan Lingkungan adalah Shadaqah

Hadits yang diterima dari Abu Hurairah,

كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُ لَهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ

“Setiap salamku dari orang-orang adalah shadaqah; setiap hari yang terbit matahari sehingga ia adil antara dua orang adalah shadaqah; dan menolong orang atas kendaraannya memangkunya atau mengangkat barang-barangnya adalah shadaqah; dan kalimah yang baik adalah shadaqah; dan setiap langkah yang dilangkahkan untuk shalat adalah shadaqah dan menunjukan jalan adalah shadaqah dan membuang gangguan dari jalan adalah shadaqah”. (HR Ahmad).

Selanjutnya mengotori Tempat Ibadah Perbuatan tidak Senonoh

Hadits diterima dari Abu Dzar dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

عُرِضَتْ عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي حَسَنُهَا وَ سَيِّئُهَا فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُمَاطُ عَنْ الطَّرِيقِ وَ وَجَدْتُ فِي مَسَاوِئ أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ تَكُونُ فِي الْمَسْجِدِ لَا تُدْفَنُ
 
“Disodorkan padaku amal yang umatku yang baiknya dan yang buruknya.  Maka aku dapatkan yang baik-baiknya adalah gangguan dari jalan dan kau dapatkan sejelek-jeleknya adalah mendahak di masjid” (HR.al-Tahabrani)

Memelihara Kebersihan adalah Suatu Kebaikan

Hadits diterima dari Abu Darda, yang artinya: 

”Barangsiapa yang membuang dari jalan umat Islam sesuatu yang mengganggu mereka, maka akan dicatat oleh Allah perbuatan itu kebaikan dan barangsiapa yang dicatat kebaikannya oleh Allah, maka akan dimasukan ke dalam surga”. (HR Ath-Thabrani).

Peduli lingkungan termasuk kasih saying pada yang lain

Hadits dari Ibn Addi, artinya: 

“Rasulullah melarang seseorang buang air di bawah pohon berbuah dan di tepi sungai (yang mengalir)”. (HR.Ibn Addi)

Dilarang mengotori (populasi) tempat umum

Hadits dari Ibn Addi, artinya

”Rasulullah melarang seseorang buang air di bawah pohon berbuah dan di tepi sungai (yang mengalir)” (HR. Ibn Addi)

Untuk kesegaran jasmani (kesehatan) perlu memelihara lingkungan hidup 

Sering kita melihat melihat kebanyakan halaman rumah, kamar, dan toilet banyak berserakan sampah-sampah. Padahal kebersihan adalah sesuatu yang dicintai Allah Ta’ala bukan? 

Nabi bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi.” (HR. At-Tarmizi)

Jadi kebersihan adalah hal yang mutlak untuk diri kita, karena kebersihan dapat menjaga kesehatan dan keindahan. Islam mengajarkan agar umatnya selalu menjaga kebersihan, seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sbb : 

“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. At-Tirmizi)  

Hadis di atas menegaskan bahwa Allah sangat mencintai kebersihan. Ya, untuk mendapatkan cinta Allah, salah satu jalannya adalah selalu menjaga kebersihan diri dan ruhiyah atau hati (jiwa). Bagaimana mungkin bisa tumbuh rasa cinta kepada Allah Ta’ala jika hati tidak  bersih dari berbagai penyakit hati. 

Bersihkan Hati 

Nah.., terakhir bersihkan hati, dengan hati yang bersih insya Allah jiwa menjadi tenang, jasmani menjadi sehat. Dalam bersihnya hati, yang pertama adalah ikhlas, apabila kita tidak ikhlas, bukan hati bersih yang kita dapatkan, namun itu akan menjadi sebab kotornya hati. 

Ikhlas adalah segala kecenderungan pada Allah, menjadikan keridhaan Allah sebagai alasan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Allah berfirman mengenai hakikat ikhlas.

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥
 
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Qs. Al-Bayyinah [98]: 5).

Ayat diatas mempertegas bahwa ikhlas adalah salah satu kunci kebersihan hati. Jadi, bisa simpulkan, lingkup dari kebersihan temasuk dalam kesehatan jasmani dan rohani. Bagaimana tidak, bila jiwa dan raga kita bersih, maka yang akan kita dapatkan adalah kesehatan, kedamaian dan keindahan. 

Simak video berikut : "Ketidak pedulian lingkungan adalah salah satu bentuk kezaliman"


Begitulah Islam mengajarkan pada kita hikmah dari kebersihan. Wallahu A’lam.

“... Janganlah malas dan tinggi hati untuk membersihkan lingkungan sendiri, karena semua kebersihan itu akan bermuara untuk ketenangan dan kenyaman diri sendiri ...”


Komentar

Kajian Populer

Rekam jejak sikap oknum dan PBNU selama sekitar 100 tahun terakhir terhadap Muslimiin yang bukan NU

Adi Hidayat : "Dubesnya NU di Muhammadiyah"

Makkah Royal Clock Tower adalah "Tanduk Setan" di kota Nejd...?